– Apa itu teori pembentuk kepribadian menurut Charles Horton Cooley? Simak penjelasannya berikut ini! Jelaskan proses pembentukan kepribadian.
Naluri manusia untuk selalu hidup dgn orang lain disebut gregariuosness (Soekanto, 2017). Atad naluri itu pula manusia hidup dlm golongan, komunitas, & penduduk .
Setiap kumpulan manusia itu memiliki aturan-aturan yg berbeda. Satu sama lain memiliki pedoman kehidupan yg berbeda.
Individu yg hidup dlm kondisi tersebut berdasarkan Charles Horton Cooley akan terbentuk kepribadiannya.
Teori Pembentukan Kepribadian Menurut Charles Horton Cooley
Pada dasarnya teori ini ialah teori yg sama dgn looking glass self.
Cermin diri atau looking glass self menjelaskan posisi penduduk yg menjadi penilai yg menggambarkan diri seorang individu.
Masyarakat seperti cermin bagi individu untuk belajar mengidentifikasi dirinya melalui penilaian & pandangan masyarakat itu.
Ritzer & Goodman (2007) menginterpretasikan looking glass self Cooley selaku imajinasi diri seseorang yg muncul.
Dalam fikiran yg diputuskan oleh sikap terhadap hubungan pikiran & perasaan dgn fikiran orang lain lewat proses sosial.
Tidak banyak yg menyadari bahwa proses bercermin diri ini ternyata memilih kepribadian diri seseorang.
Kepribadian insan memang dibuat bukan dibawa oleh kelahirannya. Meskipun masih ada perdebatan perihal sifat ayah ibu yg dibawa melalui gen.
Tetapi dlm kemajuan kehidupan, insan lebih mirip gerabah yg dibuat melalui aspek eksternal.
Proses bercermin diri alias pembentukan kepribadian ini menurut Cooley terbagi menjadi tiga fase.
Berikut fase pembentukan diri tersebut yaitu :
1. Tahap mengetahui diri dr pandangan orang lain
Tahap ini berisi proses membayangkan tampilan diri di mata orang lain. Biasanya dengan-cara natural seorang anak akan menilai dirinya mempunyai perbedaan dgn orang lain.
Ia merasa paling unggul/lazimsaja dibanding dgn orang lain. Sobat perlu tau perasaan ini dibuat oleh pola asuh orang renta.
Anak-anak yg umummendapat kasih sayang dr orang renta, perhatian, hingga pujian akan membentuk kepribadiannya yg percaya diri.
Diluar dr lingkungan keluarga atau rumah seorang anak akan merasa sungguh hebat.
Sementara bawah umur yg lahir dgn keterbatasan ekonomi, tekanan kehidupan, sikap temperamen.
Atau cuek orang tuanya akan membentuk dirinya merasa kecil, kurang bisa menyesuaikan diri.
2. Tahap merasakan penilaian orang lain
Pada tahap ini bawah umur mulai merasa ada penilaiaan-evaluasi yg tiba padanya.
Bisa jadi ia menemukan evaluasi itu dr ucapan, pandangan, atau perlakuan masyarakat padanya.
Pada tahap ini ia mulai mengidentifikasi dirinya akan evaluasi itu baik atau buruk, benar atau salah, mahir atau tak bergotong-royong ia, dsb.
3. Tahap pengaruh evaluasi orang lain.
Proses ini ialah ujung dr pembentukan kepribadian. Jika penilaian orang lain sukses diidentifikasi.
Misalnya selaku anak yg baik, hebat, & taat, ia akan percaya pada langkah-langkah-tindakannya untuk tetap berada dlm kebaikan.
Jika seorang anak dianggap berilmu, ia kemudian berupaya keras untuk menerangkan kembali perkataan itu.
Dengan menjadi juara walaupun semakin usang ia tau pelajaran sekolah kian sukar & banyak anak yg arif pula.
Begitu pula jika seorang anak dianggap badung oleh orang lain, ia akan merasa kecil hati. Seringnya ia menawan diri dr partisipasi positif.
Atau bahkan tetap mengulangi kejahilannya alasannya adalah kalau ia berbuat baik pasti masyarakat takkan mempercayainya.
Tahap terakhir itu mesti diselesaikan oleh agen-agen sosialisasi agar tak melalui batas.
Misalnya anak yg sering berprestasi & anak yg baik harus diberitahu untuk tak bahagia kalau dipuji.
Sebab ia akan berlebihan dlm mendapatkan pujian & menjadikan sikap sombong serta kurang bersyukur.
Sedang anak yg nakal harus diberikan pengertian bahwa ia mampu berkembang sesuai potensinya & menjelaskan perilaku-perilaku yg kurang baik untuk dikesampingkan.
Nah jadi pembentukan kepribadian terperinci dipengaruhi oleh penduduk bukan? Itulah tadi teori pembentukan kepribadian ala Cooley. Semoga berfaedah!
Penulis Artikel : Sandewa Jopanda
Referensi :
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana