Teori Sosiologi Struktural Fungsional Emile Durkheim

 < alt="Teori Sosiologi Struktural Fungsional Emile Durkheim Teori Sosiologi Struktural Fungsional Emile Durkheim" border="0" data-original-height="450" data-original-width="827" src="https://wordpress//a/AVvXsEiQCiXDNj5_fsSS6BuX_URd_UbBN1IJV_LqUKQBXL5O4pTjTOUElf4HAvsFeh5Ynt9iAyXfvuA-pf9YE3I5Nrme8UwfxdsgXLxZ0jyy1jXTRMvuIdQLPMLikb-TczSAwfFAntReGBwg2I2ei8h7U09voFPRwvhgK72yrKuo_Qvs2XQNNkT5YrykLzhs=s16000" title="Teori Sosiologi Struktural Fungsional Emile Durkheim" />

– Apa pengertian & penjelasan dr Teori Sosiologi Struktural Fungsional yg dimiliki oleh Tokoh, Ahli Menurut Emile Durkheim ?

Mari simak ulasan & beberapa pandangan, perspektif dr Tokoh Sosiologi Emile Durkheim dibawah ini dgn seksama ya, sebagai contoh mengerti teori.

“Individu berkorban untuk menjaga eksistensi & solidaritas suatu kalangan,”  

Emile Durkheim.

Pandangan Durkheim Lahirnya Teori Struktural Fungsional

Apa yg menjadi inti dr pemikiran Emile Durkheim? Yaitu, “apa yg mempersatukan suatu penduduk ?” 

Teori sosiologi yg disampaikan oleh Tokoh atau Ahli menurut Emile Durkheim memang punya beragam desain yg dicetuskan tentang persatuan.

Layaknya memaksa kita untuk mengeksplorasi tata surya. Oleh lantaran itu, kita perlu membayangkan kehidupan yg ada di dlm masyarakat lewat rancangan kunci terlebih dulu. 

Untuk mengerti banyak sekali gagasan Emile Durkheim, kita pula perlu mengetahui bagaimana keterkaitan antara.

Makna solidaritas sosial & kehidupan berbangsa serta bernegara di Indonesia. So, simak terus postingan dibawah ini. Teori struktural fungsional lahir sebagai reaksi terhadap teori evolusionari. 

Hal yg membedakan kajian evolusionari & struktural fungsionalisme adalah kajian evolusionari condong membangun tingkat-tingkat pertumbuhan budaya manusia.

Sedangkan struktural fungsionalisme untuk membangun sebuah tata cara sosial, atau lebih tepatnya struktural fungsionalisme melaksanakan pengkajian.

Terhadap pola relasi yg ada antara individu-individu, kalangan-kelompok, serta antara institusi-institusi sosial yg ada di dlm masyarakat dgn kurun waktu tertentu. 

Pada intinya, kajian evolusionari bersifat historis & diakronis, sedangkan struktural-fungsional lebih bersifat statis & sinkronis. 

Struktural fungsional merupakan adonan dr dua pendekatan, yg diawal dr pendekatan fungsional Durkheim & pendekatan struktural R-B (Radcliffe-Brown). 

Oleh karena itu, jika kita ingin mengerti pendekatan struktural fungsional, maka kita harus mengerti apalagi dahulu latar belakang/sejarah pendekatan fungsional (Marzali, 2014).

  Dasar-Dasar Dari Pengertian Teori

Durkheim beropini bahwa ikatan solidaritas mekanik, yg ada pada masyarakat masih bersifat sederhana mirip kohesi antara benda-benda mati.

Sedangkan ikatan solidaritas organic yg ada pada penduduk terbaru mirip kohesi antara organ hidup. 

Solidaritas yg dimaksud oleh Durkheim dapat diartikan selaku suatu prosedur atau perasaan yg menjaga suatu persatuan/solidaritas. 

Solidaritas ini dibuat oleh dua jenis kekuatan yakni :

  • Pertama, kekuatan yg bersifat memaksa seperti hukum. 
  • Kedua, kekuatan yg bersifat mengakibatkan cita-cita untuk bersatu mirip budaya. 

Dahrendorf menawarkan pernyataan lain mengenai fungsionalisme, berdasarkan Dahrendorf struktural fungsionalisme tak menunjukkan perhatian, “baik” itu pada pertentangan.

Maupun pada pertengkaran (dissension) yg tergolong kepingan inheren dr masyarakat. Konflik sosial mesti bisa diterangkan terlepas dr penyimpangan yg dikoreksi oleh kendali sosial. 

Fungsionalisme menolak klarifikasi bahwa pertentangan ialah faktor struktural & menembus kehidupan sosial. 

Dahrendorf beropini bahwa pendekatan fungsionalisme telah berjasa pada sosiologi karena sukses meletakkan dasar-dasar sosiologi sehingga mengangkat sosiologi sampai ke tahap ilmiah. 

Fungsionalisme telah bersusah payah memperoleh klarifikasi yg komprehensif ihwal penduduk . 

Tetapi, sebagai sosiolog, berdasarkan Dahrendorf perlu ditemukannya teori yg memiliki kesanggupan dgn memadukan konflik-konsensus. 

Berbeda dgn Lewis A. Coser yg ingin memasukkan fungsionalisme pada analisis konflik, Dahrendorf berpendapat bahwa rencana Coser tersebut sangat tak mungkin. 

Menurutnya, tidak mungkin memadukan keduanya dikarenakan memang sungguh-sungguh berbeda & tak bisa dilakukan (Safira, 2018).

Menurut Durkheim, bahwa fenomena sosial mestinya diobservasi lewat dua pendekatan yg berlainan, yaitu pendekatan historis & pendekatan fungsional. 

Analisis fungsional berupaya menjawab pertanyaan yaitu kenapa suatu item-item sosial tertentu mempunyai konsekuensi tertentu kepada operasi keseluruhan sistem sosial. 

Lain halnya dgn pendekatan historis yg mempertanyakan “mengapa mesti item sosial tersebut? 

Mengapa bukan item sosial yg lain? Secara historis yg memiliki kegunaan tersebut.”

Dalam hal ini, Durkheim dipandang sebagai bapak perspektif struktural-fungsional di bidang sosiologi. 

Struktur merupakan tubuh penduduk , fungsi ialah kiprah institusi sosial yg berperan sebagai organ dlm tubuh penduduk . 

Menurut Durkheim, para peneliti sosial harus bisa mengkombinasikan penelitian untuk mencari tahu asal-usul & alasannya-balasan (pendekatan historis). 

Di satu pihak, & pendekatan fungsi-fungsi dr suatu fenomena sosial (pendekatan fungsional), di lain pihak. 

Kita mesti tahu apakah ada keterkaitan antara kekerabatan realita sosial yg diteliti dgn keperluan biasa organisme sosial.

Fungsi & Struktur

Fungsi merujuk pada suatu kiprah, struktur merujuk pada suatu kesatuan. Bersatunya berbagai fungsi dlm sebuah keterikatan akan menghasilkan suatu kesatuan sistem sosial. 

Menurut Durkheim, sebuah solidaritas atau persatuan dlm kehidupan bermasyarakat dapat dibentuk melalui fakta sosial.

Yaitu nilai-nilai yg dapat membentuk kesadaran kolektif & mengorganisasi masyarakat. Berikut perbedaan fungsi & struktur pada organisme biologi & organisasi sosial.

Organisme Biologi

Unit: Sel-sel

Struktur: Hubungan antar sel.

Kegiatan: kegiatan sel dlm badan

Fungsi: berperan menjaga struktur atau kesesuaian antara efek dr kegiatan & efek dr kegiatan & keperluan dr struktur biologis.

Organisasi Sosial dlm Fungsionalisme

Hubungan antar individu manusia tergolong perilaku insan yg terlihat nyata seperti kiprah dlm kegiatan. 

Seperti membina/menjaga struktur & kesatuan antara imbas dr kegiatan & keperluan dr struktur organisme biologis.

Sistem sosial yg ada dlm organisasi sosial dibuat oleh organ-organ yg bersifat aktual & absurd, mulai dr institusi ekonomi sampai pada institusi pendidikan/budaya. 

Disfungsi pada suatu organ dr tata cara sosial atau individu akan menghalangi kinerja dlm sistem sosial. 

Fungsionalisme merupakan tata cara sosial yg dibentuk & membentuk melalui tindakan sosial individu. Bila institusi sosial berfungsi dgn bik, struktur sosial dapat bertahan dgn baik. 

Bila salah satu institusi sosial tak berfungsi dgn baik/rusak, maka struktur sosial akan menjadi rapuh/disfungsi.

Memahami Konsep Struktur Sosial

Jika kita berbicara wacana struktur sosial maka anggapan kita akan tertuju pada banyak sekali macam komponen. 

Seperti: musik, kendaraan, atau badan manusia yg sedemikian kompleksnya lantaran tersusun banyak sekali macam komponen (organ) yg saling berhubungan, jadi mereka mempunyai struktur. 

Masyarakat pula demikian, yg terdiri sebagai sebuah struktur sosial dibangun atas jaringan relasi sosial yg kompleks berikut antara anggota-anggotanya. 

  Jelaskan Teori Cermin Diri Menurut Charles Horton Cooley dan Contohnya

Satu hubungan sosial dgn dua orang anggota tertentu, pada waktu tertentu, di kawasan tertentu, tak dilihat selaku satu hubungan yg berdiri sendiri.

Melainkan merupakan kepingan dr satu jaringan korelasi sosial yg lebih luas, yg melibatkan keseluruhan anggota masyarakat. 

Individu yg menjadi cuilan dr sebuah struktur sosial bukanlah dipandang dr sudut biologis, yaitu yg terdiri dr sel & cairan.

Tetapi selaku individu yg memiliki posisi atau status sosial tertentu dlm struktur sosial tersebut. 

Hal inilah yg menjadi ilmu sosial, karena individu selaku orang yg memiliki status sosial, dlm menjalin kekerabatan dgn orang lain.

Dilihat kapasitasnya sebagai sebuah status sosial, misalnya selaku ayah, ibu, buruh, majikan, pembeli, penjual, & seterusnya.

Gagasan Durkheim mengenai kehidupan bermasyarakat ternyata pula mempunyai permasalahan. 

Transisi kehidupan dr pedesaan ke perkotaan tak senantiasa menghasilkan suatu integrasi sosial yg diperlukan. 

Bisa jadi pergantian yg dihasilkan menciptakan individu saling bergantung satu sama lain di tengah beragamnya kehidupan. 

Tetapi, ketergantungan tersebut tampaknya menghasilkan keadaan “keterpaksaan keadaan sosial” & bukan murni sebuah cita-cita untuk bersosialisasi. 

Pluralisme yg dihasilkan dr beragamanya kondisi sosial tak melulu berujung pada “rasa kebersamaan”. 

Setiap individu mungkin saja terikat dlm sebuah sistem sosial, namun belum tentu dikenang dlm suatu komunitas sosial. 

Lunturnya nilai-nilai kebudayaan yg ada di tengah-tengah penduduk akan menciptakan anomie. 

Hal ini terjadi lantaran suatu masyarakat mengambil langkah jangka pendek atau mengambil sikap pragmatis.

Serta apatis sehingga lengah dlm menyikapi bagaimana suatu gejala mampu melemahkan pola sikap masyarakat dengan-cara menyeluruh.

Nah itulah sekilas pembahasan & klarifikasi mengenai Teori Sosiologi Struktural Fungsional Emile Durkheim,  dlm perspektif & pandangannya. 

Selain postingan klarifikasi diatas, ananda pula bisa membaca Teori Struktural Fungsional Menurut Emile Durkheim dlm bentuk PDF lainnya. 

Penulis Artikel : Mαhαsiswα Sosiologi Universitαs Riαu, Hussein Ruslαn Rαfsαnjαni

Referensi Sosiologi.isu :

Marzali, A. (2014). Struktural-Fungsionalisme. Antropologi Indonesia, 0(52). https://doi.org/10.7454/ai.v0i52.3314

Safira, A. (2018). Tindak Pidana yg Dilakukan oleh Oknum Petugas Lembaga Pemasyarakatan dlm Menjalankan Tugas & Fungsinya (Suatu Kajian Teori Struktural Fungsional menurut Emile Durkheim). Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 1–92.