Pontianak, Tionghoa – pribumi akan diketahui bagaimana mereka melakukan pekerjaan pada tata cara seksualitas melalui pendidikan, & pola hidup mereka di penduduk , serta pembenahan diri, pemerasan & tingkat spritualitas.
Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup pada sistem budaya seksualitas, sewaktu ingin menguasai pada tata cara ekonomi di Pontianak. Pengalaman mempesona jikalau bergaul dgn orang kampung, yg hidup pada ekonomi menegah.
Tetapi pada masa pemerintahan tempat yg merugikan orang, pada faktor ekonomi, budaya, seksualitas di Pontianak saat ini, di persiapkan dgn kebijakan yg di kerjakan untuk pemerasan tidak, & perbudakaan 2002 – 2011.
Orang pembuangan dr krisis ekonomi di Jakarta, & Pontianak menjelaskan kehidupan budaya & agama yg menempel pada keperluan impor & pedagangan Cina – pribumi di Jakarta. Kehidupan budaya lokal, akan lekat pada penduduk yg berasal dr hidup mereka dgn spritualitas rendah, di Pontianak pedesaan.
Disamping itu juga, bagaimana mereka hidup dgn spritualitas maka st. petrus persekolahan yakni lawan bagi saya, dgn berani untuk menyetuh saya, Silaban (bukan siapa – siapa orangtuanya) dgn berani untuk berseksualitas, & mencoreng institusi & gereja MRPD (Ideologi Pancasila) untuk tak dikerjakan kembali.
Menggang dirinya kaya, namun merugikan orang dlm tata cara ekonomi (Tionghoa – Dayak), impor dagang Cina di Indonesia, & gundiknya pribumi. Lembaga pendidikan dibangun, namun tak mampu menawarkan kelayakan bekerja sesuai dgn sistem jual beli ekonomi Indonesia, & Barat. Tanpa aib pula, orang Batak & Cina di Indonesia, dengan-cara khusus.
Importir – ekspor, property, yang lain yg dilakukan dgn dagang yg merugikan banyak pihak & birokrasi, & kesehatan & perusakan mental di tanah Dayak, Kalimantan, Pontianak. Berlindung dibalik tembok agama Katolik, dgn spritualitas yg rendah, & dibuat pada tahun 1980an – sampai saat ini.
Pada masa pemerintahan Presiden Ir. Jokowi – Cornelis MH (2008 -) dan walikota Sutarmidji (2002 -), khususnya kaum pribumi disini, pada kelas sosial yg ingin atau berusaha naik kelas sosial. tepatnya, keterlibatan gereja katedral Pontianak.
Dengan tata cara ekonomi menegah yg berasal dr impor luar negeri 1980an, pada kejayaan kaum pribumi yg memiliki pengaruh buruk & merugikan. Pada agama Nasrani – protestan di Indonesia dengan-cara khusus di Keuskupan Agung Pontianak (orang).
Pada wawasan & pekerjaan mereka di Pontianak & institusi kesehatan & pendidikan (asusila) Sihombing, dkk, disebut pelaku dlm hal ini kriminal, BSI – STMIK – teknologi , & moral institusi pendidikan anda yg merugikan itu, jikalau untuk diam – diam yakni (karakter), bila dgn ungkapan sistem pertanahan dimana anda berkembang tak pantas bagi Tuhan.
Berbeda dgn bisnis yg menekuni bisnis masakan di pontianak, yg memiliki efek pada kehidupan sosial budaya & agama di penduduk sebelumnya berasal. Setidaknya, pada tata cara bisnis dlm pengelolan hasil hutan & laut, terus menerus membeli tak baik rata – rata Rp. 10.000 – 20.000.