Kalimantan Barat, Ilmuwan sosial akan memahami dgn pertentangan etnik pada tahun 1967, 1999 di Keuskupan Agung Pontianak, sampai pada masa Kolonial Belanda, dgn ragam suku yg terjadi pada masyarakat Tionghoa – Dayak, & Madura terjadi.
Peran dlm agama kepada abolisi dosa manusia hanya mampu dilakukan, sedangkan bahasa merupakan kekuasaan yg berasal dr faktor manusia untuk menguasai. Sedangkan modernitas akan tampak dgn insan melalui ilmu wawasan & ekonomi Barat.
Pada tahun itu juga, ekonomi sosial akan meningkat tatkala di DKI Jakarta, hal ini berasal dr masyarakat Tionghoa Indonesia. Tatkala kepentingan ekonomi & budaya tatkala itu yg memegang tugas penting pada tata cara ekonomi barat, & ilmu wawasan.
Pada masa Yunani aneka macam mahir filsafat di California seperti Habermas (aliran barat, Perancis) dapat menerangkan eksistensi mereka terhadap konflik kekerasan etnik & agama di Kalimantan Barat, Indonesia.
Melalui suatu kesadaran manusia, berbagai ordo / chaos 1967 oleh Uskup Agung Isak Doera yg memahami aneka macam konflik sosial terjadi akan dapat diuraikan berbagai dosa asal, mirip adam & hawa dlm dongeng kitab suci menurut alkitabiah, hal ini berperan dlm kehidupan sosial penduduk dikala ini yg terjadi di Yunani kuno, merupakan sebuah bentuk pemikiran agama & duniawi.
Suatu dongeng perihal pengadilan final yg tak satupun manusia dapat mencegahnya, kapan hal ini terjadi dlm sistem duniawi di kawasan konflik etnik, sosial, & agama di Indonesia dgn ragam suku, bahasa & budaya. serta bagaimana dosa asal mereka melalui adam & hawa, yaitu kedua orang bau tanah atau nenek moyang mereka dlm hal ini.
Bentuk sakramen yg sakral akan diketahui dgn adanya kekuasaan dlm suatu bahasa yg memunculkan sebuah insan ingin berkuasa, dengan-cara politik, ekonomi krisis 1999, pendidikan & kesehatan di Kalimantan Barat.
Sehingga pada tata cara kebijakan saling menuding, menciptakan kesan yg buruk, & yang lain pada tata cara birokrasi, & Negara, umumnya terjadi pada kelas sosial kebawah – menegah, bukan asal dr kehidupan bangsawan (Indonesia).
Kekerasaan agama, & seksualitas sering menjadi pengalaman bagi saya, tatkala berada di Keuskupan Agung Pontianak, baik dlm setiap pergaulan, & pendidikan serta organisasi, dijadwalkan atau tak sebab tak kesenangan pada ekonomi.
Yang dilakukan kolektif seorang oknum di MRPD Pancasila (sekolah st, petrus, – Lembaga budpekerti Tionghoa (orang Jawa) 1999 – 2000) Pontianak dgn moralitas pada impian seksualitas yg dramatis, & HKBP silaban (orang), Batak – Tionghoa Hakka – Dayak hilir – hulu Kab. Landak dikarenakan ekonomi, & kesehatan dimaksud dgn dosa asal adam & hawa.
Hingga pembinaan doktrin masing – masing ordo projo – Islam contohnya (PDI – P) Ordo paling tak populer di Indonesia. Akibat dr ulah insan atau darahnya sendiri, maka budaya orang Jawa (Lai – pontianak, kriminalitas, budak uang) masuk pada metode keluarga, guna bertahan hidup.
Dengan aneka macam hal, terkait hukuman pada efek jera, terutama pada ekonomi (numpang hidup & bertahan hidup, & seksualitas (persundalan), Kotabaru – keluarga kudus, MRPD Pancasila 2000 – 2011, biasanya melalui pendidikan, & organisasi keagamaan, sampai saling menuding.
Dihasilkan (orang, Tionghoa – Dayak – Jawa Hilir), untuk mengeluarkan uang penegak aturan, Pontianak, Kalimantan Barat Indonesia. Berbagai insiden yg terjadi di Kalimantan Barat, & Jakarta 1999 pada setiap periode.
Salah memaknai agama kristiani dlm kehidupan sosial budaya, & agama yg ingin menguasai, tetapi makan & minum orang Indonesia, memiliki masalah pada moralitas menawan di jumpai disini Pontianak – Jakarta, umumnya melalui politik agama guna memanfaatkan suasana, & keadaan, atau dijadwalkan.
Hal ini menjelaskan ada kolektifitas dr setiap manusia kepada kehidupan permulaan atau dosa asal yg berasal dr kudeta, & harta benda & tak (mirip sumber daya alam & hutan). Pada masa pertentangan etnik terjadi kolonial Belanda (Batak – Jawa – Dayak (orang), 1967 – 1999 & Tionghoa.
Hal ini terlihat faktor kebinatangan mereka, baik itu tenaga kesehatan – (mistis) serta faktor psikologis dr kebuasaan kehidupan beragama mereka di Pontianak, Indonesia bermula. Apa yg dilakukan ialah sebuah kesia – siaan.