Batavia – Hakka Kalimantan Barat, kehidupan sosial penduduk lewat perdagangan, ekonomi – politik yg memang dilakukan oleh seorang individu – oknum, atau toke Tionghoa (Hakka) dlm tata cara ekonomi (jual – beli) menerangkan adanya kedudukan, kejujuran dlm berjualan (sport) 2022.
Meskipun dimengerti dgn adanya upah begitu rendah & dlm bisnis begitu pedenya dlm kehidupan sosial & ekonomi, & kebijakan daerah mirip kendaraan. Ketika harga menjadi pertimbangan dlm menyaksikan terusan ekonomi, akan dikenali bagaimana topeng spritualitas yg terhubung dgn adanya tata cara ekonomi, & kepentingan pada setiap pekerjaan.
Tetapi dlm hal ini untuk melakukan pekerjaan mereka di Pontianak 90an, baik itu selaku pendidik & jasa medis (birokrasi) – non, perdagangan tentunya dgn harga & mutu wawasan yg rendah. Kepentingan ekonomi politik mereka tak jauh dr pendidikan katolik awalnya, & birokrasi pada tata cara politik disini.
Hingga dikala ini diketahui bagaimana mereka berpendidikan, numpang hidup, & lainnya sebagai awal dr kehidupan sosial mereka selama ini. Hingga ketika ini, mereka dgn bahagianya berpergian, berpendidikan, & berkesehatan dr hasil ekonomi (utang) & tempat mengajar selaku Gembala Baik, memungkinkan ada dilema disitu.
Itu dapat ditemui, sesama orang Batak (pribumi) menjelaskan adanya aspek kepentingan sesama antara ekonomi, pendidikan & kesehatan dlm melangengkan kedudukan pada awalnya tanpa terkecuali. Ketika mengetahui bagaimana ekonomi berlanjut, pada kepentingan Jakarta.
Maka mereka berbondong – bondong dlm sebuah perkampungan atau pedesaan, tiba ke kota, menikmati hasil kerja kolektif (pertanian), dgn utang dimiliki, untuk berpesta makan, & piknik dr hasil numpang melakukan pekerjaan di pendidikan Katolik. Itu pola yg ditemui, dlm melihat topeng agama spritualitas dgn istilah bangsa Israel (Dayak – Hakka) Hilir.
Perjuangan yg begitu panjang, & pembelajaran filsafat dlm menyaksikan aneka macam faktor ekonomi & politik di masa lalu pada kolonial, 1945 , Gubernur Oevang – Oeray (1967 – ) 1990an, sampai tahun 2008 – selaku penghinaan (massa, petugas partai PDI Perjuangan – Golkar (manuver)) dibuat untuk memeras sistem ekonomi di Pontianak. Ntah itu pada proyek, pendidikan, kesehatan & Infrastruktur.
Topeng agama mampu dikenali dgn baik, dimulai dr tokoh agama, hal ini dapat menjelaskan bahwa karakteristik, & prilaku seksualitas mereka selaku binatang yg buas (Protestan – Islam /orang) Begitu pula Nasrani, karena kepentingan ekonomi & kesehatan sampai menghambakan diri pada sekolah Negeri & swasta untuk bisnis tekstil di Indonesia.
Suatu pengalaman menarik menyaksikan kelas sosial Tionghoa Hakka – Hokkien – pribumi yg ingin naik, pada kelas sosial dialihkan pada kiprah keluarga sebelumnya dgn hasil ekonomi politik dihasilkan baik selaku pekerja kantoran, tenaga medis, notaris, pebisnis, birokrasi rendah, & yang lain.
Serta konflik agama gaib, etnik & lainya menjadi cerita menarik sampai tidak punya aib budaya tergolong Tionghoa Hakka – pribumi disini Pontianak berawal. Hal ini begitu mengagetkan sampai ketika ini, metode kekuasaan, kriminalitas, seksualitas, & lainnya menjadi catatan bagi gereja identitas MRPD Pancasila / ideology – kampus (orang).
Tokoh agama dlm menjelaskan tugas mereka sebagai pengurus, guna bertahan hidup, sebagai penyadaran terhadap metode ekonomi lokal – moralitas rendah. Seperti tumbuhan keras di pedesaan masyarakat suku Dayak – Jawa – Tionghoa Hakka.