Pontianak – Berbagai acara keagamaan dilangsungkan pada wilayah kota & desa, hal ini berawal dr sejarah kehidupan sosial masyarakat Dayak (orisinil Kalimantan) – Jawa dr urbanisasi kota, & ekonomi 1980an yg tak dapat dibendung imbas dr kelas sosial kebawah sebelumnya atau perjuangan kelas.
Dengan ungkapan itu, aneka macam ragam agama & budaya pada Kristiani, & Jawa (muslim) – Kristen yg sebelumnya ingin mencari persunggihan & kekayaaan di gunung bisanya, & bahkan memajang kriss di dinding rumah, & ditengah tempat berdoa dilangsungkan.
Hal ini tidak heran pada masalah agama & budaya yg mereka terapkan dgn adanya kedok mereka terhadap sistem agama & budaya ekonomi sebelumnya di tempat asal mereka. Tatkala itu, saya menyematkan diri untuk hadir dlm setiap doa yg dilangsungkan di rumah itu kebetulan Jawa – Muslim sebelumnya tak jauh dr rumah RT 003.
Sebagai balas dendam mereka pastinya mereka hidup ekonomi, & pendidikan yg dijadwalkan dlm membuat dosa kembali, disini. Hal ini menjadi sejarah hidup anda di tanah Jawa sebelumnya, & menjadi identitas anda di keuskupan Agung Pontianak, tepatnya paroki MRPD Pancasila.
Berdatangan untuk masuk agama & biar daganganya laku merupakan permulaan dr kehidupan masyarakat di tanah Jawa, & beralih pada kehidupan ekonomi perkotaan & pendidikan sebagai permulaan ketidaksenangan mereka dlm setiap aktivitas liturgy.
Pada Orang Tionghoa Hakka – jawa sudah terjadi (pedesaan), dgn adanya hal tersebut, menjadi catatan bagi mereka Orang (kebetulan yg terlibat dlm setiap peristiwa disini), Orang Jawa menjelaskan hal tersebut dgn adanya ritual keagamaan dibawah metode pertanian hasil tangan maling & medis.
Suatu pengalaman menawan bagi mereka berdomisili di tempat & perkotaan, selaku orang Jawa, guna mendapatkan kekayaan, kelas sosial & berlindung dibalik tembok agama Kristen di Indonesia. Awal sejarah kehidupan sosial ekonomi, menjadi catatan bagi mereka kepada wawasan & duit dr hasil kekerasaan etnik & agama di masa kemudian.
Hal ini menerangkan berbagai hal terkait pengotoran daerah yg telah di kuduskan atau penggangu, selaku kehidupan sosial, budaya & agama, atau berpura – pura baik, sudah biasa menjadi kehidupan tersendiri di tempat ini.
Orang yg berbuat jahat tak cuma itu saja, karena ekonomi atau kekayaan lantas semaunya menindas atau bahkan politik ekonomi, & agama dilangsungkan di tempat ini, tanpa terkecuali. Atau membalasnya dgn cara yg berbeda.
Ketika hal ini penting dlm melihat sistem birokrasi yg diterapkan pula demikian, dgn urbanisasi ekonomi perkotaan Jakarta contohnya, & duit namun tanpa malu menggunakan hasil impor yg dikirim dr Negara maju, untuk berdagang.
Kebetulan mendengar berbagai problem terkait kerusuhan pada tahun 1999, tak lekat pada kehidupan penduduk jawa, sebelumnya hal ini menjelaskan tempat saya berdoa kebetulan ada pastor / tokoh agama terhadap kebuasan & kejahatannya “….” Disitu.
Hal ini tak lekat pada kehidupan & masa lalu masyarakat Jawa sebelumnya yg datang berurbansiasi, dgn tujuan birokrasi, pendidikan, & spritualitas, sesudah itu sayapun melanjutkan kegiatan doa saya di katedral Pontianak.