Unsur Intrinsik Cerpen – Pengantar
Cerpen atau dongeng pendek yakni jenis prosa singkat yg pastinya sudah tak ajaib di pendengaran sahabat-teman. Jalan cerita yg tak terlalu panjang & singkat menciptakan jenis prosa ini banyak disukai alasannya tak diharapkan waktu lama untuk menyelesaikan membacanya. Sama seperti prosa-prosa lainnya, cerpen pula mempunyai unsur-unsur yg membangun, yg terbagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik & ekstrinsik cerpen.
Dalam materi kali ini, kita membahas unsur intrinsik cerpen yg merupakan unsur-unsur pembangun sebuah prosa yg bisa ditemui dlm ceritanya.
6 Unsur Intrinsik Cerpen
Secara biasa , setiap membaca cerpen, kalian akan menemukan enam unsur pembentuk dongeng mirip di bawah ini.
1. Tokoh & Penokohan
Setiap dongeng pasti mempunyai tokoh-tokoh yg menjadi pemain di dalamnya. Tidak hanya menjadi tokoh yg diam, pemain-pemain dlm suatu prosa memiliki perilaku & tugas dlm membentuk dongeng. Karena itulah, unsur instrinsik cerpen berupa tokoh & penokohan tak mampu dipisahkan satu sama lain.
Ketika memperoleh seorang tokoh dlm cerita, dengan-cara tak eksklusif ananda akan digiring untuk mengetahui peran & sikapnya dlm suasana yg hendak dibangun pada cerpen tersebut. Sikap & peran tersebutlah yg disebut selaku penokohan, sementara nama-nama dr tiap pemain disebut sebagai tokoh.
2. Alur
Sebagian orang sukar membedakan alur dgn jalan kisah. Padahal, simpelnya, alur ialah rangkaian kisah yg mempunyai kekerabatan alasannya adalah-akibat (kausalitas) sehingga membentuk suatu kesatuan. Sementara itu, jalan cerita hanyalah rangkaian kisah yg berupa kronologis dr permulaan hingga selesai, tanpa disertai hubungan kausalitas yg kuat.
Secara sederhana, alur mempunyai beberapa tahapan, mulai mulanya pengenalan, pertentangan, komplikasi (kerumitan), titik puncak, leraian, sampai pada penyelesaian. Berikut ini ialah klarifikasi dr masing-masing belahan alur.
a. Pengenalan
Pada tahap ini, pembaca dikenalkan pada tokoh, penokohan, hingga latar sebuah dongeng.
b. Konflik
Setelah itu, pembaca akan dihadapkan pada belahan kisah yg memperlihatkan perkara utama dr kisah. Masalah mampu menyangkut persoalan dlm diri sang tokoh, pertengkaran dgn tokoh lain, hingga antara satu tokoh & lingkungannya. Untuk cerpen, biasanya cuma ada satu pertentangan yg membangun kisahnya.
c. Klimaks
Ketika kasus sudah meraih puncaknya, itulah yg dikenal dgn istilah titik puncak. Di tahap ini pembaca bisa mendapatkan puncak ketegangan dr duduk perkara yg diusung pengarang.
d. Leraian
Setelah mencapai puncak, duduk perkara akan menemui titik balik yg cenderung menurun. Tingkat ketegangan berkurang lantaran masalah sedang menuju pada tahap akhir.
e. Penyelesaian
Tahap tamat yg dimaksud yaitu penyelesaian. Pada serpihan ini, semua masalah diuraikan & didapati solusinya. Namun, ada pula cerpen yg membuat penyelesaiannya dengan-cara terbuka sehingga belahan penyelesaian tak diceritakan.
Kelima bagian alur di atas tak harus terjadi dengan-cara berurutan. Apalagi pada cerpen-cerpen terbaru, ananda bisa saja menjumpai kisah yg dimulai dr klimaks & berujung pada titik puncak juga.
Selain mempunyai tahapan, alur sebuah kisah pula mempunyai jenisnya masing-masing. Secara umum, ada tiga jenis alur yg mampu didapatkan pada cerpen.
a. Alur Maju
Pada versi alur ini, dongeng dijabarkan dengan-cara kronologis & mengikuti ketentuan waktu yg senantiasa bertambah. Untuk dongeng dgn alur maju, tahapan alurnya cenderung konvensional, yaitu pengenalan-pertentangan- klimaks, leraian-penyelesaian.
b. Alur Mundur
Model alur ini biasanya memperlihatkan pertentangan atau penyelesaian terlebih dahulu. Dari sana, barulah diceritakan ulang mengenai tahapan perkara yg membentuk alur sehingga terkesan waktunya bergerak mundur & disebut selaku alur mundur.
c. Alur Kilas Balik (Flash Back)
Alur kilas balik merupakan penggabungan alur maju yg diikuti kilasan-kilasan kisah yg sifatnya mengenang atau mengingat. Kenangan ini diceritakan pula dengan-cara rincian untuk membangun kelengkapan dongeng.
3. Latar
Unsur intrinsik cerpen yg satu ini sering disebut selaku setting & meliputi tiga hal di dalamnya, yakni latar waktu, latar kawasan, & latar suasana yg membangun sebuah insiden. Pada intinya, latar merupakan gambaran situasi yg terjadi pada suatu dongeng.
a. Latar Waktu
Menggambarkan kapan kejadian dlm kisah tersebut terjadi.
b. Latar Tempat
Menggambarkan di mana & lokasi kawasan terjadinya kejadian.
c. Latar Suasana
Menggambarkan cara kejadian itu terjadi & perasaan yg dialami para tokoh.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan kepingan unsur intrinsik cerpen yg menerangkan pencerita yg mengisahkan cerpen tersebut. Dalam prosa, biasanya ada dua jenis sudut pandang, yakni sudut pandang orang pertama & sudut pandang orang ketiga.
a. Sudut Pandang Orang Pertama
Model sudut pandang yg satu ini biasa diceritakan oleh kata ganti orang pertama, yaitu “aku”. Pencerita selaku gue mampu memiliki dua tugas, yakni ia selaku pemeran utama dongeng tersebut ataupun ia cuma selaku pengamat dr tokoh-tokoh lain yg diceritakannya.
b. Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang yg menggunakan orang ketiga ditandai dgn penggunaan kata ganti “beliau” untuk menunjuk para tokoh yg bermain dlm cerita. Model sudut pandang ini pula dapat dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama yaitu sudut pandang orang ketiga sebagai narator serbatahu yg bisa menjelaskan isi hati & diam-diam dr insiden-kejadian yg dialami tokoh. Yang kedua ialah sudut pandang orang ketiga sebagai tokoh bawahan yg berfungsi selaku pengamat.
5. Gaya Bahasa & Penceritaan
Dalam sebuah cerpen, ananda akan mendapatkan banyak kiasan ataupun bahasa yg terkesan lebih lembut atau lebih kasar. Inilah yg disebut selaku gaya bahasa. Setiap pengarang mempunyai gaya bahasa yg berlawanan & ini pula berhubungan dgn penceritaan yg dibangunnya pada suatu cerpen.
Gaya bahasa biasanya berbentuk majas untuk mencerminkan atau mengasosiasiakan suatu kalimat. Ada pula gaya bahasa yg memperlihatkan makna-makna konotatif untuk memperindah performa dongeng.
6. Tema & Amanat
Tema suatu kisah akan selalu berhubungan dgn amanat yg hendak disampaikan oleh pengarah dlm pengisahannya. Jadi, susah untuk memisahkan kedua unsur ini guna berdiri sendiri-sendiri.
Meskipun berkaitan, tema & amanat mempunyai arti yg berlainan sebagai unsur intrinsik cerpen. Tema adaah pemikiran dasar yg ada dlm sebuah dongeng. Sebagai teladan tatkala membaca cerpen perihal peringatan Hari Pahlawan, ananda akan mendapatkan ilham kisah yg mengangkat kasus nasionalisme ataupun perilaku rela berkorban.
Sementara itu, amanat merupakan nilai-nilai yg mampu dipetik dlm kisah yg dibaca. Nilai tersebut akan senantiasa berafiliasi dgn tema yg mendasari cerpen tersebut. Contohnya lagi, masih dgn cerpen ihwal peringatan Hari Pahlawan, ananda bisa memperoleh pesan untuk mencintai tanah air ataupun untuk selalu mengenang jasa para pendekar.
Judul Artikel: Unsur Intrinsik Cerpen
Kontributor:
Teodora Nirmala Fau, S.Hum.
Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI
Materi Sosiologiku.com lainnya: