Washington DC, Perang, Kebohongan Dan Keadilan

Washington, sebelum pandemi, film wachington DC ini menempatkan berbagai kehidupan sosial & budaya Barat yg begitu fantastik, & memukau para penonton termasuk saya hingga saat ini. Tatkala itu, hal ini menawan bahwa keadilan yg dipimpin oleh kapten Amerika itu luar biasa dlm memimpin perang yg tatkala itu, bersama Hulk jago biologi.

Tetapi, tatkala mendaftar di Untan Pontianak, tak masuk di Biologi. Memang tatkala hal itu terjadi pada politik PDI Perjuangan yg tak tahu malu itu & hidup numpang pada faktor kerajaan itu. Suatu penyadaran diri terhadap masyarakat Tionghoa – Batak di Pontianak. 

Hasil seksualitas yg menjijikan itu di MRPD Pancasila & Katedral. Mereka menyusup pada pendidikan Nasrani di Pontianak untuk bertahan hidup, hasil partai politik tak mempunyai bobot, semoga hingga pada di vatikan itu.

Pada kelas sosial, & aneka macam kendaraan beroda empat sudah melayang pada tugas avenger sudah menandakan begitu bobrok orang imigran yg sebelumnya tiba di Pontianak, tentunya sebagai perusak kesehatan medis  cuma seorang buruh kapal.

Persaingan avenger perihal Washington orang berlindung pada teologi & peradaban insan, terhadap agama & budaya tepatnya. Bermimpi, menjadi paling baik dlm ilmu medis, padahal bobrok mutu sumber daya manusia & medis di Pontianak, dgn hasil olahan sampah di Protestan – Katolik, pembuangan dr Jakarta – Sumatera.

Begitulah hidup masyarakat Tionghoa – Jawa dr hasil seksualitas & kelas sosial yg rendah itu. Berbagai tugas dilancarkan, hingga kepolisian, jaksa di Pontianak – Kalimantan Barat, dapat berbohong, pastinya hal ini menjelaskan sistem ekonomi mereka di masyarakat, tak mempunyai apa – apa ternyata, itu yg dikerjakan disini oleh sekelompok orang dr distrik.

  Kebudayaan Yang Memiliki Peran Bagi Pemajuan Masyarakat

Tembok yg kokoh dirobohkan oleh Amerika Serikat, namun Indonesia tak aib melaksanakan hal tersebut yakni seorang Gubernur Cornelis & Presiden tak memiliki aib kepada ekonomi Barat & Liberal. 

Dan yg paling rendah, serta kualitas sumber daya insan begitu menjijikan itu, & penggunaan teknologi tentunya, dipakai untuk meeting, & yang lain Iron man pun pula akan ikut berperang.  Teknologi mana dipakai pada Hulk, spesialis biologi itu, memang pada dasarnya mereka hidup dengan-cara primitif, & hanya mengandalkan peler (Batak – Dayak – Tionghoa) mereka untuk hidup. Perang dlm film itu menjelaskan bagaimana seksualitas di Kalimantan Barat – Jakarta. 

Serta ekonomi yg diberikan tak sesuai dgn pembayarannya. Konflik pun muncul, apalagi ekonomi diberikan itu penghancuran dimulai dimulai kuliner, teknologi, oleh Batak itu Silaban cuma preman pasar julukan dr saya, dgn dokter gadungan kepolisian di Pontianak, Indonesia pembohong, begitu juga hukum di Pontianak (Lai, demikian) seorang oknum yg datang, membuka kebohongan itu.

Menjadi bobot mereka untuk hidup di tengah penduduk , dr hasil utang ekonomi kawasan, & perbudakan, terhadap upah kerja Tionghoa (Hakka) – Melayu, Budha – Kristen – Protestan disini, bagaimana Islam dlm hal ini mengerti konteks birokrasi mereka di penduduk dengan-cara meyeluruh disini.