Wilayah dan Tata Ruang

Konsep Wilayah & Perwilayahan

Kali ini kita akan membahas mengenai konsep wilayah & tata ruang. Tentunya kalian masih ingat dong prinsip utama dr geografi? Yap benar, geografi berprinsip untuk mempelajari persamaan & perbedaan fenomena di bumi dlm konteks keruangan. Nah, salah satu potongan dr konteks keruangan yakni wilayah. Tapi sayangnya, ungkapan wilayah terkadang keliru penggunaannya dgn lokasi, wilayah, atau tempat. Wilayah (region) didefinisikan sebagai kesatuan ruang yg memiliki ciri khas karakteristik tertentu sehingga menjadi pembeda dr wilayah lain di sekitarnya. Karakteristiknya bisa dr unsur fisik, ekonomi, atau sosial-budaya.

Dalam membahas wilayah, tak dapat lepas dr perumpamaan perwilayahan. Sederhananya, wilayah selaku benda sedangkan perwilayahan selaku prosesnya. Kaprikornus, perwilayahan (regionalisasi) adalah upaya untuk mengklasifikasikan unsur-unsur yg sama (homogenitas). Hal ini bermaksud untuk mengenali keragaman & memantau pergeseran tanda-tanda di permukaan bumi. Pembahasan perihal wilayah & perwilayahan dikelola di dlm tata cara tata ruang. Tata ruang merupakan upaya untuk mengendalikan struktur & pola pemanfaatan ruang. Salah satu maksudnya yakni untuk mencegah terjadinya pertentangan kepentingan dlm pembangunan antar sektor di wilayah.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Batas Laut

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Jenis-jenis Wilayah

A. Wilayah Formal (Uniform Region)

Ciri dr wilayah formal yaitu selaku berikut.

  • Didasarkan pada kesamaan kenampakan (homogenitas) tertentu
  • Bersifat statis
  • Adanya wilayah inti (core region) selaku yg pertama kali berkembang tetapi bukan pusat interaksi dgn wilayah yang lain

Contohnya:

  1. Objek fisik -> wilayah hutan hujan tropis & wilayah pegunungan karst
  2. Objek non fisik -> wilayah suku sunda & wiilayah kerajinan batik

Konsep batasan:

  1. Batasan jelas -> pemikiran sungai, jalan, ataupun puncak pegunungan
  2. Batasan samar -> batas wilayah pedesaan (administrasi)

perwilayahan formal

Perwilayahan Formal
Sumber gambar: Kartawidjaja & Maryani (1996)

B. Wilayah Fungsional (Nodal Region)

wilayah fungsional atau nodal region

Contoh Nodal Region
Sumber gambar: Kartawidjaja & Maryani (1996)

Ciri dr wilayah fungsional yakni sebagai berikut.

  • Didasarkan pada interaksi & pola kebergantungan antara beberapa pusat kegiatan (node) ataupun pusat dgn pecahan yang lain di sebuah wilayah
  • Bersifat dinamis
  • Keterjalinan titik-titik pertumbuhan mampu lewat metode transportasi, komunikasi, atau ekonomi
  • Unsur-unsur penting:

    1. Adanya pergerakan dr segi barang ataupun pandangan baru
    2. Adanya pusat pertemuan arus yg terencana
    3. Adanya wilayah yg semakin meluar
    4. Adanya rute dlm arus pertukaran barang/pandangan baru

C. Wilayah Vernakular (Wilayah Perseptual)

Ciri dr wilayah vernakular adalah selaku berikut.

  • Didasarkan pada persepsi, pikiran, ataupun emosional sejumlah orang / golongan
  • Berkaitan erat dgn identitas budaya
  • Tidak ada batasan yg terang
  • Contohnya julukan Kota Bogor sebagai kota hujan & Kota Surabaya sebagai kota jagoan

Kutub Pertumbuhan

Jika membicarakan pembangunan wilayah, pastinya tak akan lepas dr dua sudut pandang yakni kutub pertumbuhan & pusat pertumbuhan. Lantas apa itu kutub pertumbuhan? Kutub pertumbuhan pertama kali dikembangkan oleh Francois Perroux (1955). Dimana teori ini menjelaskan bahwa sebetulnya pembangunan wilayah tak terjadi dengan-cara bersamaan. Melainkan timbul di tempat tertentu dgn kecepatan & intensitas yg berbeda-beda. Makara, muncul dahulu nih kutub/pusat pertumbuhan baru deh proses pembangunan menyebar ke wilayah-wilayah sekitarnya. Tetapi, yg ditekankan dlm teori ini yaitu adanya ekonomi yg dinamis tanpa menyaksikan keruangan (geografi). Ciri-ciri kutub pertumbuhan lazimnya memiliki industri-industri yg besar.

Perroux kemudian mendapat kritikan dr seorang peneliti berjulukan Myrdal (1957). Menurut Myrdal, pusat pertumbuhan menjadi daya tarik bagi sekitarnya. Konsep digunakan coreperiphery untuk menerangkan adanya pergerakan ekonomi berupa barang/jasa. Hal tersebut menjadikan terciptanya polarisasi ekonomi sehingga terjadi ketimpangan pembangunan antara pusat & pinggirannya. Adapun pengaruh dr polarisasi ekonomi yaitu sebagai berikut.

  1. Backwash effect (pengaruh negarif)-> menjadikan terjadinya perpindahan modal & sumber daya manusia, contohnya meningkatkan kriminalitas di kutub pertumbuhan
  2. Spread effect (pengaruh positif) -> berbagi pembangunan dr pusat ke sekitarnya, misalnya terbukanya lapangan pekerjaan

Pusat Pertumbuhan

Sebenarnya kutub & pusat pertumbuhan mampu dibilang sebagai dua hal yg sama. Tapi, di pusat pertumbuhan akan diterangkan lebih rinci lagi tentang proses pembangunan sebuah wilayah. Lantas apa itu pusat pertumbuhan? Pusat pertumbuhan yaitu wilayah yg dengan-cara pesat berkembang sehingga menghipnotis pertumbuhan wilayah sekitarnya. Skala pertumbuhan wilayah pun berlainan-beda loh, ada yg skala nasional maupun regional. Di Indonesia, skala nasional contohnya Makassar sebagai pusat pertumbuhan tempat Indonesia bagian Timur. Sedangkan skala regional contohnya JABODETABEK. Pusat pertumbuhan dibahas melalui teori tempat sentral (central place theory). Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933) yg kemudian dilanjutkan oleh August Losch (1945). Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut.

  • Syarat: topografi relatif seragam & tingkat ekonomi penduduk relatif homogen
  • Tempat sentral: lokasi yg mampu melayani banyak sekali keperluan penduduk & banyak partisipasi insan. Diasumsikan wilayahnya berupa sisi enam yg terdiri atas:

pusat pertumbuhan

Sumber gambar: Waluya (1988)

a.     Titik A, B, C, … -> tempat sentral

b.     Daerah segi enam -> wilayah yg terlayani

  • Konsep:

    1. Jangkauan (range) -> jarak maksimum untuk mendapatkan kebutuhan barang/jasa
    2. Ambang (threshold) -> jumlah sekurang-kurangnyapenduduk semoga suplai barang tetap sepadan

Macam-macam pusat pertumbuhan:

  1. Hierarki 3 (K = 3) -> pusat pelayanan berupa pasar & diperkirakan mampu berpengaruh kepada 1/3 penduduk daerah sekitarnya
  2. Hierarki 4 (K = 4) -> memungkinkan adanya rute kemudian lintas yg paling efisien & kuat kepada 1/2 masyarakatuntuk kawasan di sekitarnya
  3. Hierarki 7 (K = 7) -> menghipnotis seluruh bagian wilayah sekitarnya.

macam macam pusat pertumbuhan

Sumber gambar: Dewi (2009)

Artikel: Wilayah & Tata Ruang

Kontributor: Dema Amalia, S.Si.

Alumni Geografi FMIPA UI

Materi Geografi yang lain di Sosiologiku.com:

  Letak dan Luas Benua Afrika