√ Sebutkan Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kediri

Sebutkan kehidupan sosial budaya kerajaan kediri

Kondisi penduduk Kediri telah terencana. Penduduknya telah menggunakan kain sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya higienis & rapi. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita mendapatkan maskawin berbentukemas. Orang-orang yg sakit memohon kesembuhan pada dewa & Buddha.

Perhatian raja terhadap rakyatnya sungguh tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab Lubdaka yg berisi tentang kehidupan sosial penduduk pada saat itu. Tinggi rendahnya martabat seseorang bukan menurut pangkat & harta bendanya, tetapi menurut moral & tingkah lakunya. Raja pula sungguh menghargai & menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat mampu leluasa melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari.

Pada zaman Kediri karya sastra meningkat pesat. Banyak karya sastra yg dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan pada Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke dlm bahasa Jawa Kuno. Karena tak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam kitab itu, nama Jayabaya disebut berulang kali selaku sanjungan pada rajanya. Kitab itu berangka tahun dlm bentuk candrasangkala, sangakuda suddha candrama (1079 Saka atau 1157 M). Selain itu, Empu Panuluh pula menulis kitab Gatutkacasraya & Hariwangsa.

Pada masa pemerintahan Kameswara pula ditulis karya sastra, antara lain selaku berikut.
1. Kitab Wertasancaya, yg berisi petunjuk perihal cara membuat syair yg baik. Kitab itu ditulis oleh Empu Tan Akung.
2. Kitab Smaradhahana, berbentukkakawin yg digubah oleh Empu Dharmaja. Kitab itu berisi pujian pada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama. Kitab itu pula menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya yaitu Dahana.
3. Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi dongeng Lubdaka selaku seorang pemburu yg mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yg istimewa, ia ditolong ilahi & rohnya diangkat ke nirwana.

  Guadeloupe - Région Guadeloupe capital Besse Terre

Selain karya sastra tersebut, masih ada karya sastra lain yg ditulis pada zaman Kediri, antara lain selaku berikut.
1. Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yg berisi riwayat Kresna selaku anak pembangkang, tetapi dikasihi setiap orang alasannya suka membantu & sakti. Kresna kesannya menikah dgn Dewi Rukmini.
2. Kitab Samanasantaka karangan Empu Managuna yg mengisahkan Bidadari Harini yg terkena kutuk Begawan Trenawindu.

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kediri

Kondisi penduduk Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain hingga di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih & rapi. Dalam perkawinan, keluarga pengantin perempuan mendapatkan maskawin berbentukemas. Orang-orang yg sakit memohon kesembuhan pada yang kuasa & Buddha.

Perhatian raja terhadap rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab Lubdaka yg berisi perihal kehidupan sosial penduduk pada ketika itu. Tinggi rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat & harta bendanya, tetapi berdasarkan moral & tingkah lakunya. Raja pula sungguh menghargai & menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat dapat leluasa mengerjakan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yg dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan pada Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke dlm bahasa Jawa Kuno. Karena tak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam kitab itu, nama Jayabaya disebut beberapa kali selaku sanjungan pada rajanya. Kitab itu berangka tahun dlm bentuk candrasangkala, sangakuda suddha candrama (1079 Saka atau 1157 M). Selain itu, Empu Panuluh pula menulis kitab Gatutkacasraya & Hariwangsa.

Pada masa pemerintahan Kameswara pula ditulis karya sastra, antara lain sebagai berikut.
1. Kitab Wertasancaya, yg berisi petunjuk ihwal cara membuat syair yg baik. Kitab itu ditulis oleh Empu Tan Akung.
2. Kitab Smaradhahana, berupa kakawin yg digubah oleh Empu Dharmaja. Kitab itu berisi kebanggaan pada raja selaku seorang titisan Dewa Kama. Kitab itu pula menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dahana.
3. Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yg mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yg istimewa, ia ditolong tuhan & rohnya diangkat ke nirwana.

  O2SN Tk SD Kecamatan Megang Sakti 2023

Selain karya sastra tersebut, masih ada karya sastra lain yg ditulis pada zaman Kediri, antara lain sebagai berikut.
1. Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yg berisi riwayat Kresna selaku anak nakal, namun dikasihi setiap orang alasannya suka menolong & sakti. Kresna alhasil menikah dgn Dewi Rukmini.
2. Kitab Samanasantaka karangan Empu Managuna yg mengisahkan Bidadari Harini yg terkena kutuk Begawan Trenawindu.

Bagaimana kondisi masyarakat, sosial & budaya di kerajaan Kediri?

masyarakat nya hidup rukun amsn & damai

sosial budaya kerajaan kediri yakni

Kesastraan kerajaan kediri berkembang sangat pesat banyak karya-karya sastra yg terciptakan antara lain
1.kakawin bharatayuda yg disadur oleh mpu sedah & mpu panulu
2.kakawi gatutkacasraya & hariwangsa,karangan mpu panuluh
3.kakawi wratasancaya karanganmpu tan akung
4..kakawi smaradahana karangan mpu dharmaja
5.kakawi ludbaka karangan mpu tan akung
6.kakawi kresnayana,karangan mpu triguna ( ditemui pada relief candi mahir )
7.kakawi samanasantaka karangan mpu monaguna

bidang kehidupan sosial budaya pada kerajaan kediri​

Jawaban:

kehidupan sosial budaya Kerajaan Kediri telah mengalami perkembangan yg sangat pesat. Penduduk dr Kerajaan Kediri sudah sangat terstruktur, mereka telah memakai kain sampai di bawah lutut, kemudian rambut diurai serta mempunyai tempat tinggal yg bersih & rapi

Penjelasan:

maaf kalo salah