15 Bangunan Bersejarah Di Surabaya Dan Penjelasannya

Pendudukan Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mengakibatkan banyak berdirinya bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Indonesia. Bangunan bersejarah di Bandung, bangunan bersejarah di Tangerang, & bangunan bersejarah di Jakarta menjadi saksi bisu Pemerintahan Belanda di Indonesia. Tidak terkecuali dgn Surabaya, Surabaya pun mempunyai banyak bangunan bersejarah di Surabaya. Bangunan bersejarah di Surabaya hasil peninggalan Belanda, selanjutnya dimanfaatkan untuk kepentingan lazim bangsa Indonesia. Bangunan bersejarah di Surabaya diantaranya yaitu:

  1. Monumen Kapal Selam

Monumen Kapal Selam bertempat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Monumen ini bantu-membantu merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, yaitu salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia bikinan Uni Soviet tahun 1952. Kapal ini digunakan dlm Pertempuran Laut Aru demi membebaskan Irian Barat dr pendudukan Belanda.

Kapal selam ini dibawa ke darat untuk dijadikan monument dlm rangka memperingati keberanian pahlawan Indoesia. Kapal ini dipotong menjadi beberapa potongan untuk kemudian diangkut ke darat & dirangkai serta disambung kembali. Selain interior kapal selam, terdapat pula pemutaran film wacana proses peperangan yg terjadi di Laut Aru. Baca pula postingan mengenai sejarah Museum Kapal Selam Surabaya.

  1. Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan merupakan monument yg menjadi markah tanah Kota Surabaya.  Monumen ini berbentuk paku terbalik dgn tinggi 41,15 meter. Bagian tubuh monumen terdiri dr 10 lengkungan & terbagi atas 11 ruas. Makan dr tinggi, ruas, & lengkungan tersebut yaitu tanggal 10, bulan 11, & tahun 1945. Tanggal ini ialah tanggal bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni Pertempuran 10 November 1945. Pada pertempuran tersebut banyak pejuang yg gugur melawan Sekutu & Belanda. Demi mengingat jasa mereka, maka dibuatlah Tugu Pahlawan. Tugu Pahlawan berlokasi di tengah kota di Jalan Pahlawan & di erat Kantor Gubernur Jawa Timur. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1952.

  1. Jembatan Merah

Bangunan Bersejarah di Surabaya selanjutnya adalah Jembatan Merah semasa VOC bernilai penting karena merupakan penghubung paling vital melalui Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya. Kawasan ini dulunya adalah daerah perniagaan yg mulai berkembang karena akhir Perjanjian Paku Buwono II dr Mataram dgn VOC pada 11 November 1743. Hingga kini, fungsinya selaku pusat perniagaan masih terus berjalan. Pada tahun 1890an, terjadi perubahan fisik pada Jembatan Merah. Pagar pembatas diubah dr kayu menjadi besi. Kondisi jembatan saat ini nyaris sama seperti jembatan yang lain, dgn warna merahnya yg khas. Saat ini, Jembatan Merah menghubungkan Jalan Rajawali & Kembang Jepun di segi utara Surabaya.

  1. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit merupakan hotel glamor bersejarah di Surabaya. Hotel ini sempat berganti nama berulang kali, yaitu mulai dr LMS, Hotel Oranje, Hotel Yamato, Hotel Hoteru, sampai menjadi Hotel Majapahit. Hotel ini didirikan oleh Sarkies Bersaudara pada tahun 1910. Hotel ini dikontrol oleh Mandarin Oriental Hotel Group pada tahun 1993 hingga 2006. Selanjutnya diakuisisi oleh PT Sekman Wisata pada tahun 2006.

Hotel Majapahit menjadi saksi usaha peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda menjadi bendera merah putih, yaitu bendera Republik Indonesia pada 19 September 1945. Peristiwa ini diawali dengn sekelompok orang Belanda yg dipimpin oleh Mr. Ploegman yg mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Masyarakat Surabaya tak terima akan hal tersebut, sehingga mereka pun berbondong-bondong mengunjungi hotel. Para pejuang kemudian naik & merobek serpihan warna biru dr bendera Belanda, sehingga risikonya tersisa bendera Merah Putih atau bendera Republik Indonesia.

  1. Gedung Pertamina UPDN V Surabaya

Gedung Pertamina mulanya yaitu bangunan De Societeit Concorda. Gedung ini dibangun pada tahun 1843 & hasil desain J.P. Ermeling. Gedung ini dulunya merupakan tempat hiburan para tuan & nyonya besar bangsa Belanda & Eropa untuk menikmati kehidupan malam. Tempat tersebut dulunya dilengkapi dgn fasilitas bilyar & fitness.

Gedung ini duduki oleh pasukan Sekutu di bawah pimpinan Kolonel Pugh pada 25 Oktober 1945. Kolonel Pugh memerintahkan pasukannya untuk merampas persenjataan pejuang Surabaya. Hal tersebut menyebabkan kemarahan rakyat, sehingga meletuslah pertempuran 28-30 Oktober 1945 yg kemudian menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby. Gedung tersebut kemudai menjadi Kantor UPDN V Pertamina sesudah dilaksanakan nasionalisasi. Bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya menurut Surat Keputusan (SK) Walikota Nomor 188.45/251/402/1.04/1996 dgn Nomor Urut 36.

  1. Gedung Bank Mandiri

Gedung Bank Mandiri Surabaya dulunya bernama Gedung NV Lindevetes. Gedung ini dibangun tahun 1911 oleh Hulswit dgn nama Gedung Lindeteves stokvis. Gedung ini digunakan untuk pabrik mesin Pemerintah Hindia Belanda & perbaikan kapal-kapal perang.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan untuk Kitahama Butai. Gedung ini difungsikan sebagai bengkel perbaikan & penyimpanan kendaraan serta senjata berat. TKR berhasil merampas kendaraan & persenjataan tempat ini pada 1 Oktober 1945. Pada ketika Pertempuran 10 November 1945, salah satu ruangan dr gedung ini dijadikan kamar mayit. Pada 12 September 1945, warga Surabaya dipimpin Esa Idris & Suprapto menyerbu gudang perlengkapan Jepang. Gedung ini diresmikan sebagai Bangunan Cagar Budaya sesuai SK Walikota No. 188.45/251/402.104/1996 No. Urut 35 Tahun 2008.

  1. Gedung Siola

Gedung Siola dahulu bernama White Laidlaw. Gedung ini diresmikan pertama kali pada 1877 & ditempati oleh Toko Whiteaway Laidlaw&Co milik usahawan Inggris (Robert Laidlaw). Tempat ini memasarkan tekstil & busana & selanjutnya berubah menjadi toserba paling besar di wilayah Hindia Belanda.

Gedung Siola (saat itu masih Toko Chiyoda) terbakar habis dlm pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Gedung ini kemudain dibuka kembali pada 1960-an sebagai Toko Siola, yakni dr nama pemiliknya Soemitro-Ing Wibisono-Ong-Liem-Ang. Toko ini ditutup pada 1998 & dibuka kembali sebagai Ramayana Siola dr 1999-2008 atau sekarang berjulukan Tunjungan City. Gedung Siola dikala ini digunakan sebagai Kantor Dinas Pendudukan & Pencatatan Sipil Surabaya, Kantor Badan Koordinasi Pelayan & Penanaman Modal (BKPPM), & Museum Surabaya.

  1. Gedung Negara Grahadi

Gedung Negara Grahadi dibangun tahun 1795 pada masa berkuasanya Residan Dirk Van Hogendorps (1794-1798). Gedung ini mulanya difungsikan untuk rumah kebun sebagai tempat peristirahatan pejabat Belanda atau sesekali selaku tempat pertemuan & pesta. Gedung ini terdiri dr dua lantai dgn gaya Roma. Gedung tersebut dirancang oleh seorang arsitek Belanda berjulukan Ir. W. Lemci.

Gedung Negara Grajadi menjadai tempat negosiasi Presiden Soekarno dgn Jenderal Hawtorn untuk mendamaikan pertempuran pejuang dgn pasukan Sekutu. Pada 9 November 1945 tepatnya pukul 23.00 WIB, Gubernur Soerjo memutuskan menolak ultimatum mengalah tanpa syarat. Saat ini, Gedung Negara Grahadi menjadi tempat menerima tamu Gubernur Jawa Timur, peresmian pejabat, & upacara peringatan hari nasional.

  1. Monumen Jenderal Soedirman

Bangunan Bersejarah di Surabaya berikutnya yakni Monumen Jenderal Soedirman dibanguan untuk mengingat jasa-jasa Panglima Besar Djendral Soedirman. Beliau yaitu sosok yg sederhana & diketahui dgn taktik perang gerilyanya. Taktik tersebut dilancarkan ketika mengusir penjajah Belanda & merupakan salah satu taktik terbaik yg dimiliki bangsa ini. Soedirman pun diketahui selaku salah satu andal strategi perang yg dipunyai Indonesia. Monumen ini berupa sosok Djendral Soedirman yg sedang berdiri tegak dgn pedang di pinggangnya. Monumen ini berdiri tegak di Jalan Yos Sudarso. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 10 November 1970.

  1. Museum Sepuluh Nopember

Museum Sepuluh November diresmikan untuk memperjelas berdirinya Monumen Tugu Pahlawan. Museum tersebut digunakan selaku media untuk mempelajari rangkaian kejadian Pertempuran Sepuluh November 1945 di Surabaya. Museum ini didirikan pada 10 November 1991 & diresimkan pada 19 Februai 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

Museum Sepuluh November terdiri dr dua lantai. Lantai pertama berfungsi selaku tempat pekan raya 10 gugus patung yg melambangkan semangat juang warga Surabaya, sosiodram pidato Bung Tomo, & ruangan pemutaran film Pertempuran 10 November 1945 (diodrama elektronik) serta ruang auditorium. Lantai kedua dipakai untuk ruang pamer senjata, ekspo koleksi peninggalan Bung Tomo, & dua ruang diodrama statis yg menghidangkan delapan peristiwa yg terjadi pada Pertempuran Sepuluh Novemmber 1945 lengkap dgn narasinya.

  1. Museum WR Supratman

Museum WR Supratman berlokasi di Jalan Tambaksari & diresmikan untuk mengingat jasa WR Supratman. Setelah membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya, beliau terus dikejar oleh penjajah Belanda. Hal ini menjadikannya sakit-sakitan & kemudian meninggal pada 17 Agustus 1938. Lagu Indonesia Raya, hasil ciptaan WR Supratman diperdengarkan dengan-cara instrumental pertama kali ke publik pada malam penutupan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Lagu kebangsaan tersebut berikutnya selalu dibawakan setiap kongres berjalan sebagai perwujudan impian bersama untuk sebuah kemerdekaan. Museum WR Supratman diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,  bertepatan dgn perayaan Hari Pahlawan yakni 10 November 2018.

  1. Gedung Soverdi

Gedung Soverdi berlokasi di Jl. Polisi spesial No. 9, Surabaya.  Gedung ini didirkan pada tahun 1925 & dirancang oleh Hulswit, Fermont, & Ed. Cuypers. Selanjutnya Gedung Soverdi resmi menjadi milik SVD pada 1 Januari 1975, namun rumah Soverdi di Jl. Imerto gres terjual pada 9 Mei 1975 oleh Markus Alim (pemilik perusahaan Maspion).

Soverdi yaitu singkatan dr Societas Verbi Divini (The Society of the Divine Word). Soverdi atau yg sering disingkat SVD yakni sebuah Ordo Gereja Kristen Roma yg diresmikan tahun 1875 di Steyl, Belanda, oleh Santo Arnoldus Janssen. Hingga dikala ini, misionarisnya telah tersebar di 70 negara. SVD menggunakan nama Serikat Sabda Allah di Indonesia.

  1. Museum Bank Indonesia Surabaya

Museum Bank Indonesia Surabaya dibangun oleh Bank Indonesia & dibuka pada tanggal 27 Januari 2012 setelah direstorasikan. Museum ini menempati Gedung De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) yg merupakan Bank Sentral Hindia Belanda yg bermarkas di Batavia. De Javasche Bamk mendirikan cabang di Surabaya pada 14 September 1829. Setelah Indonesia Merdeka, gedung ini terus berfungsi selaku cabang Bank Indonesia di Surabaya sampai tahun 1973. Museum Bank Indonesia memperlihatkan sejarah sistem perbankan di Indonesia, foto-foto usang dr Surabaya, & koleksi mata uang antik. Museum dibagi menjadi tiga ruang yaitu Ruangan Koleksi Mata Uang Lama, Ruangan Koleksi dr Konservasi, & Ruangan Koleksi Harta Budaya.

  1. Gedung Aperdi

Gedung Aperdi dulunya adalah kantor Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente (Perusahaan Umum Asuransi Jiwa & Tunjangan Hari Tua). Perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi jiwa terbesar di Belanda yg didirikan tahun 1880.

Gedung ini kemudian disebut Gedung Aperdi karena pernah ditempati PT. Aperdi Djawa Maluku. Selain itu, pernah pula dipakai selaku kantor PT. Asuransi Jiwasraya. Peletakan kerikil pertama dilakukan oleh John von Hemert pada 21 Juli 1901. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Hendrik Petrus Berlage dgn gaya Art Nouveau dgn lengkungan bata merah khas Berlage. Pada pintu utama gedung terdapat dua patung singa, karya Berlage yg ikut menghiasi gedung.

  1. Gedung Hallo Surabaya

Gedung Hallo Surabaya dulunya ialah Rumah Sakit Mardi Santoso oleh asosiasi Mardi Santoso. Pendiriannya diprakarsai oleh Dr. Van Hoogstraten pada November 1951. Pada masa penjajahan Belanda, RS Mardi Santoso berulang kali berpindah tempat alasannya alasan ekonomi. Setelah kemerdekaan RS Mardi Santosos berubah nama menjadi RS Griya Husada. Gedung Hallo Surabaya resmi menjadi Cagar Budaya yg ada di Surabaya sejak tahun 2009 lalu. Sejak 2009, gedung ini dijadikan Restoran Hallo Surabaya. Sayangnya kedai makanan ini telah ditutup, namun bangunannya dijadikan objek wisata.

Inilah penjelasan mengenai 15 bangunan bersejarah di Surabaya & penjelasannya. Terdapat pula bangunan yang lain mirip Museum Kesehatan Surabaya & sejarah Museum Jalesveva Jayamahe serta sejarah Museum Loka Jala Crana Surabaya. Semoga goresan pena ini dapat menghidupkan semangat Anda untuk mempertahankan kekayaan bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia. Semoga berguna.

  Soal Pilihan Ganda Perjuangan Fisik Mempertahankan Kemerdekaan