20 Koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo Jawa Timur

Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular yakni kelanjutan dr Stedelijk Historisch Museum Surabaya yg didirikan oleh Godfried Hariowald Von Faber seorang berkebangsaan Jerman pada 1933. Awalnya koleksi museum hanya dipamerkan di sebuah ruangan kecil di readhuis Ketabang kemudian dipindahkan ke bangunan yg lebih luas di jalan Tegalsari berkat kebaikan hati Ny. Han Tjiong King, seorang janda. Museum kemudian dipindahkan lagi ke lokasi yg lebih memadai bertempat di jalan Pemuda no. 3 Surabaya & diresmikan pada 25 Juni 1937.

Museum dikontrol oleh Yayasan Pendidikan Umum yg dibantu oleh Departemen Pendidikan & Kebudayaan sepeninggal  Von Faber pada 30 September 1955, & diberi nama Museum Jawa Timur yg dibuka pada 23 Mei 1972. Status museum berkembang menjadi Museum Negeri pada 13 Februari 1974, & diresmikan pada 1 November 1974 dgn nama Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular. Pertambahan koleksi membuat gedung museum tak mencukupi lagi sehingga kembali mesti pindah lokasi ke gedung baru di jalan Taman Mayangkara no.6 Surabaya pada 12 Agustus 1977. Museum kembali berpindah lokasi ke jalan Raya  Buduran, Sidoarjo pada 14 Mei 2004 tepatnya di sebelah barat Jembatan Layang Buduran.

1. Koleksi Arca Museum Mpu Tantular

Koleksi Museum Mpu TantularKoleksi museum Mpu Tantular sebagian besarnya adalah arca dr Buddha & Hindu. Berikut ini ialah beberapa arca yg berasal dr museum Mpu Tantular:

  • Arca Ganesha

Bentuk hidung arca ini menyerupai belalai gajah yg berada dlm posisi duduk bersila. Ganesha adalah anak dr Dewi Parwati & Dewa Siwa. Tatkala sedang hamil Dewi Parwati bertemu dgn Dewa Indra yg berwujud gajah & membuatnya tersinggung sehingga mengutuk anak yg dikandung Parwati menjadi insan berkepala gajah. Ganesha digambarkan mempunyai empat buah tangan, kedua tangan depan memegang patahan gading & mangkok sedangkan dua tangan belakang menenteng kapak & aksamala.

  • Arca Durga Mahesasuramardhini

Arca koleksi museum Mpu Tantular ini berupa arca perempuan yg berdiri dlm posisi perilaku Tribhangga diatas tampik kerbau (Mahesa) & mempunyai delapan oleh-oleh yg melambangkan kekuatan & keampuhan Durga sehingga mampu mengalahkan asura / raksasa. Tangan kanannya memegang cakra, pedang, anak panah & ekor kerbau sedangkan tangan kirinya memegang sankha, perisai, busur & kepala asura. Arca ini konon adalah penjelmaan Dewi Parwati yg sedang marah, berasal dr candi Jawi di Pasuruan.

  • Arca Prajna Paramita

Koleksi museum Mpu Tantular ini berupa arca perempuan yg digambarkan sedang duduk diatas lapik padma & tangannya memutar roda yg menjadi lambang perputaran karena balasan. Arca ini yakni lambang wawasan & kecerdikan. Ketahui pula mengenai sejarah museum kayu Tenggarong, sejarah museum Fatahillah, & sejarah museun etnobotani Bogor.

  • Arca Siwa

Arca ini merupakan perwujudan Siwa yg sering berganti wujud sesuai keperluan, yg digambarkan memiliki empat tangan. Tangan kanan pecahan belakang menjinjing akramala, tangan kiri bagian belakang menjinjing camara atau pengusir lalat. Sedangkan kedua tangan di depan menjinjing kuncup bunga teratai.

  • Arca Dewa Wisnu

Koleksi museum Mpu Tantular ini pula berupa arca perwujudan yang kuasa Wisnu yg digambarkan mempunyai empat tangan kanan belakang yg menenteng sankha atau kulit kerang, tangan kiri belakangnya menjinjing tombak, sedangkan dua tangan depan menenteng kuncup teratai.

  • Arca Dewa Brahmana

Arca ini digambarkan berkepala empat, duduk dgn perilaku bersemedi di atas padmasana & mempunyai empat tangan. Tangan kanan belakang menenteng akramala, tangan kiri belakang menenteng camara sedangkan dua tangan depan ditaruh di atas lutut.

  • Arca Siwa Mahadewa

Penggambaran arca ini mewujudkan Dewa Siwa selaku ilahi tertinggi dgn delapan tangan. Tangan kiri menenteng damaru & busur, ajun menenteng kapak, pedang, anak panah & trisula. Selain itu pula ada arca Nandi, kendaraan Dewa Siwa yg bentuknya mirip sapi.

  • Arca Dwarapala

Arca ini umumnya dibuat sepasang & diletakkan di depan komplek candi untuk menghalau dampak jahat yg akan masuk ke area candi. Ada pula arca berupa lima patung budha yg memiliki posisi tangan berlainan, yg menawarkan bahwa arca budha tersebut tak sama.

  • Arca Dewi Parwati

Dewi Parwati yaitu ibu dr segala dewi & pula lambang kesuburan dgn arca yg digambarkan sedikit gemuk & mempunyai empat tangan. Tangan – tangannya menjinjing aksamala, camara, padma atau teratai bertangkai yg menjadi lambang dr kelangsungan hidup generasi.

2. Koleksi Prasejarah

Koleksi di museum Mpu Tantular yg bekerjasama dgn zaman prasejarah antara lain yakni:

  • Beberapa teladan batuan beku mirip peridotit, batu beling, diabas, gabro, contoh kerikil endapan mirip kalsit, konglomerat, phosphate, fosil kayu, & acuan batuan malihan mirip pancawarna, agat & marmer.
  • Juga terdapat fosil tengkorak manusia purba seperti Pithecanthropus Erectus & Homo Erectus. Lalu fosil – fosil sisa binatang & tanaman yg membatu, fosil gading & geraham gajah yg berasal dr Bojonegoro dgn usia sekitar 600 ribu sampai 1 juta tahun kemudian.
  • Ada pula nekara asal Tuban yg dihiasi motif – motif dgn arti simbolis & fosil kayu jati.

3. Koleksi Batik

Koleksi museum Mpu Tantular berupa batik terdiri dr batik Pyur dr Lamongan, batik Singo Mengkok Drajad dr Lamongan, batik Situbondo, batik Gajah Oling, Gajah Oling Gedhekan dr Banyuwangi, batik Kerton dr Trenggalek, batik Parang Barong, batik Rawan dr Tanjung Bumi, batik Tar Pate Tong dr Sumenep, Sarung Rawan, Tenun Gedhog Ganggeng, sarung tenun ikat, & sarung tenun ikat belah ketupat. Ketahui sejarah museum batik Pekalongan dan sejarah museum batik Yogyakarta.

4. Koleksi Klasik

Pada zona klasik dipamerkan alat upacara Hindu-Budha, terakota dr Majapahit, arca perunggu, fragmen candi, prasasti, arca watu, emas & pusaka, uang & naskah kuno. Koleksi emas disini sangat menarik karena dipajang dlm brankas yg sungguh besar & tebal, dihalangi jeruji besi. Brankas ini berisi Garudeya . Koleksi di museum Mpu Tantular ini ialah satu – satunya peninggalan emas 22 karat di Indonesia, didapatkan pada 1989 di desa Plaosan, Kec. Wates, Keb. Kediri. Beratnya dengan-cara keseluruhan 1.163.000 gram, terdiri dr 64 kerikil permata. Berdasarkan reliefnya ada kemungkinan dekorasi ini adalah peninggalan dr kala 12 – 13 Masehi, konon merupakan kado dr Raja Siam untuk Raja Airlangga.

5. Koleksi Penemuan

  • Telepon Meja – Telepon berbahan logam perunggu ini terdiri dr dua penggalan. Bagian pertama digunakan untuk mengatakan & yg lain untuk menyimak , asumsi dibentuk sekitar kala XVIII Masehi.
  • Shimponion – Alat ini ialah alat musik atau instrumen musik klasik berasal dr Jerman periode ke 18. Alat ini tak memakai listrik namun menggunakannya dgn cara manual yaitu diputar.
  • Sepeda Kayu – Koleksi di museum Mpu Tantular ini yakni bentuk sepeda paling tua yg diciptakan oleh Michael Kesler seorang berkebangsaan Jerman pada tahun 1766.
  • Surya Stambha – Koleksi di museum Mpu Tantular yg langka ini berasal dr Nusa Tenggara Timur.
  • Sepeda Motor Uap – Sepeda motor ini diciptakan oleh warga Jerman berjulukan Gottlien Daimler & dilaksanakan memakai tenaga uap. Pertama kali dibuat oleh pabrik “Hildebrand Und Wolfmuller” di Muenchen, Jerman di tahun 1885. Kecepatan maksimalnya meraih 30 km/jam.
  • Sepeda Tinggi – Koleksi museum Mpu Tantular ini diciptakan oleh James Starley & William Hilman, keduanya orang Inggris yg menerima hak paten akan sepeda ini pada 1970. Sepeda ini sering dijuluki “Ariel” yg artinya sepeda yg yang dibuat dr metal.

Selain koleksi pada museum Mpu Tantular diatas, pula terdapat banyak sekali koleksi numismatik, senjata, tanda jasa, keramik & benda – benda etnografi yg ditandai dgn masa permulaan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pada permulaan masa ke 15. Juga koleksi senjata – senjata mirip pistol Flintlock Tower, pistol tabur ketuk, pistol saku, pistol revolver colt, pistol blunderbuss, bayonet, topi Inggris, senapan musket brown, senapan musket brown bess, winchester, & grenadier. Ketahui pula tentang sejarah museum kereta keraton Yogyakarta & sejarah museum Brawijaya di Jawa Timur.

  Tokoh Pendiri dan Tujuan Didirikannya Perhimpunan Indonesia (PI)