Artefak merupakan benda-benda arkeologi yg berasal dr peninggalan bersejarah didunia, meliputi benda-benda yg pernah dibuat sera dimodifikasi oleh manusia purba & mampu di pindah-pindah. Fungsi dr artefak sendiri beragam, mulai dr alat untuk berburu, pemujuaan & tempat untuk meletakkan hasil buruan. Pendapat lain menerangkan, jikalau artefak yaitu benda dibikin dr hasil tangan insan yg dapat diraba, dilihat & pula didokumentasikan serta mampu dipindahkan ke tempat lain tanpa menghancurkan bentuk aslinya.
Fungsi Artefak Pada Zaman Prasejarah
Artefak sendiri merupakan hasil dr kebudayaan pada zaman prasejarah. Sesuai dgn catatan sejarah, zaman prasejarah di Indonesia dibagi menjadi dua, yakni zaman kerikil & pula zaman logam. Di masing-masing zaman ini sudah menghasilkan macam-macam arterfak dan fungsinya pun berlainan. Untuk lebih membuat lebih mudah dlm mengerti, dibawah ini akan ada penjelasannya tentang fungsi artefak di zaman batu.
Mengapa disebut dgn Zaman Batu ? hal ini dikarenakan sebagian besar alat-alat untuk penunjang keperluan kehidupan insan purba pada masa itu yang dibuat dr batu. Zaman Batu ini terbagi menjadi 4 periode, diantarannya yakni Palaeolitikum atau Zaman Batu Tua, Mesolitikum yg berarti Zaman Batu Tengah, Neolitikum alias Zaman Batu Baru, & Megalitikum atau bisa disebut dgn Zaman Batu Besar. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan selaku berikut :
- Zaman Batu Tua atau Palaeolitikum
Zaman batu renta atau Palaeolitikum sendiri terbagi menjadi dua, yakni kebudayaan Pacitan & pula Kebudayaan Ngandong. Masing-masing memiliki ciri-ciri & fungsi artefak yg berlainan. Pada Kebudayaan Pacitan, alat atau artefak kuno yg digunakan yaitu berupa kapak genggam dgn bentuk masih garang atau bisa pula disebut selaku alat pemotong (chopper) & pula kapak perimbas.
Alat-alat dr Kebudayaan Pacitan tersebut didapatkan oleh Ralp von Koenigswald pada tahun 1935. Tak hanya di Pacitan saja, ternyata artefak tersebut pula ditemukan di beberapa wilayah contohnya Sukabumi, Lampung, Gombong, Bali, Flores, & Sulawesi Selatan. Namun begitu, inovasi terbanyak dr artefak jenis ini berada di Pacitan, maka itu kalau disebut dgn Kebudayaan Pacitan yg berada di Sejarah Museum Sangiran. Manusia purba yg mendukung Kebudayaan Pacitan yaitu Pithechanthropus Erectus. Adapun fungsi artefak pada masa Kebudayaan pacitan yakni sebagai berikut :
- Kapak genggam digunakan insan purba untuk berburu sekaligus untuk mengumpulkan masakan. Kapak genggam ini difungsikan sebagai alat memotong daging, menguliti hewan, serta mengali umbi. Kapak genggam ini belum mempunyai tangkai, kesudahannya penggunaannya pun dgn cara di genggam sesuai dgn namanya.
- Kapak Perimbas pada masa Palaeolitikum di Kebudayaan Pacitan difungsikan selaku alat untuk memahat tulang, merimbas kayu & sekaligus digunakan untuk senjata.
Berbeda dgn kebudayaan Pacitan, Kebudayaan Ngandong mempunyai perlengkapan berjulukan flakes atau alat sepih berupa pisau atau alat penusuk & alat yg berasal dr tulang bintang serta tanduk rusa. Artefak-artefak itu didapatkan di tempat Desa Sangiran pula Sragen & menjadi sejarah manusia purba.
Jenis manusia purba yg masuk dlm kebudayaan ngandong ini adalah Homo Soloensis & pula Homo Wajakensis. Dan berikut ini merupakan fungsi artefak pada masa kebudayaan Ngandong, antara lain :
- Flakes atau alat serpih merupakan serpihan sisa dr pembuatan kapak genggam yg sudah dibuat tajam. Jenis artefak ini mempunyai fungsi sebagai penusuk, serut, pengupas makanan, menghimpun buah-bauhan serta ubi, & dipakai pula selaku alat untuk menangkap ikan.
- Artefak dr tulang binatang atau tanduk rusak ini kebanyakan dibentuk sebagai alat penusuk atau pisau & ujung tombak berupa gerigi. Alat dr tulang & tanduk rusa ini difungsikan untuk mengorek ubi dlm tanah & mampu dimanfaatkan pula dlm menangkap ikan.
- Zaman Batu Tengah atau Mesolitikum
Artefak pada zaman Mesolitikum atau zaman kerikil tengah memiliki ciri-ciri alat sudah dihaluskan, terutama di bagian yg dipakai. Homo Sapiens merupakan manusia purba yg mendukung kebudayaan ini. Alat pada insan zaman kerikil ini antara lain Sumateralith, Mata Panah Bergerigi, Kjokkenmoddinger & Abris Sous Roche. Berikut merupakan fungsi-fungsi alat-alat tersebut :
- Sumateralith atau mampu disebut pula dgn nama kapak genggam Sumatera ini memiliki kegunaan yg kurang lebih sama dgn kapak perimbas. Akan tetapi teknik pembuatan alat ini lebih halus dibandingkan dgn kapak perimbas.
- Mata Panah Bergerigi. Mata panah ini menjadi salah atau alat untuk berburu paling vital. Bukan sekadar dijadikan untuk alat berburu, artefak ini pula difungsikan dlm hal menangkap ikan. Selain yang dibuat dr watu Mata panah bergerigi pula terbuat dr tulang hewan.
- Kjokkenmoddinger yakni artefak yg berasal dr tumpukan kulik kerang atau siput yg sudah membatu serta banyak ditemui di bab pesisir pantai.
- Abris Sous Roche adalah artefak yg berasal dr tumpukan sisa masakan yg sudah membantu di dlm goa.
- Zaman Batu Baru atau Neolitikum
Peninggalan zaman Neolitikum atau zaman watu gres, artefak yg ditemukan pada masa ini mempunyai ciri-ciri alat sudah diasah sekaligus di poles. Alhasil alat-alat yg digunakan oleh manusia purba di masa itu sudah halus & indah. Untuk insan purba yg masuk dlm kebudayaan ini merupakan Homo Sapiens dr ras Mongoloid dgn jumlah mayoritas & Homo Sapiens dr ras Austromelanosoid yg berjumlah minoritas. Ketahui pula sejarah Homo Sapiens.
Alat-alat pada masa Neolitikum diantaranya yaitu Beliung Persegi, Kapak Bahu, kapak Lonjong, Gerabah, & Perhiasan. Berikut merupakan fungi-fungsinya, diantaranya :
- Beliung Persegi merupakan alat yg mempunyai bentuk persegi empat dgn bagian permukaan memanjang & semua bab sudah digosok dgn halus. Untuk fungsinya, beliung persegi berukuran besar dipakai untuk mencangkul. Sedangkan beliung persegi berskala kecil difungsikan selaku alat untuk mengukir & memahat. Artefak ini banyak ditemukan di wilayah Jawa, Nusantara Tenggara, Kalimantan & pula Sumatera.
- Bentuk Kapak Bahu hampir ibarat kapak persegi, namun hal pembeda diantara keduanya terdapat pada bab yg diikatkan pada sisi tangkainya diberi leher. Alat ini hanya ditemukan di wilayah Minahasa.
- Kapak Lonjong difungsikan selaku alat pemotong kayu & berburu. Alat ini banyak didapatkan di wilayah Papua.
- Gerabah merupakan alat rumah tangga yg digunakan selaku tempat menyimpan makanan & hidangan. Alat ini banyak didapatkan di Kaliumpang Sulawesi, pantai selatan Jawa seta Melolo Sumba.
- Perhiasan pada masa ini berupa gelang & manik-manik. Banyak ditemukan di wilayah Jawa.
- Zaman Batu Besar atau Megalitikum
Pada masa Megalitikum, sebagian besar artefak yg ditemukan berupa bangunan watu besar. Bangunan-bangunan besar dr batu ini di dirikan dgn tujuan untuk keperluan kepercayaan. Dan artefak-artefak tersebut antara lain Menhir, Dolmen, Sarkofagu, Kubur Batu, Waruga, Punden Berundak & Arca. Berikut merupakan penjelasannya :
- Menhir yaitu tugu tegak yg difungsikan untuk tempat pemujaan roh nenek moyang. Banyak didapatkan di Sumatera, Sulawesi Tengah, serta Kalimantan.
- Dolmen merupakan meja berkaki satu yg memiliki fungsi untuk tempat sesajian yg dipersembahkan bagi roh nenek moyang.
- Sarkofagus ialah peti jenazah yang dibuat dr watu memiliki bentuk ibarat lesung, pada bab atas diberi penutup. Banyak didapatkan di wilayah Bali.
- Kubur watu memiliki bentuk persegi panjang dgn sisi-sisi serta mempunyai epilog yg terbuat dr lempengan kerikil. Banyak didapatkan di Nusa Tenggara serta Kuningan Jawa Barat.
- Waruga yaitu kubur gres berupa kubus yg memiliki epilog berupa atap rumah. Banyak ditemukan di Sulawesi Tengah & Sulawesi Utara.
- Punden Berundak berfungsi untuk pemujaan roh nenek moyang berbentuk bangunan seni bertingkat-tingkat, biasanya mempunyai 7 undak. Ditemukan di wilayah Banten.
- Arca merupakan parung dr batu yg sudah dipahat menyerupai hewan atau insan. Banyak ditemukan di Jawa Tengah, Lampung, Jawa Timur & Sumatera Selatan.
Nah, demikianlah penjelasan fungsi artefak pada masa prasejarah gampang-mudahan berfaedah. Tambah pengetahuan dgn mengetahui wacana peninggalan zaman praaksara & zaman logam perunggu.