29- Gerakan 30 September 1965 ( G.30 S. PKI )

A.  Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
B. Peristiwa Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965

A.   Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
A. Latar belakang
Setelah penandatanganan Persetujuan Renville,timbul pro & kontra terhadap persetujuan tersebut. Pada waktu itu, Partai Masyumi & PNI menarik diri dr kabinet. Masyumi & PNI ialah dua partai besar penunjang kabinet yg dipimpin Amir Syarifuddin. Akibatnya, Kabinet Amir Syarifuddin jatuh.
Kabinet gres pun dibuat dgn Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri. Akan namun, partai-partai yg berhaluan sosialis-komunis tidak ikut dlm kabinet yg baru tersebut. Akibatnya, terjadilah pertentangan yg makin tajam antara kelompok sosialis-komunis & penunjang Kabinet Hatta.
Amir Syarifuddin menentang politik pemerintah. Ia mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR). Front Demokrasi Rakyat ini terdiri dr organisasiorganisasi ekstrem kiri. Mereka melancarkan propaganda antipemerintah, melaksanakan pemogokan, & pengacauan.
Membahas wacana pemberontakan PKI di Madiun tak bisa lepas dr jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya dlm Perundingan Renville yg sungguh merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR).
Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani & buruh. Selain itu dgn memancing bentrokan dgn menghasut buruh. Puncaknya tatkala terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959.
Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso tiba dr Moskow. Amir & FDR segera bergabung dgn Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah kepercayaan bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru.
PKI banyak melaksanakan kesemrawutan, utamanya di Surakarta. Oleh PKI tempat Surakarta dijadikan daerah berantakan (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yg berdasarkan Pancasila & mengubahnya dgn negara komunis. Pada waktu yg bersamaan, gerakan PKI mampu merebut tempat-tempat
penting di Madiun.
Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini kiprah Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman menyuruh Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah & Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan sokongan rakyat di aneka macam tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik. Pada karenanya tokoh-tokoh PKI mirip Aidit & Lukman melarikan diri ke Cina & Vietnam. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.
Pokok-pokok Jalan Baru atau koreksi besar yg dikerjakan oleh Musso berisi:
1.      PKI semenjak proklamasi seharusnya sudah timbul & berperan selaku pemimpin revolusi.
2.      Persetujuan Renville adalah kesalahan besar yg mencelakakan & berbau reaksioner.
3.      Kabinet Amir sebaiknya tak mengundurkan diri alasannya pokok di setiap revolusi yaitu kekuasaan  negara.
4.    Untuk sementara perlu dibentuk Front Nasional.
Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa & negara Indonesia dr rongrongan & bahaya kaum komunis yg bertentangan dgn ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dijalankan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa santunan apa pun & dr siapa saja. Dalam kondisi bangsa yg begitu sukar itu, ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yg relatif besar oleh golongan komunis dlm waktu singkat.
B. Peristiwa Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
1.      Kondisi Politik Menjelang G 30 S/PKI
Doktrin Nasakom yg dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas efek. Usaha PKI untuk mencari dampak disokong oleh kondisi ekonomi bangsa yg semakin memprihatinkan. Dengan adanya nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yg penting pada masa Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno & Angkatan Darat.
Pada simpulan tahun 1963, PKI melancarkan suatu gerakan yg disebut “agresi sepihak”. Para petani & buruh, dibantu para kader PKI, menggantikan tanah penduduk, melakukan agresi demonstrasi & pemogokan.
Untuk melancarkan perebutan kekuasaan, maka PKI membentuk
Biro Khusus yg diketuai oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut memiliki peran-peran berikut.
A.     Menyebarluaskan imbas & ideologi PKI ke dlm tubuh ABRI.
B.     Mengusahakan semoga setiap anggota ABRI yg telah bersedia menjadi anggota PKI & sudah disumpah mampu membina anggota ABRI yang lain.
C.     Mendata & mencatat para anggota ABRI yg telah dibina atau menjadi pengikut PKI agar sewaktuwaktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.
Memasuki tahun 1965 kontradiksi antara PKI dgn Angkatan Darat makin meningkat. D.N. Aidit selaku pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai meletakkan siasat-siasat untuk melawan komando puncak AD. Berikut ini siasat-siasat yg ditempuh oleh Biro Khusus PKI.
A.     Memojokkan & mencemarkan komando AD dgn tuduhan terlibat dlm persekongkolan (konspirasi) menentang RI, karena melakukan pekerjaan sama dgn Inggris & Amerika Serikat.
B.     Menuduh komando puncak AD sudah membentuk “Dewan Jenderal” yg tujuannya menggulingkan Presiden Soekarno.
C.     Mengorganisir perwira militer yg tak mendukung adanya “Dewan Jenderal”.
D.     Mengisolir komando AD dr angkatan-angkatan lain.
E.     Mengusulkan pada pemerintah biar membentuk Angkatan Kelima yg terdiri dr para buruh & petani yg dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI & TNI AD mencapai puncaknya sesudah tanggal 30 September 1965 dini hari, atau permulaan tanggal 1 Oktober 1965. Pada dikala itu terjadi penculikan & pembunuhan kepada para perwira Angkatan Darat.
2. Seputar Penculikan Para Jenderal AD, Usaha Kudeta, & Operasi Penumpasan
Peristiwa penculikan & pembunuhan terhadap para perwira AD, kemudian dikenal Gerakan 30 S/PKI. Secara rinci para pimpinan TNI yg menjadi korban PKI ada 10 orang, yaitu 8 orang di Jakarta & 2 orang di Yogyakarta. Mereka diangkat selaku Pahlawan Revolusi. Berikut ini para korban keganasan PKI.
  
  a. Di Jakarta
1)      Letjen Ahmad Yani, Men/Pangad.
2)      Mayjen S.Parman, Asisten I Men/Pangad.
3)      Mayjen R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.
4)      Mayjen Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad.
5)      Brigjen D.I. Panjaitan, Asisten IV Men/Pangad.
6)      Brigjen Sutoyo S, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral Tentara Nasional Indonesia AD.
7)      Letnan Satu Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko Hankam/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata.
8)      Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.
 b. Di Yogyakarta
1)      Kolonel Katamso D, Komandan Korem 072 Yogyakarta.
2)      Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta.
Jenderal Nasution berhasil meloloskan diri. Akan namun putrinya Ade Irma Suryani tertembak yg karenanya meninggal tanggal 6 Oktober 1965, & salah satu ajudannya ditangkap. Ajudan Nasution (Lettu Pierre A. Tendean), mayat tiga jenderal, & tiga jenderal yang lain yg masih hidup dibawa menuju Halim.
Di Halim, para jenderal yg masih hidup dibunuh dengan-cara kejam. Sejumlah anggota Gerwani & Pemuda Rakyat terlibat dlm agresi pembunuhan tersebut. Ketujuh mayat kemudian dimasukkan dlm suatu sumur yg sudah tak dipakai lagi di Lubang Buaya. Untuk mengenang peristiwa yg menyeramkan tersebut, di Lubang Buaya dibangun Monumen Pancasila Sakti.
Peristiwa pembunuhan pula terjadi di kawasan Yogyakarta. Komandan Korem 072 Yogyakarta Kolonel Katamso & Kepala Stafnya Letnan Kolonel Sugiyono diculik & dibunuh oleh kaum pemberontak di Desa Kentungan.
Pagi hari sekitar jam 07.00 WIB Letnan Kolonel Untung berpidato di RRI Jakarta. Dalam pidatonya, Letkol Untung mengatakan bahwa “Gerakan 30 September”
yaitu suatu kalangan militer yg sudah bertindak untuk melindungi Presiden Soekarno dr perebutan kekuasaan. Kudeta itu direncanakan oleh suatu dewan yg terdiri atas jenderal-jenderal Jakarta yg korup yg menikmati penghasilan tinggi & menjadi kaki tangan CIA (Agen Rahasia Amerika).
Setelah mendengar pidato Letnan Kolonel Untung di RRI, timbul kebingungan di dlm penduduk . Presiden Soekarno berangkat menuju Halim. Presiden mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap hening & meningkatkan kewaspadaan, serta menjaga persatuan. Diumumkan pula bahwa pimpinan Angkatan Darat untuk sementara waktu berada eksklusif di tangan presiden sebagai Panglima Tertinggi ABRI. Selain itu melaksanakan peran seharihari ditunjuk Mayjen Pranoto. Namun, di ketika yg sama, tanpa sepengetahuan presiden Mayjen Soeharto mengangkat dirinya selaku pimpinan AD.
3. Penumpasan G 30 S/PKI
Pada tanggal 2 Oktober 1965 Presiden Soekarno mengundang semua panglima angkatan ke Istana Bogor. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soekarno mengemukakan dilema solusi kejadian G 30 S/PKI. Dalam rangka klarifikasi G 30 S/PKI, presiden menetapkan kebijaksanaan berikut.
a.      Penyelesaian aspek politik akan dituntaskan sendiri olehpresiden.
b.      Penyelesaian faktor militer & administratif diserahkan pada Mayjen Pranoto
c.      Penyelesaian militer teknis, keamanan, & ketertiban diserahkan pada Mayjen Soeharto
 Upaya Penumpasan G 30 S/PKI dr Aspek Militer
Untuk menumpas kekuatan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Setelah berhasil menghimpun pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi & Kaveleri, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yg dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Panglima Kostrad, mulai memimpin operasi penumpasan.
A.     Pada tanggal 1 Oktober 1965, beberapa tempat penting seperti RRI & Telkom sudah mampu diambil alih oleh pasukan RPKAD tanpa pertumpahan darah.
B.     Pada hari yg sama, Mayjen Soeharto mengumumkan beberapa hal penting berikut lewat RRI.
1.      Penumpasan G 30 S/PKI oleh angkatan militer.
2.      Dewan Revolusi Indonesia sudah demisioner.
3.      Menganjurkan pada rakyat semoga tetap damai & waspada.
C.     Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menguasai kembali Bandara Halim Perdanakusuma.
D.     Pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk anggota polisi yg berjulukan Sukitman sukses ditemukan sumur renta yg dipakai untuk menguburkan mayit para perwira AD.
E.     Pada tanggal 5 Oktober 1965, jenazah para Jenderal AD dimakamkan & menerima penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Untuk menumpas G 30 S/PKI di Jawa Tengah, diadakan operasi militer yg dipimpin oleh Pangdam VII, Brigadir Suryo Sumpeno. Penumpasan di Jawa Tengah mengkonsumsi waktu yg usang lantaran tempat ini merupakan basis PKI yg cukup besar lengan berkuasa & sukar mengidentifikasi antara lawan & kawan.
Untuk mengikis sisa-sisa G 30 S/PKI di beberapa tempat dikerjakan operasi-operasi militer berikut.
a.      Operasi Merapi di Jawa Tengah oleh RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
b.      Operasi Trisula di Blitar Selatan dipimpin Kolonel Muh. Yasin & Kolonel Wetermin.
Akhirnya dgn berbagai operasi militer, pimpinan PKI D.N. Aidit dapat ditembak mati di Boyolali & Letkol Untung Sutopo ditangkap di Tegal.
Riska Reza Juliani
Kelas : IX.1. SMPN Mg.Sakti
Tugas

Menyusun Ringkasan Mata pelajaran IPS SMP Negeri Megang Sakti Maret 2023

Sumber :
Buku Pelajaras IPS Sekolah Menengah Pertama
Baca Selengkapnya

Materi IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama Kelas 9

  Peran Perkembangan Hubungan Industrial