3 Contoh Kelompok Eksklusivisme Berdasarkan Pada Kelompok

Eksklusivisme ialah bentuk hubungan sosial yg mengkhususkan atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu. Beberapa kelompok diketahui adalah kelompok yg sungguh pribadi sehingga kalangan tersebut orang lain tak mudah memasuki kalangan lain. Bahkan, beberapa kalangan tersebut sering melakukan penindasan sehingga mengakibatkan timbulnya perilaku garang & diskriminatif. Biasanya manusia selaku makhluk sosial lebih condong membentuk golongan-kalangan tertentu. Tujuan insan membentuk kelompok yakni sebagai wadah dlm mewujudkan interaksi sosial & demi menolong seseorang yg satu dgn yg yang lain. Hal-hal inilah bahwasanya sudah terjadi semenjak jaman dahulu kala.

Sebenarnya tujuan membentuk kalangan ialah tujuan yg baik yakni menciptakan kekerabatan antar kelompok menjadi lebih kuat. Namun disisi lain, membentuk golongan bisa membuat seseorang terlingkup dlm kotak-kotak yg sempit. Mereka yg tergabung dlm kalangan yg berpengaruh pula sering menilai bahwa kalangan mereka adalahyang memiliki  ciri-ciri kalangan sosial paling baik. Sehingga seseorang tersebut akan membuat remeh golongan lain. Pada risikonya, golongan-kelompok tersebut menjadi  cenderung membuat keadaan penduduk Indonesia terjerumus dlm perbedaan-perbedaan yg membuat insan yg satu sulit menerima insan yg lain. Sikap teladan golongan eksklusivisme tersebut justru tumbuh dr kelompok tersebut.

Eksklusivisme mempunyai beberapa pengertian yaitu :

  • Eksklusivisme /eks-klu-si-vis-me/ merupakan sebuah paham yg memiliki kecenderungan atau cita-cita untuk bergerak memisahkan diri dr masyarakat.
  • Eksklusivisme yaitu kecenderungan masyarakat untuk memisahkan diri dgn penduduk yg diatandai dgn beberapa tanda-tanda

Contoh Kelompok Ekslusivisme

  1. Hitler & Kelompok bangsa Yahudi

Kita pasti masih ingat sejarah Hitler yg melaksanakan penindasan pada bangsa Yahudi. Disebutkan bahwa Hitler melakukan hal tersebut untuk menjadi yg terbaik,demi memperoleh prestis atau penghargaan & keinginannya menjadi seorang penguasa pada jaman itu. Hal inilah yg membuat manusia menjadi contoh kalangan eksklusivisme. Seringkali bila kita mendengar kata ekslusif, bayangan kita kelompok dgn kelas atau status sosial yg tinggi. Perghargaan dr kalangan eksklusivisme tersebut yg sering menciptakan seseorang tergila-gila dgn ekslusivisme.

  1. Kelompok Amorzi

Peristiwa teror bom yg dikerjakan oleh kalangan Amorzi yg terjadi di tempat Bali yakni salah satu dampak dr golongan eksklusivisme. Kelompok Amrozi yg terlibat dlm tragedi bom Bali mengatakan bahwa mereka melaksanakan pengeboman tersebut demi melawan kekafiran. Hal itulah salah satu balasan dr sifat pribadi, fanatis & diskriminatif dimana mereka merasa golongan merekalah yg paling benar.

  1. Kelompok Agama

Kita mundur ke belakang melihat sejarah tanggal 11 September di Amerika Serikat. Setelah kejadian tersebut, politikus puncak Amerika berketurunan Yahudi menyampaikan “The Moslems are barbarians & sub human. One should not negotiate with them. They are not like us. They do not deserve treatment by democratic and human rights criteria. There is no need for us to limit our selves within democratic tradition (Indra Adil, “The Lady Di” Conspiracy Misteri di Balik Tragedi Pont DE L’ALMA. Kata tersebut menunjukkan adanya perilaku eksklusivisme yakni sikap langsung, fanatis & diskriminatif. Biasanya terdapat golongan etnis & agama tertentu yg menganggap rendah golongan etnis & agama yg lain, & beberapa pandangannnya sebagai berikut:

  • Pandangan rendah tersebut menghakimi seluruh anggota kalangan etnis disebabkan dr berbagai kesalahan  yg dilaksanakan oleh beberapa anggota golongan yg satu menjadi stereotip kepada golongan yg yang lain.
  • Hal inilah yg menjadikan kerugian bagi anggota kelompok yg tak terlibat dlm kesalahan kelompok lain. 
    Sponsors Link

  • Peristiwa lain yg mungkin tak mencolok tetapi terjadi dlm golongan agama tertentu yakni perkawinan campur atau yg umumdisebut dgn perkawinan antar agama.
  • Prinsip-prinsip dlm kelompok tersebut sering kali menyulitkan mereka yg menikah tetapi berlawanan agama.
  • Dalam masyarakat sekitar bahkan timbul fikiran, haruskan insan cuma boleh bersatu dgn manusia yg memiliki iktikad yg sama? Apakah agama menjadi penghalang atau pembeda manusia untuk tetap berinteraksi dgn insan yang lain?

Memang sungguh menyakitkan apabila pembentukan kelompok yg tadinya berfungsi sebagai kegiatan sosial justru beralih menjadi bentuk penyimpangan sosial dan menjadi kelompok eksklusivisme. Apa tujuan membentuk golongan jika hanya untuk memisahkan anggota-anggotanya saja? Bukankan membentuk kelompok eksklusivisme malah menciptakan pikiran kita menjadi sempit & kerdil serta penyebab terjadinya pertentangan? Sebenarnya yg perlu kita bubarkan bukan pada kelompoknya, namun pada bentuk eksklusivisme, fanatisme, rasa agresivitas & diskriminatifnya. Sungguh tak mungkin jikalau insan hidup tanpa adanya golongan. Karena intinya insan yaitu makhluk yg senantiasa ingin bergaul & berkumpul dgn insan lainnya. Apabila kita dapat mengembalikan fungsi kelompok dgn baik tanpa ada rasa eksklusivisme, maka peristiwa-insiden tersebut tak akan pernah terjadi. Sehingga penduduk mampu hidup berkelompok tanpa adanya pembeda yg menghalanginya.

Demikian contoh kelompok eksklusivisme di sekeliling kita. Semoga hal ini dapat menambah pengetahuan pengetahuan kita khususnya dlm bidang ilmu pengetahuan sosial & berfaedah di kehidupan selanjutnya.

  Dampak Merkantilisme Juga Dirasakan oleh Masyarakat di Nusantara