Museum ABRI Satria Mandala merupakan museum yg menyimpan sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yg letaknya di jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Pembangunannya dimulai pada tanggal 15 November 1971 di atas tanah seluas 56.570 meter persegi. Awal dongeng sejarah museum Satria Mandala ini yaitu rumah milik salah satu istri dr mantan Presiden Soekarno yakni milik Ratna Sari Dewi Soekarno. Sewaktu masih hidup, Bung Karno beristirahat di rumah tersebut selama sekitar 17 bulan & menjadi daerah persemayaman Bung Karno sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Museum Satria Mandala yg dahulu diketahui selaku Wisma Yaso tepatnya terletak di Jalan Gatot Subroto no.14, Jakarta. Peresmiannya dikerjakan pada 5 Oktober 1972 oleh Presiden Soeharto. Kata Satria Mandala berasal dr bahasa Sansekerta yg artinya lingkungan keramat bagi para ksatria. Secara khusus koleksi di Museum Satria Mandala ini menghidangkan sejarah dr usaha TNI dlm menjaga & mengisi kemerdekaan RI.
1. Koleksi di Ruangan Khusus Para Jenderal
Sebagai serpihan dr koleksi Museum Satria Mandala, terdapat ruangan yg dulunya digunakan oleh Soekarno sebagai kamar peristirahatan kini dijadikan ruangan khusus untuk 4 orang Jenderal Besar TNI. Keempatnya yakni Jenderal Sudirman, Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Soeharto & Jenderal Oerip Soemohardjo, Kepala Staf Umum TNI pertama di masa revolusi. Di ruangan tersebut terdapat foto – foto & patung dr Jenderal Oerip yg berhiaskan kutipan berbunyi “Aneh, satu negara zonder serdadu” yg terucap alasannya Jenderal Oerip resah perihal Indonesia yg belum memiliki satuan tentara sesudah proklamasi kemerdekaan.
Disana pula terdapat tandu yg dipakai Jenderal Soedirman pada perang gerilya di tahun 1948 – 1949 pada Agresi Militer II tatkala ia sedang sakit parah. Ada pula koleksi di Museum Satria Mandala berupa peta suasana rute perang gerilya, replika dr mantel, piranti mirip meja tulis & dingklik sebagaimana tertera dlm biografi Jenderal Sudirman. Peninggalan Jenderal AH Nasution pula ada di ruangan ini berupa buku – buku & seragam lengkapnya yg tersusun rapi. Sedangkan milik Jenderal Soeharto berbentukkoleksi foto & buku – buku. Keempat jenderal ini menerima salah satu bentuk penghormatan tertinggi Jenderal Besar dgn lima bintang pada tanggal 5 Oktober 1997.
2. Koleksi Persenjataan
Di ruangan potongan bawah bangunan terdapat koleksi Museum Satria Mandala berbentukpersenjataan yg digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia dr masa ke masa. Senjata – senjata tersebut yakni pistol, bambu runcing, meriam untuk menangkis serangan udara, bom molotov, alat pelontar granat, roket, torpedo MK 1 yg terdapat di kapal selam & banyak lagi.
Indonesia pula memiliki koleksi senjata buatan sendiri yg dibuat di pabrik senjata Demakijo berbentukranjau personil, granat gombyok, bom molotov & mortar. Lalu ada pistol Nambu, senapan Arisaka, Stegun & Lee Enfield yg dirampas dr Jepang, Inggris & Belanda kemudian dipakai oleh bangsa Indonesia pada tahun 1945 – 1949. Koleksi senjata sehabis tahun 1950 berbentuksenapan Garand, M16, roket Hedgehod, torpedo, ranjau bahari, & roket produksi negara blok barat & timur.
3. Koleksi Pesawat
Di halaman belakang terdapat koleksi Museum Satria Mandala berbentukhanggar yg menyimpan sejumlah kecil pesawat TNI yg digunakan di masa kemudian. Juga terdapat kendaraan lapis baja yg dipakai tatkala diadakan operasi Seroja di Timor Timur. Selain itu pula ada Pesawat Seulawah sebagai pesawat penumpang pertama yg dimiliki RI merupakan hadiah dr rakyat Aceh.
Ada pula pesawat Gelatik berwarna kuning yg digunakan sebagai alat untuk memberantas hama tumbuhan & keperluan penghijauan, & suatu pesawat tempur bernama Mustang yg potongan hidungnya dihiasi lukisan mulut & gigi ikan hiu, digunakan untuk mengebom. Ada pula pesawat Cureng yg pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisucipto & pesawat Gannet milik TNI AL, pula replika kapal perang RI Macan Tutul yg tenggelam di maritim Arafura. Belakangan ini koleksi di Museum Satria Mandala pula bertambah dgn Pesawat A-4 Skyhawk TT-0438.
4. Koleksi Kendaraan Lapis Baja
Terdapat koleksi Museum Satria Mandala berupa kendaraan lapis baja beroda dua, mampu digunakan oleh anak – anak & mampu dijadikan selaku kawasan berfoto. Ada koleksi berupa mobil jeep Willy’s yg diproduksi tahun 1948 & dipakai oleh Jenderal Sudirman yg pula mampu dipakai sebagai objek foto. Terdapat kendaraan tempur sumbangan Belanda sehabis kedaulatan RI diakui seperti Tank Stuart, Humber Scout Car, Panser M8 yg berjasa dlm operasi penumpasan pemberontakan yg terjadi sehabis kemerdekaan seperti pemberontakan PRRI di Sumatera, Permesta di Sulawesi, DI/TII di Sumatera, Jawa Barat & Sulawesi. Ada pula kendaraan yg dibeli oleh pemerintah RI dr negara – negara blok timur untuk antisipasi Trikora, yakni Tank PT-76, Pansar BTR-152, BTR-50, Kapa K-6A.
5. Ruang Diorama
Ruangan ini terletak di lantai utama & menyajikan koleksi Museum Satria Mandala berupa diorama dr zaman proklamasi, pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), diorama Palagan Ambarawa, insiden Bandung Lautan Api, peperangan Surabaya tanggal 10 November & diorama yang lain disertai dgn keterangan singkat dlm dua bahasa yg berjumlah sekitar 74 buah. Diorama – diorama ini yakni buah karya dr Edhi Sunarso, seorang pematung kelahiran Salatiga. Ia lulus dr ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) pada tahun 1955. Diorama di Museum Pengkhianatan PKI dlm sejarah Museum Lubang Buaya & Museum Sejarah Nasional Indonesia pula merupakan hasil karyanya, begitu pula dgn Patung Selamat Datang, Patung Perjuangan Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng & Patung Dirgantara di Tebet.
Manfaat Berkunjung Ke Museum Satria Mandala
Melalui acara kunjungan ke Museum Satria Mandala maka manfaat yg akan didapat oleh para hadirin adalah sebagai berikut:
- Melakukan aktivitas rekreasi sejarah & mempelajari perihal sejarah bangsa dr semua koleksi di Museum Satria Mandala serta keterangan yg diberikan oleh pemandu museum.
- Belajar untuk menumbuhkan perilaku patriotisme & nasionalisme yg tinggi dr kunjungan ke museum tersebut.
- Anak – anak akan menerima faedah dr wisata edukatif tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia & lebih mengenal sejarah bangsanya sendiri. Pengunjung pula dapat mencicipi bagaimana usaha bangsa di masa lalu demi terwujudnya kemerdekaan bangsa dr penjajahan, & pula dr usaha memecah belah bangsa dr dlm & luar.
- Timbulnya kebanggaan sebagai bangsa Indonesia terhadap TNI dgn menyaksikan kelengkapan fasilitas & sarana yg dimiliki oleh TNI pula mengenali jasa – jasa Tentara Nasional Indonesia kepada bangsa & negara.
Pengunjung bisa menyaksikan koleksi Museum Satria Mandala yg buka setiap hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB kecuali pada hari Senin, hari raya pertama Idul Fitri, hari Natal, Waisak, Nyepi & Idul Adha. Tiket masuk ditentukan sebesar 4000 rupiah untuk orang dewasa, 2500 rupiah untuk pelajar & mahasiswa, 5000 rupiah untuk kendaraan beroda empat serta gratis setiap Hari ABRI tanggal 5 Oktober & Hari Pahlawan 10 November. Selain koleksi museum, disini pula terdapat Taman Bacaan Anak, kios cenderamata, kantin & Gedung Serbaguna berkapasitas 600 bangku. Ketahui pula sejarah museum Kebangkitan Nasional & sejarah museum Dirgantara di Yogyakarta.