Periode pemerintahan di Indonesia dapat dikelompokkan dlm beberapa periode, salah satunya ialah Orde Lama. Kelebihan & kekurangan Orde Lama tak terlepas dr banyak sekali macam kejadian yg terjadi pada masa pemerintahan Orde Lama.
Orde Lama merupakan sebutan bagi periode pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno yg berjalan pada tahun 1945 – 1968. Pada periode pemerintahan ini, Presiden Soekarno berlaku selaku Kepala Negara & Kepala Pemerintahan. Pemerintahan Indonesia mengalami beberapa peralihan pada masa orde lama. Indonesia sempat menerapkan tata cara pemerintahan presidensial, demokrasi liberal, & demokrasi terpimpin. Baca pula pengertian Orde Lama, demokrasi pada masa Orde Lama, & penyimpangan pada masa Orde Lama.
Kelebihan & Kekurangan Orde Lama
Kelebihan masa pemerintahan Orde Lama diantaranya adalah:
- Indonesia berhasil merebut & menjaga kemerdekaan Indonesia
Pemerintahan Orde Lama pula tergolong masa pemerintahan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia (1945 – 1950). Pada permulaan-permulaan kemerdekaan banyak terjadi peristiwa-insiden bersejarah yg memperlihatkan cita-cita yg sangat besar lengan berkuasa dr rakyat Indonesia untuk merdeka. Peristiwa tersebut diantaranya adalah Pertempuran Medan Area, Pertempuran 10 November, Pertempuran Ambarawa, & Pertempuran 5 hari di Semarang.
Belanda bahkan melakukan Agresi Militer Belanda 1 & Agresi Militer Belanda 2 untuk kembali menegakkan pengaruhnya di Indonesia. Namun, pemerintah pada masa Orde Lama tetap berupaya menjaga kemerdekaan Indonesia. Pemerintah dengan-cara aktif menyelenggarakan banyak sekali negosiasi & persetujuanuntuk mendamaikan keadaan sekaligus mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjanjian yg dihasilkan misalnya Perjanjian Linggarjati atau Perjanjian Renville.
- Indonesia sukses merebut kembali Irian Barat dr Belanda
Pemerintah Orde Lama sukses merebut kembali Irian Barat dr Belanda lewat jalur diplomasi & militer. Presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember 1961, menginformasikan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Operasi Trikora atau Tri Komando Rakyat merupakan pertentangan 2 tahun yg dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan daerah Papua serpihan barat. Presiden Soekarno pula membentuk Komando Mandala. Mayjen (Mayor Jenderal) Soeharto diangkat selaku panglima. Mereka bertugas untuk merencanakan, merencanakan, & menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua potongan barat dgn Indoesia.
- Indonesia menjadi pelopor diadakannya Konferensi Asia Afrika
Indonesia menjadi salah satu negara penggagas dr diadakannya Konferensi Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika merupakan konferensi antara negara-negara Asia & Afrika. Pada saat itu, negara-negara Asia & Afrika umumnya yaitu negara-negara yg baru saja menemukan kemerdekannya. Konferensi Asia Afrika diadakan oleh Indonesia, Burma (saat ini Myanmar), Ceylon (saat ini Sri Lanka), India, & Pakistan & dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia (Sunario). Pertemuan tersebut berjalan pada 18 – 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.
- Indonesia menjadi pencetus Gerakan Non-Blok
Tidak cuma Konferensi Asia Afrika, pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia pula menjadi pendiri Gerakan Non-Blok. Gerakan ini berawal dr suatu Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yg diadakan di Bandung, Indonesia pada 1955. GNB (Gerakan Non-Blok) adalah kumpulan negara-negara yg tidak ingin berpihak pada blok tertentu pada ketika Perang Dingin. Indonesia melalui Presiden Soekaron beserta keempat pemimpin yang lain mendirikan gerakan ini. Keempat pemimpin negara lainnya yakni Josip Broz Tito (Presiden Yugoslavia), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), & Kwame Nkrumah (Gana).
- Pemilihan Umum pertama di Indonesia
Orde Lama sukses menyelanggaraka Pemilihan Umum pertama di Indonesia pada tahun 1955. Pemilu ini dianggap selaku pemilu Indonesia yg paling demokratis. Pemilu pertama ini diselenggarakan saat keselamatan negara masih kurang aman, karena pemberontakan DI/TII. Baca pula Pemilu pada masa Orde Lama, sejarah singkat Pemilu di Indonesia, sejarah Pemilu 1955, & sejarah partai politik di Indonesia.
Kekurangan dr masa pemerintahan Orde Lama diantaranya yakni:
- Situasi politik yg tak stabil
Pada masa pemerintahan Orde Lama, situasi politik Indonesia terkesan tak stabil. Hal ini mampu terlihat dr banyaknya pergeseran kabinet yg meraih 7 kali pergantian kabinet pada masa pemerintahan demokrasi liberal dikala Orde Lama. Kabinet-kabinet yg berkuasa pada masa Orde Lama merupakan Kabinet Natsir (1950 – 1951), Kabinet Sukiman-Suwirjo (1951 – 1952), Kabinet Wilopo (1952 – 1953), Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953 – 1955), Kabinet Burhanuddin Harahap (1955 – 1956), Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956 – 1957), & Kabinet Djuanda (1957 – 1959).
- Munculnya Sistem Demokrasi Terpimpin
Pergantian kabinet yg terus terjadi alasannya adalah penerapan sistem demokrasi liberal, memaksa Indonesia untuk membentuk suatu sistem pemerintahan gres yg lebih stabil. Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan suatu tata cara pemerintahan gres yg dinamai Demokrasi Terpimpin. Perbedaan sistem demokrasi terpimpin & demokrasi liberal terletak pada kekuasaan presiden. Pada demokrasi liberal, dewan perwakilan rakyat mempunyai kekuasaan yg luas untuk menjalankan pemerintahan & pengambilan keputusan negara.
Sementara itu, pada sistem demokrasi terpimpin maka presidenlah yg mempunyai kekuasaan tersebut. Presiden bahkan mempunyai kekuasaan hampir di seluruh bidang pemerintahan. Kekuasaan Presiden Soekarno selaku Presiden Indonesia sangat mayoritas, sehingga kehidupan politik tak berkembang dengan-cara demokratis.
Indonesia menerapkan tata cara ini sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno. Kabinet Djuanda kemudian dibubarkan & digantikan dgn kabinet kerja yg dipimpin oleh Soekarno sendiri selaku perdana menteri & Ir. Djuanda selaku menteri pertama. Fokus kebijakan berada di sektor sandang, pangan, & pembebasan Irian Barat. Pada masa ini juga, Indonesia membentuk badan-badan eksekutif maupun legislatif, mirip MPRS, DPRS, DPA, Depernas, & Front Nasional.
- Ideologi yg saling berlawanan
Pada masa pemerintahan Orde Lama, terdapat pertentangan ideologis antara nasionalis, agama, & komunis (NASAKOM). Pada dikala demokrasi liberal dipraktekkan saat pemerintahan Orde Lama, terdapat tiga partai yg memiliki partisipasi yg sangat besar di dlm pemerintahan. Ketiga partai tersebut yaitu PNI (Partai Nasionalis Indonesia), PKI (Partai Komunitas Indonesia, & Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Ketiga partai ini masing-masing mempunyai ideologi yg berlainan. PNI mempunyai ideologi nasionalis, PKI mempunyai ideologi komunis, & Masyumi memiliki ideologi Pans Islamisme.
- Terjadi penyimpangan dr Pancasila & UUD 1945
Pada masa Orde Lama, terjadi beberapa penyimpangan dr Pancasila & UUD 1945 yakni selaku berikut:
- Presiden seumur hidup
- Dibubarkannya DPR hasil pemilu 1955
- Pembentukan MPRS & DPR-GR yg dipilih & diangkat oleh Presiden
Selain itu, pula terdapat perubahan fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) & perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer yg melanggar Undang-Undang Dasar 1945.
Pada masa Orde Lama pula terjadi insiden Pemberontakan G30S/PKI. Namun, pemberontakan ini berhasil digagalkan oleh TNI & rakyat. Baca pula latar belakang G30SPKI, kronologi G30SPKI, sejarah G30SPKI lengkap, & sejarah Museum Lubang Buaya. Inilah klarifikasi mengenai kelebihan & kekurangan Orde Lama. Semoga berfaedah.