Di dlm lingkungan masyarakat, tentu saja anda akan memperoleh beragam kelompok-kelompok penduduk yg memiliki karakteristiknya masing-masing. Perbedaa dr karakteristiknya tersebut ini sangat berhubungan dgn stratifikasi & diferensiasi sosial. Kondisi penduduk seperti ini lah yg diketahui dgn penduduk multikultural. Yang dimaksud dgn msayarakat multikultural ialah suatu masyarakat yg mana di dalamnya terdiri dr ebragam struktur kebudayaan. Hal ini dikarenakan adanya banyak suku bangsa yg mana mempunyai struktur budayanya sendiri yg membuatnya berlawanan jikalau dibandingkan dgn budaya dr suku bangsa yang lain. (baca juga: Peran Pranata keluarga)
Multikultural pula mampu diartikan selaku suatu keanekaragaman & perbedaan pada sebuah kebudayaan satu dgn kebudayaan yang lain. Sehingga mampu disimpulkan kalau contoh masyarakat multikultural selaku kelompok penduduk yg tinggal & menetap dlm suatu tempat yg memiliki kebudayaan serta ciri khasnya masing masing yg dapat membedakannya dgn penduduk yang lain. (baca juga: Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran)
Pierre L. Va den Berghe, yg merupakan sosiolog yg menjelaskan mengenai karakteristik dr masyarakat multikultural, antara lain ialah:
- Adanya segmentasi di dlm kelompok yg memiliki sub budaya yg berlawanan satu sama lainnya.
Masyarakat multikultural yg mana tersegmentasi ke dlm kelompok sub budaya yg berbeda merupakan penduduk yg mana terbagi bagi ke dlm kelompok kecil yg di dasarkan pada suku, ras, & agama masing-masing di dlm pergaulan yg terpisahkan dikarenakan seseorang akan lebih menentukan untuk berinteraksi dgn orang yg memiliki kesamaan pada suku, ras, & agama dengannya. Hal ini dikarenakan orang orang tersebut lebih mudah untuk diajak berkomunikasi, adanya kesamaan ikatan batin, & kesamaan lainnya. (baca juga: Pengertian Perubahan Kebudayaan)
- Memiliki struktur yg mana terbagi ke forum-lembga non komplementer.
Di dlm masyarakat multikultural, tak cuma lembaga formal saja yg mesti dibarengi & ditaati, tetapi pula forum informal. Dengan kata lain, kebanyakan penduduk akan lebih merasa hormat & taat pada forum-forum informal dikarenakan dipimpin tokoh adab yg memiliki emosional lebih dekat dgn penduduk . (baca juga: Manfaat aktivitas Ekspor & Impor)
- Kurang dikembangkannya konsesus yg ada di dlm anggota-anggota pada nilai-nilai dasar.
Masyarakat multikultural diketahui akan keragamnnya dlm ras, agama, budaya, & etnik sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan pada pandangan, pengalaman, wawasan & kebiasaan yg mana akan menimbulkan kesusahan dlm meraih janji pada nilai ataupun norma yg mana menjadi dasar dr pijakan yg akan mereka lakukan. Dapat ditarik kesimpulan kalau penduduk ini akan mempunyai kesusahan untuk menyatukan semua usulan dikarenakan adanya perbedaan perbedaan dr prinsip yg dipeganya. (baca juga: Pembagian Wilayah Waktu Di Indonesia)
- Secara relatif, integrasi sosial yg tumbuh dikarenakan atas dasar paksaan serta saling ketergantungan dengan-cara ekonomi.
Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, penduduk multikultural akan kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan dlm hal apapun. Sehingga agar mendapat janji mengenai tercapainya integrasi sosial maka dilaksanakan sedikit pemaksaan. Tak hanya itu saja, masyarakat multikultural pula akan saling ketergantungan dlm hal ekonomi dikarenakan adanya kedekatan dgn kelompok-kelompok miliki mereka saja. (baca juga: Peran Indonesia Di Era Globalisasi)
- Adanya dominasi politik di dlm sebuah kelompok atas kelompok lainnya.
Masyarakat multikultural mempunyai kelompok yg berbeda beda, baik dengan-cara politik maupun ekonomi. Tidak dapat dipungkiri jikalau ada kelompok yg akan mendominasi politik yg lalu akan memaksakan kebijakan politiknya semoga menerima keuntungan untuk kelompoknya sendiri. (baca juga: Fungsi & Peran Yayasan)
Contoh dr penduduk multikultural yg ada di Indonesia dapat anda dapatkan di Pulau Bali. Bali populer akan masyarakatnya yg mayoritas memeluk agama Hindu & kaum minoritas yg memeluk agama lainnya seperti Islam pastinya. Kondisi di Bali benar benar menampilkan wujud dr penduduk multikultural yg begitu menghargai perbedaan agama & budaya yg terlihat terperinci perbedaannya. (baca juga: Contoh Pengendalian Sosial Preventif)
Seperti yg dijelaskan sebelumnya, penduduk multikultural merupakan penduduk yg di dalamnya terdapat beragam kebudayaan namun tak sama sekali membedakan mengenai agama, suku, ras, budaya, & yang lain. Multikulturalisme ini lalu menjaid ideologi yg mengakui serta menghargai tentang arti sebuah perbedaan baik perorangan maupun kebudayaan. Dari kondisi penduduk yg ada di Bali ini, anda mampu menerima cerminan mengenai pembelajaran dr bagaimana suatu contoh masyarakat multikultural yg semestinya. Hal ini alasannya masyarakat di Bali memang sangat toleran dgn agama selain Hindu. Inilah beberapa contoh dr penduduk multikultural dlm melaksanakan kehidupannya sehari-hari:
- Bali memang dikenal sebagai wilayah Indonesia dgn umat Hindu terbesa yg ada di Indonesia, walaupun mayoritas penduduk di Indonesia yg sebagian besar yakni Muslim.
- Toleransi kehidupan beragama yg ada di Pulau Dewata ini memang sudah terjadi bahkan sudah berlangsung selama berabad-abad. Hal ini lah yg menciptakan pondasi kultural yg ada di Bali memang sangat berpengaruh & tak gampang terpecah belah. A
- nda mampu mendengar kalau selama ini tak pernah terjadi dilema menegani korelasi antar umat agama yg ada di Bali. Baik itu umat Hindu, Islam, & agama yang lain hidup berdampingan dengan-cara damai, saling tolong menolong, serta saling menghargai satu sama yang lain.
- Satu sama lainnya saling berbaur dgn kondisi budaya & penduduk setempat. Oleh alasannya itu lah, lembaga-lembaga adab yg ada di Pulau Bali ini pula tumbuh & hidup di dlm kalangan umat Islam yg ada di Bali. (baca juga: Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan)
- Bahkan rasa toleransi umat beragama di Bali pernah diuji dikala terjadinya peristiwa ledakan bom pada tahun 2002 & kemudian berlanjut pada tahun 2005. Saat sehabis peledakan bom bali tersebut, seakan tanah di Bali
- Luluh lantah diakibatkan oleh orang-orang yg mengatas namankan jihad dgn membawa nama Islam. Bahkan satu tahun lebih sesudah insiden tersebut (ledakan bom tahun 2002), kondisi Bali benar benar sunyi, mencekam, & tak aman.
- Hal ini tentu saja menciptakan masyarakat Bali merasa marah akan peristiwa tersebut. Namun meskipun begitu, mereka tak berperilaku yg membabi buta. Masyarakat Bali mengerti benar perbedaan agam Islam & terorisme.
- Mereka mengetahui jika Islam bukanlah agama yg mirip itu, Islam yakni agama yg mengajarkan mengenai perdamaian.
- Umat Hindu yg ada di Bali benar benar terbuka dgn agama Islam, walaupun merupakan agama yg minoritas di Bali tetapi tetap saja penduduk lokal benar benar menghargainya. Mereka mengetahui wacana posisi, kelas, serta pembagian tugas dr masing-masing bidang tersebut. (baca juga: Jenis Pengendalian Sosial)
Di pulau Bali, anda bisa memperoleh Desa Pegayaman, yg mana di dlm desa tersebut nyaris sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kehidupan di desa ini sehari harinya memang menawarkan warna Islam yg begitu kuat. Di desa ini, anda mampu menemukan orang-orang yg berasal dr Bugis & Jawa berbagi aliran mengenai Islam serta sukses membangun Masjid Safinatus Salam yg mana menjadi masjid paling besar & tertua yg ada di Buleleng, Bali. Masjid ini bahkan dijadikan selaku sentra pengembangan agama Islam yg ada di daerah Bali. Semua acara-acara yg berkaitan dgn fatwa agama Islam pula diadakan di Masjid ini. Pada tanggal 11 Maret 1986, Masjid ini sempat diperbaiki & direnovasi. (baca juga: Perkembangan Awal Politik Pada Awal Kemerdekaan – Syarat Terjadinya Interaksi Sosial)
- Ciri-Ciri Negara Maju Di Bidang Ekonomi
- Perbedaan Kelompok Sosial & Kerumunan Masa
- Dampak Negatif Penyimpangan Sosial
Dalam proses perbaikannya, tak hanya umat Islam yg bergotong royong namun pula banyak masyarakat lain yg beragama Hindu turut serta untuk merenovasi bangunan masjid ini. Hal ini yakni bentuk aktual dr multukulturalisme yg ada di Bali. Sikap toleran yg tercermin di penduduk Bali mampu anda jadikan sebagai sebuah teladan baik yg pantas untuk ditiru. Jika kelompok lebih banyak didominasi mampu menempatkan kelompok yg minoritas biar bisa menerima pengukuhan & identitas tentu saja hal tersebut akan membentuk kesetaraan di dalm kehidupan yg berjalan harmonis & damai. (baca juga: Cara Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk)
Namun proses multukulturalisme yg ada di Indonesia tak hanya berjalan & berjalan dgn damai & harmonis. Terdapat beberapa masalah multikulturalisme yg mana mengakibakna perpecahan & pertentangan, seperti hal-hal di bawah ini:
- Pembakaran Pasar Glodok, yg diketahui dgn nama kejadian Mei Kelabu yg terjadi di Jakarta (baca juga: Bentuk-Bentuk Kerja Sama Internasional)
- Peristiwa Ambon-Maluku, yg merupakan konflik antara Suku Bugis-Buton-Makasar-Ambon Islam yg berkonflik dgn Umat Katolik disana. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)
- Peristiwa Sambas & Palangkaraya, yg merupakan permasalahan yg terjadi antara suku Melayu, Dayak, serta Tionghoa yg melawan suku Madura (baca juga: Pengaruh Hindu Budha Di Indonesia)
- Peristiwa Poso, yg merupakan permasalah yg terjadi antara umat Islam & Katolik yg ada di Poso dgn adanya unsur-unsur pemicu dr luar. (baca juga: Dampak Positif & Negatif Perubahan Sosial)
- Peristiwa Aceh, yg merupakan permasalahan yg terjadi antara orang-orang Aceh dgn transmigrasi dr Jawa. (baca juga: Ciri-Ciri Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi)
- Peristiwa Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
- Penghancuran bangunan masjid-masjid milik Ahmadiyah yg ada di Parung, Bogor dikarenakan adanya perbedaan perbedaa yg terjadi. (baca juga: Permasalahan Lingkungan Hidup)