Dalam melakukan sosialisasi, Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yakni sebagai berikut : 1. Keluarga, 2. Kelompok bermain, 3. Media massa, 4. Sistem pendidikan keluarga. Pada awal kehidupan keluarga lazimnya distributor sosialisasi terdiri atas : 1. Orang tua & keluarga kandung, 2. Nenek, kakek, paman, bibik, 3. Tetangga, pekerja sosial, (bukan saudara), & atau 4. Pembantu rumah tangga.
Menurut, Gertrude Jaeger (1977) tugas biro sosialisasi, terutama orang tua, sangat penting. Peran orang renta menjadi penting tatkala memberikan proses pembelajaran & sosialisasi, biar interaksi sosial dgn lingkungan masyarakat dapat berjalan dgn baik.
Proses sosialisasi yg dilaksanakan itu merupakan tahap demi tahap dlm pengembangan diri manusia. Pemikiran Mead atau berjulukan lengkap George Herbert Mead dlm bukunya Mind, Self and Society, menguraikan tahap pengembangan diri manusia, dimana manusia lahir belum mempunyai diri, kemudian manusia berkembang dengan-cara sedikit demi sedikit, lewat interaksi dgn anggota masyarakat.
Baca Juga : Memahami Tindakan Sosial Max Weber
Interaksi. Interaksi yg dijalankan individu atau kalangan masyarakat berkembang sesuai dgn kebutuhuan yg ingin diraih, contohnya interaksi terjadi tatkala adanya kegiatan dlm penduduk , contohnya program 17 Agustus, hajatan keluarga, pembacaan surat yasin, atau event olahraga (volly), & kegiatan yang lain.
Secara tak langsung menciptakan interaksi antar individu & atau kalangan berlangsung, inilah yg mampu mensugesti bagaimana komunikasi didalam lingkungan masyarakat tak kaku.
Komunikasi yg dilakukan pula membutuhkan konsep diri. Menurut Cooley, konsep diri (self-concept) seseorang meningkat lewat interaksinya dgn orang lain. Konsep diri yg berkembang melalui interaksi dgn orang lain, ini dinamakan looking-glass self (menatap cerminan diri).
Looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap, yakni : 1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai persepsi orang lain terhadapnya, 2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya, 3. Seseorang memiliki perasaan terhadap apa yg dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.
Lalu, bagaimana interaksi sosial berlangsung dlm penduduk yg majemuk, apakah interaksi antar penduduk atau kelompok sosial mampu berjalan dgn baik ?
Misalnya interaksi sosial antar umat beragama atau etnis, antar golongan, & suku. Kita menyadari bahwa warisan paling besar bangsa ini ialah terletak pada keberagaman, kemajemukan, & warna warni suku, etnis, budaya, begitu juga penganut keyakinan, & agama yg berlawanan-beda.
Semua tersebar di seluruh nusantara, dr Sabang hingga Merauke. Tidak menutup kemungkinan umat beragama berkumpul di sebuah tempat atau kawasan, & atau desa mampu melaksanakan interaksi sosial, & saling berkomunikasi antar golongan & atau antar individu.
Berdasarkan data yg dikutip pada halaman Wikipedia, jumlah pemeluk agama menurut Sensus tahun 2010, sebanyak 87,18 % dr 237.641.326 jumlah penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam, 6,96% pemeluk Agama Protestan, 2,9% pemeluk Agama Nasrani, 1,69% pemeluk Agama Hindu, 0,72% pemeluk Agama Buddha, 0,05% pemeluk Kong Hu Cu, 0,13% pemeluk agama yang lain, & 0,38% tak terjawab atau tak ditanyakan.
Sementara, untuk jumlah suku bangsa di Indonesia, menurut halaman Wikipedia, ada lebih dr 300 golongan etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010.
Dari hasil data diatas, kita menyadari bahwa keberagaman yg ada di Indonesia, hingga ketika ini masih berjalan, proses-proses sosial yg ada di lingkungan masyarakat, sebut saja interaksi sesama penduduk yg berlawanan tersebut.
Baca Juga : Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial & Contohnya
Proses Sosial. Menurut, Gillin & Gillin, menyampaikan bahwa proses sosial ialah cara bekerjasama yg dapat dilihat apabila seseorang, baik sebagai individu maupun golongan, saling bertemu, & memilih sistem, serta bentuk relasi tersebut, atau apa yg akan terjadi apabila ada pergeseran-perubahan yg menjadikan goyahnya cara-cara hidup yg sudah ada.
Begitu pentingnya proses interaksi sosial yg terjadi dlm lingkungan masyarakat, baik dengan-cara individu maupun kalangan sosial. Kuncinya terletak pada proses interaksi sosial itu terjadi, sehingga kehidupan masyarakat pun akan menjadi baik-baik saja, antar umat beragama.
Sudah niscaya, jikalau interaksi sosial tak berlangsung, maka pertentangan & tabrakan pun akan terjadi dlm penduduk yg majemuk.
Tanpa adanya interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan bareng . Interkasi sosial merupakan syarat utama terjadinya kegiatan-acara sosial. Interaksi sosial merupakan relasi dinamis yg menyangkut korelasi antar perseorangan, antar golongan, maupun antar individual dgn kelompok.
Interaksi sosial. Interaksi sosial adalah sebuah kekerabatan antar dua atau lebih individu, dimana sikap individu yg satu mensugesti, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yg lain atau sebaliknya.
Menurut Gillin, agar interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu :
1. Adanya kontak sosial, dan
2. Adanya komunikasi.
Dengan demikian, kontak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosial tak melulu kita bersinggungan dengan-cara badaniah, yg artinya dengan-cara harfiah tolong-menolong menyentuh. Manusia selaku individu mampu melaksanakan kontak sosial, dgn cara berkomunikasi sosial (face to face communication).
Menurut Douglas Oliver, mengatakan Interaksi terjadi apabila kekerabatan adaptasi tingkah laris antar pihak, suatu kelompok atau masyarakat tak akan mampu mempertahankan interaksi tanpa adanya pembiasaan.
Setiap anggota masyarakat atau kelompok sosial berinteraksi melalui komunikasi & dengan-cara berbarengan akan menyesuaikan tingkah lakunya.
Interaksi yg dilaksanakan penduduk di lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu pecahan yg tak terpisahkan. Berawal dr interaksilah seseorang individu melakukan sosialisasi, baik antar individu dgn individu & atau individu antar golongan sosial.
Menurut, Gillin & Gillin, pernah menggolongkan proses sosial yg timbul sebagai adanya interaksi sosial, yakni bentuk interaksi : 1. Bentuk interaksi sosial yg asosiatif (fasilitas, asimilasi, & akulturasi, & 2. Bentuk interaksi sosial yg disosiatif (kompetisi & pertentangan).
Sementara, menurut Kimball Young, bentuk interaksi sosial yaitu : 1. Oposis, (kompetisi & kontradiksi), 2. Kerjasama yg menghasilkan fasilitas, 3. Diferensiasi (tiap individu memiliki hak & keharusan atas dasar perbedaan usia, seks, & pekerjaan).
Kemudian, menurut Tomatsu Shibutani, membuktikan bahwa bentuk interksi, yakni 1. Akomodasi dlm situasi berkala , 2. Ekspresi konferensi & ajuan, 3. Interaksi startegis dlm kontradiksi, & 4. Pengembangan sikap massa.
“Proses sosial ialah cara berafiliasi yg mampu dilihat apabila seseorang, baik sebagai individu maupun golongan, saling bertemu, & menentukan tata cara”
Sumber Refrensi :
Dany Haryanto, S.S & G Edwi Nugrohadi, S.S., M.A. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : Prestasi Pustaka
Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Ihrom. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia : 2004
Wikipedia, “Agama di Indonesia”, (https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia)