Bentuk dan Contoh Gerakan Sosial Masyarakat Menurut Sosiologi di Indonesia

Contoh Tindakan Rasionalitas Max Weber : Gaya Hidup Baru Masyarakat Disaat Situasi Pandemi Covid-19

Mahasiswa dr aneka macam tempat kompak berdemo. Mahasiswa yg tergabung dlm aksi ini di antaranya berasal dr ITB, Trisaksi, Unindra, Stiami, Universitas Paramadina, Universitas Tarumanegara, UPI, STMT Trisakti, & UI.

Setahun berselang, disaat wabah Pandemi Covid-19, kembali mahasiswa, penduduk , buruh, & elemen kalangan masyarakat menolak dgn tegas UU Omnibus Law yg baru saja disahkan oleh DPR RI & Pemerintah pada Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga : Omnibus Law Ditolak Masyarakat, Bukti Pertentangan Kelas di Indonesia ?

Sampai saat ini, gelombang penolakan dr bagian masyarakat masih terjadi, bahkan tak hanya di kawasan jawa, masa aksi pula ada disetiap kawasan provinsi & kabupaten/kota di Indonesia.

Dua contoh gerakan sosial masyarakat diatas, memberikan gambaran gres pada kita selaku mahasiswa sosiologi. 

Bagaimana sosiologi melihat dua fenomena sosial kemasyarakat diatas ? Mari kita baca dgn santuy.

Gerakan sosial menurut Sosiolog Indonesia. Kamanto Sunarto, dlm bukunya Pengantar Sosiologi menerangkan, pengertian gerakan sosial sebagai sikap kolektif memiliki tujuan jangka panjang untuk mengubah atau mempertahankan masyarakat atau institusi yg ada di dalamnya.

Sementara, berdasarkan Paul B. Horton & Chester L. Hunt, menjelaskan ada enam bentuk gerakan sosial dlm penduduk , adalah 

1. Gerakan Perpindahan (migratory movement)

2. Gerakan Ekspresif (expressive movement)

3. Gerakan Utopia (utopian movement)

4. Gerakan Reformasi (reform movement)

5. Gerakan revolusioner (revolutionary movement)

6. Gerakan perlawanan (resistance movement)

Baca pula selengkapnya disini : Tipologi Gerakan Sosial Menurut Sosiologi

Saya harap mitra-mitra sudah membaca klarifikasi diatas pada tipologi gerakan sosial penduduk berdasarkan sosiologi. 
Nah, jikalau berdasarkan saya, ada beberapa gerakan sosial yg dijalankan penduduk diera media umum kini, sebagai upaya melawan ketidak berpihakan penguasa pada rakyatnya.
Pertama, Gerakan Ekspresif (expressive movement). Gerakan sosial penduduk sekarang pula dilakukan lewat aksi-aksi inovatif di media umum, mirip FB, IG, Youtube, Tiktok, & sejenisnya.
Masyarakat mengekspresikan, ada dgn menciptakan musik, dagelan, lelucon, sindiran, puisi. Gerakan ini dilakukan selaku kesadaran kolektif dlm berbagi informasi pada kahalak banyak.
Dengan demikian, isu yg diangkat mampu diketahui oleh penduduk , sebut saja yg lagi gres sekarang, penolakan UU Omnibus Law yg terus dijalankan penduduk , khususnya buruh, dibantu oleh mahasiswa, pelajar, & unsur masyarakat yang lain. 
Gerakan sosial penduduk diatas disebut oleh  Paul B. Horton & Chester L. Hunt sebagai gerakan Ekspresif (expressive movement).
Kedua, Gerakan Perlawanan (resistance movement). Gerakan perlawanan yg dilakukan kaum buruh, masyarakat, mahasiswa & bagian organisasi sosial kepada UU Omnibus Law, maupun penolakan UU KPK, serta RKHUP diatas.
 
Ini menjadi acuan gerakan sosial penduduk dlm menunjukkan perlawan kepada ketidak setujuan kepada pergeseran sosial yg merugikan dirinya.
Gerakan perlawan pada ketika kini, masih terus berlangsung, sampai dgn menanti dikeluarkannya Perppu oleh Presiden Jokowi kepada pemeberlakuan UU Omnibus Law.
Semoga bisa diketahui & mampu menambah sendiri pemahaman mitra-kawan pembaca, ini cuma sekilas saja. 
Saya pula cuma memilih dua gerakan sosial diatas dr enam tipologi gerakan sosial masyarakat menurut persepsi dr Paul B. Horton & Chester L. Hunt.
Sumber foto : dok.pribadi
  6 Karakteristik Masyarakat Majemuk Multikultural Menurut Pierre L Van den Berghe