Tata Cara Mengerjakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat & salam pada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat & orang-orang yg meniti jalan mereka hingga kiamat.


Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Ied
Menurut mayoritas ulama, waktu shalat ‘ied dimulai dr matahari setinggi tombak hingga waktu zawal (matahari bergeser ke barat).
Tujuan kenapa shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal yaitu supaya orang-orang mampu segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan semoga kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri.
Tempat Pelaksanaan Shalat ‘Ied
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali kalau ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri & ‘Idul Adha menuju tanah lapang.
Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah ‘Ied & Ba’diyah ‘Ied
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu dia melaksanakan shalat ‘ied dua raka’at, tetapi beliau tak menjalankan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.
Tidak Ada Adzan & Iqomah Tatkala Shalat ‘Ied
Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata,
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ.
“Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri & Idul Adha) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekali atau dua kali, tatkala itu tak ada adzan maupun iqomah.”
Tata Cara Shalat ‘Ied
Jumlah raka’at shalat Idul Fithri & Idul Adha yaitu dua raka’at.
Pertama:
Memulai dgn takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.
Kedua:
Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/suplemen) sebanyak tujuh kali takbir selain takbiratul ihrom sebelum mengawali membaca Al Fatihah.
Ketiga:
Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung & memuji Allah, membaca bacaan,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَ
Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.
Namun ingat sekali lagi, bacaannya tak dibatasi dgn bacaan ini saja. Boleh pula membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi kebanggaan pada Allah Ta’ala.
Keempat:
Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dgn membaca surat lainnya.
Kelima:
Setelah membaca surat, kemudian melaksanakan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
Keenam:
Bertakbir tatkala bangkit untuk menjalankan raka’at kedua.
Ketujuh:
Kemudian bertakbir sebanyak lima kali takbir selain takbir berdiri dr sujud sebelum memulai membaca Al Fatihah.
Kedelapan:
Kemudian membaca surat Al Fatihah & surat yang lain sebagaimana yg sudah disebutkan di atas.
Kesembilan:
Mengerjakan gerakan yang lain hingga salam.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber : www.muslim.or.id
  Sosial Budaya, Aspek Masyarakat Yang Berada Persoalan Budaya