6 Peninggalan Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah salah satu dr sekian banyak kerajaan bercorak Hindu-Biuddha di Indonesia yang pernah menguasai Nusantara. Dapat dibilang bahwa kerajaan ini merupakan salah satu cikal bakal negara kita, Indonesia. Hal ini karena Majapahit terus-menerus melakukan lebih banyak diplomasi di seluruh nusantara untuk koordinasi, tak cuma melalui kontrol paksa.

Dari segi catatan sejarah, Majapahit merupakan salah satu kerajaan yg banyak meninggalkan jejak berupa artefak & berbagai manuskrip antik yang lain.

Hal ini tampak masuk akal, sebab kerajaan ini merupakan salah satu pendudukan paling besar di Nusantara dgn batas wilayah yg sangat luas bahkan hingga ke pelosok nusantara.

Sejarah Singkat Majapahit

Masa kejayaan Kerajaan Majapahit dimulai pada masa
pemerintahan Ratu Tribhuwantunggadewi Jayawishnuwardhani pada tahun 1328-1350
M. Kemudian mencapai masa keemasan (puncak kejayaan) pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk (1350-1389M) dgn Mahapatih Gajah Mada, yg bahkan bisa
dibilang lebih populer di Nusantara dikala itu.

Saat itu kemakmuran Majapahit sungguh dinikmati oleh seluruh penduduk Nusantara. Faktor penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit yaitu perang kerabat yg terjadi karena suatu perebutan tahta kekuasaan dr keturunan Hayam Wuruk. Setelah mencapai puncaknya pada masa ke-14, kekuatan Majapahit lambat laun mulai melemah.

Setelah akhir hayat Hayam Wuruk pada tahun 1389 M terjadi perebutan tahta antara putri mahkota Kusumawardhani yg menikah dgn sepupunya sendiri, Pangeran Wikramawardhana & putra selirnya, Wirabhumi.

Perebutan tahta antara Wikramawardhana & pula Wirabhumi menjadikan terjadinya perang Paregreg yg diperkirakan terjadi pada tahun 1405 hingga 1406. Pada akibatnya, Wikramawardhana memenangkan perang.

Namun, perang kerabat ini melemahkan kekuasaan Majapahit atas wilayah-wilayah yg dikuasainya, khususnya daerahnya di luar Jawa. Seiring dgn melemahnya kekuasaan Majapahit, kedatangan Islam pula makin semarak di Nusantara.

  3 Penyebab Perang Badar Dan Dampaknya

Hal ini ditandai dgn kehadiran Laksamana Cheng Ho, seorang jenderal Muslim dr Tiongkok yg membentuk komunitas Tionghoa & Arab di beberapa kota pelabuhan di pesisir utara Jawa seperti Semarang, Demak, Tuban, & Ampel.

Majapahit pula makin stress akhir bangkitnya Kesultanan
Malaka, yg pada pertengahan masa ke-15 mulai menguasai Selat Malaka & terus
meluaskan kekuasaannya ke pulau Jawa. Selain itu, Kesultanan Demak pula tumbuh
dan meningkat di Jawa.

Runtuhnya Majapahit pula tak lepas dr Kesultanan Demak. Hal ini alasannya salah satu penyebab runtuhnya Majapahit yaitu campur tangan Demak yg melaksanakan Islamisasi di seluruh pulau Jawa.

Dengan demikian, aspek runtuhnya kerajaan Majapahit pula tak terlepas dr kedatangan Islam yg posisinya semakin berpengaruh di Nusantara, tergolong tekanan dr Kesultanan Malaka & Demak.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

  • Gapura Bajang Batu

Bangunan gapura termasuk salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit yang terletak di wilayah Desa Temon, Trowulan, Mojokerto. Dalam kitab Negarakertagama, gapura ini berfungsi selaku pintu masuk ke bangunan suci tersebut. Menurut asumsi, bangunan ini merupakan gerbang terbesar pada masa Kerajaan Majapahit.

Gerbang ini memiliki struktur vertikal dgn tiga potongan
yaitu kaki, tubuh, & atap serta dilengkapi dgn sayap & pagar di kedua
sisinya. Di bagian gapura ini terdapat relief Sri Tanjung yg diandalkan
selaku penangkal ancaman.

  • Kitab Negarakertagama

Karya sastra Kerajaan Majapahit yg paling terkenal adalah
Kitab Negarakartagama. Buku ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M.
Kitab Negarakertagama menceritakan tentang sejarah raja-raja nusantara, baik
raja Singasari maupun raja Majapahit.

Selain membahas kisah raja-raja, kitab Negarakertagama pula menceritakan perihal keadaan Kerajaan Majapahit & wilayah kekuasaannya.

  Kongres Pemuda II menghasilkan sebuah ikrar yang disebut Sumpah Pemuda.

Ada pula kisah tentang perjalanan Hayam Wuruk ke wilayahnya di pelosok Jawa Timur. Ada pula berita wacana pura yg ada, kehidupan keagamaan, & aneka macam upacara sakral.

  • Candi Tikus

Candi Tikus pula termasuk candi peninggalan kerjaan majapahit yg terletak di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Disebut candi tikus, alasannya saat ditemukan sarang tikus didalamnya.

Bangunan ini memiliki bentuk mirip kilat, sehingga banyak disebut sebagai tempat pemandian keluarga kerajaan. Tak sedikit pula yg menilai candi ini sebagai tempat penyimpanan air untuk keperluan masyarakat pada zaman Kerajaan Majapahit.

  • Gapura Wringin Lawang

Peninggalan Kerajaan Majapahit berbentukgapura yg terletak di Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Bangunan ini terbuat dr batu bata merah, dgn tinggi 15,5 m & diperkirakan dibangun pada era ke-14 Masehi.

Banyak ahli yg meyakini bahwa peninggalan Kerajaan Majapahit ini merupakan pintu gerbang kediaman Patih Gajah Mada sekaligus merupakan bangunan penting pada masa Kerajaan Majapahit.

  • Kitab Sutasoma

Kitab Sutasoma merupakan karya sastra dr sejarah Kerajaan
Majapahit yg ditulis oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma berisi kisah
perjalanan Sutasoma, putra raja yg menentukan meninggalkan kerajaan untuk
belajar menjadi pendeta Buddha. Dalam buku ini pula, asal mula semboyan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana
Dharma Mangrawa”.

  • Candi Pari

Bangunan peninggalan kerajaan ini terletak di wilayah Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Konon candi ini dibangun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Dibangun dgn kerikil bata persegi panjang seperti pura di Bali & menghadap ke barat. Berdasarkan goresan pena J. Knebel dlm laporannya, candi ini dibangun untuk mengingat kepergian saudara angkat & sahabat putra Prabu Brawijaya.

  Sejarah Bhinneka Tunggal Ika Lengkap