Jika kita mendengar kata ‘nilai’, persamaan kata tersebut yg memiliki kemiripan makna dgn kata nilai yaitu ‘norma’ pula tentu saja pribadi terpikirkan di benak kita. Tahukah Anda mengenai ungkapan nilai & norma ini? Tentu dua hal tersebut sungguh sering kita dengar dlm pendidikan sosial maupun kewarganegaraan yg bertujuan sebagai pembentukan aksara penerima didiknya. Dilihat dr asal katanya, nilai berarti harga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘nilai’ mempunyai beberapa arti, diantaranya yaitu harga, angka kepandaian, banyak sekurang-kurangnya isi, mutu, sifat-sifat yg penting bagi kemanusiaan, & yg terakhir sesuatu yg menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya.
Dalam hal ini, nilai sosial dapat mengambil dua dr pengertian-pemahaman tersebut yakni nilai selaku sifat yg penting bagi kemanusiaan & nilai sebagai sesuatu yg menyempurnakan insan sesuai hakekatnya. Kedua pemahaman tersebut merujuk pada nilai dgn bentuk yg absurd, berbeda dgn nilai sebagai harga maupun alat ukur kepandaian seseorang. Bentuk abstrak dr nilai mampu berbentukkeadilan, kedamaian, kesejahteraan, kebebasan, kejujuran, kebaikan, & hal-hal abstrak yang lain yg menggambarkan mutu sesuatu (bukan kuantitas/sesuatu yg diukur dgn angka).
Pengertian Nilai Sosial
Banyak pengertian dr kata ‘nilai’ dr para jago yg bisa semakin memperjelas pemahaman dr kata ini, tetapi apa sebenarnya yg disebut selaku contoh nilai sosial, & apa yg membedakannya dgn nilai-nilai yang lain, seperti nilai budaya, nilai ekonomi, & nilai lainnya? Berikut ini ialah beberapa usulan hebat mengenai makna dr kata nilai: Menurut Ralp Perry, nilai berasal dr minat suatu individu. Sedikit berlawanan dgn Fraenkel yg beropini bahwa nilai ialah sebuah desain atau ide perihal apa yg dianggap penting oleh seseorang. Kupperman berasumsi nilai mampu merubah tingkah laris seseorang.
Louis O. Kattsof bahkan membagi nilai menjadi dua bentuk yakni nilai intristik yg dr semula sudah bernilai, & nilai instrumental dimana sebuah nilai berasal dr fasilitas untuk meraih tujuan tertentu & berakibat membentuk nilai. Mulyana beranggapan nilai adalah keyakinan dlm memilih suatu opsi & yg terakhir pendapat Gordon mengenai nilai yaitu kepercayaan yg memilih langkah-langkah seseorang menurut pilihannya sendiri. Seperti yg sudah dijelaskan diatas, nilai yg kita bicarakan saat ini yakni nilai yg mewakili mutu sesuatu yg di nilai penting. Jika digabungkan dgn kata ‘sosial’, itu artinya nilai sosial yakni segala sesuatu yg mewakili mutu dr suatu komunitas yg sifatnya sosial. Dengan kata lain, nilai sosial yaitu segala bentuk mutu yg dianggap penting dlm penduduk .
Jenis-jenis Nilai Sosial
Segala sesuatu baik tindakan, perkataan maupun pemikiran yg baik maupun yg tak baik dlm suatu penduduk ditentukan oleh nilai sosial. Tentunya banyak hal yg mempengaruhi nilai sosial untuk mampu menimbulkan janji tak tertulis dlm masyarakat yg mengatur mana yg baik & mana yg tak baik. Salah satunya yakni kebudayaan yg berlaku di suatu tempat. Tidak heran kalau nilai sosial mampu berbeda-beda dr satu tempat dgn tempat yg lain. Dampak aktual & negatif transmigrasi dapat terlihat dlm nilai sosial yg dianut suatu kawasan alasannya adanya adonan kebudayaan yg terjadi tatkala ada transmigrasi.
Mengutip pemikiran dr Prof. Dr. Notonegoro, nilai sosial bisa kita bagi menjadi tiga bentuk yaitu nilai material, nilai vital & nilai kerohanian. Ketiga bentuk nilai inilah yg membentuk nilai sosial dengan-cara keseluruhan & mengatur kehidupan penduduk yg menganutnya. Ada dua jenis nilai sosial menurut ciri-ciri nilai sosial yakni nilai dominan & nilai yg mendarah daging. Perbedaannya terdapat pada bagaimana nilai sosial tersebut dianggap dlm bermasyarakat, sebagai berikut:
- Nilai lebih banyak didominasi yaitu nilai sosial yg selaku nilai yg dianggap terpenting diantara nilai yang lain.
- Kita mampu melihat suatu teladan nilai sosial dianggap lebih banyak didominasi atau tak dilihat dr berapa banyak orang yg menganutnya (jumlah), berapa lama nilai tersebut telah dianut (waktu), seberapa penting nilai tersebut untuk diusahakan (perjuangan) & apakah muncul perasaan bangga bagi seseorang atau sekelompok orang yg mampu menjalankannya (gengsi).
Kasus Tentang Nilai Sosial di Lingkungan Sekolah
Berbeda dgn nilai mayoritas, nilai yg mendarah daging ialah nilai yg sudah menjadi kebiasaan bagi sekelompok masyarakat sehingga sudah menjadi sesuatu yg biasa & penduduk yg menganutnya melaksanakan tindakan tersebut dengan-cara otomatis (tanpa berpikir tindakannya masuk ‘nilai’ atau tidak). Contohnya seorang anak yg sudah biasa salim terlebih dahulu pada orang tuanya sebelum berangkat sekolah melaksanakan hal tersebut dengan-cara otomatis & tanpa berpikir alasannya merasa langkah-langkah tersebut bukan lagi opsi untuk dilaksanakan atau tak melainkan sudah menjadi sesuatu yg niscaya.
Nilai sosial mampu kita dapatkan dimana saja. Untuk setiap tempat memang bisa berbeda-beda, tetapi untuk tempat yg berbasis pendidikan mirip sekolah, nilai sosial yg berlaku kira-kira sama dengan-cara lazim. Berikut ini adalah acuan perkara berkaitan dgn nilai sosial yg berlaku di lingkungan sekolah:
- Seluruh siswa wajib berpakaian seragam lengkap dgn atributnya tanpa terkecuali tatkala mengikuti upacara bendera.
- Siswa SD berbaris di depan kelas sebelum pelajaran dimulai & masuk satu per satu dengan-cara berurutan setelah salim (mencium tangan) pada gurunya.
- Membentak, mengejek, meremehkan & segala bentuk perilaku negatif pada seorang guru yaitu bentuk sikap paling tak terpuji & mampu berakibat fatal bagi siswa yg melaksanakan.
- Bertutur kata sopan pada guru & sesama siswa dgn menghormati kakak kelas yg lebih senior & menghargai adik kelas yg ingusan
- Aturan berpakaian seragam harus ditaati. Untuk anak wanita ada batas panjang rok minimal & untuk anak laki-laki ada batas diameter.
- Peduli pada teman sekelas yg tak paham dgn materi yg diajarkan & menolongnya untuk dapat mengetahui materi tersebut.
- Kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bareng , sampah dibuang pada tempatnya & diadakan program ‘Jumat Bersih’ setiap minggu.
- Memberi salam dgn ramah tatkala bertemu guru (tidak acuh taacuh).
- Masuk ke ruang guru dgn tata krama & sopan santun dgn memberi salam, memperkenalkan diri & memberikan maksud kedatangan ke ruang guru dgn jelas.
- Tiba di sekolah sempurna waktu selaku wujud disiplin diri, menghormati sesama, & taat hukum.
- Menerima setiap konsekuensi tatkala tak mentaati tata tertib selaku aturan yg berlaku di lingkungan sekolah.
- Menghormati guru yg sedang mengajar di depan kelas dgn cara tak ngobrol dikala jam pelajaran berlangsung & hanya berbincang-bincang jikalau dipersilahkan untuk melaksanakan diskusi dengan-cara kelompok.
- Tidak membeda-bedakan teman yg berbeda kepercayaan dgn cara berkawan dgn siapa saja tanpa selektif.
- Jujur ketika ujian / ulangan berlangsung dgn tak menyiapkan contekan, mencontek maupun menolong sahabat menjiplak.
- Menerima perbedaan yg ada antar sobat baik itu perbedaan kepercayaan, latar belakang, status sosial, ras, budaya, & lain sebagainya.
- Berdoa sebelum pelajaran pertama dimulai & sehabis pelajaran terakhir selesai.
- Orang renta berpakaian rapih & sopan dikala hendak datang di sekolah atau menghadiri agenda resmi di sekolah.
- Bagi siswa wanita tak baik memakai tambahan maupun bersolek dgn berlebihan.
- Memberi salam tatkala guru masuk ke dlm kelas untuk mengajar.
- Berkomunikasi dgn guru memakai bahasa yg formal & sopan.
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Tatkala Anda berada di tempat baru, tentukan Anda mengetahui nilai sosial apa saja yg berlaku di tempat tersebut supaya terhindar dr benturan dgn penduduk asli tempat tersebut terkait perilaku & tingkah laku Anda yg bisa saja menyinggung orang asli tempat itu jikalau tak sesuai dgn nilai sosial yg berlaku disana. Contoh fenomena sosial yg terjadi di penduduk ketika ini yakni kurangnya kesadaran akan pentingnya memperhatikan nilai sosial yg berlaku di masyarakat. Karena luasnya globalisasi & masuknya nilai-nilai sosial yg berlaku di negara lain utamanya bangsa barat, yg pastinya sangat berlawanan dgn yg kita anut di tempat timur, nilai sosial asli Indonesia di setiap daerahnya sudah mulai ditinggalkan oleh kaum muda saat ini.
Sebagai bentuk-bentuk pengendalian konflik sosial ada baiknya kita tetap menjaga nilai sosial yg berlaku di negara kita sesuai dgn kebudayaan & kepercayaan yg sudah usang kita bangkit di negara kita. Akan sangat membanggakan bagi ibu pertiwi apa bila seluruh rakyatnya menjunjung tinggi acuan nilai sosial yg berlaku di negaranya sendiri. Kita pun selaku warga negara Indonesia akan gembira dgn negara kita yg mampu menjaga nilai sosialnya biar tak lengser oleh nilai-nilai negara luar yg masuk lewat globalisasi & menggantikan pikiran kaum muda yg mulai luntur rasa kebanggaannya atas negara sendiri.
Secara keseluruhan, nilai sosial yg berlaku dlm lingkungan sekolah pula bisa dipraktekkan di luar lingkungan sekolah dlm bermasyarakat. Pada pada dasarnya, kedisiplinan, kejujuran, kesopanan & saling menghormati yaitu nilai sosial yg dengan-cara umum berlaku pada masyarakat. Tidak ada lingkungan sosial manapun yg tak menyepakati hal tersebut. Anda bisa mendapatkan acuan yg lebih banyak lagi dlm keseharian Anda dimanapun Anda berada.