Sebenarnya, pada dasarnya suatu desain perihal kesejahteraan sosial yg selama ini ada sesungguhnya mengacu pada rancangan kemakmuran sosial yg datang pada Eropa & Amerika. Berbagai wawasan yg dimiliki oleh masyarakat disana, memiliki aneka macam pengetahuan yg kaya akan masyarakatnya.
Dengan demikian, konsep yg lebih identik dgn desain social security & cuma cocok untuk keadaan pada masyarakat yg sudah maju & meningkat seperti Amerika & Eropa, dimana anggota penduduk yg dlm aktivitas kerja selalu berkorelasi dengan jaminan sosial.
Berbagai mekanisme kemakmuran sosial yang konvensional yaitu proteksi kepada mereka yg terjamin. Karena, bagi mereka yg tak bekerja akan terjangkau oleh mekanisme kemakmuran sosial, yg sepenuhnya ada di tangan pemerintah, & dgn bantuan finansial yg berpengaruh pada Negara-Negara maju.
Maka, Indonesia sesungguhnya mengarah pada dunia ke tiga dgn kata lain, menuju Negara maju. Tetapi, lebih di dominasi gila. Karena, dlm hal ini berbagai hal terkait dgn sumber daya manusia yg masih minim untuk Indonesia.
Tidak heran, kalau sumber daya insan dipakai Negara maju untuk pembangunan di Negara mereka. Berbagai hal terkait perihal itu, maka banyak sekali dilema perihal tata cara budaya mereka yg baik, serta masyarakatnya memiliki potensi yg sungguh luar biasa keuntungannya.
Sifat pluralistic memang terkandung dlm pemahaman kemakmuran sosial, karena dlm hal ini banyak sekali hal terkait kemakmuran sosial yg semakin kompleks. Daya saing dlm hal ini, dgn berbagai impian yg mampu dikenali dgn aneka macam kebutuhan mereka.