Hal yg mempesona mengenai perkotaan, tentunya dapat diketahui dengan-cara sederhana. Seperti bagaimana mengerti sosiologi perkotaan sebagai ilmu yg mempelajari korelasi antarmanusia, baik sebagai individu maupun golongan insan yg hidupnya di kota. Karena spesifikasinya perkotaan, pembahasanya selalu berafiliasi dgn sejarah, ciri, karakteristik & permasalahan Kota dr berbagai sudut.
Beberapa sosiolog menawarkan pemahaman wacana kota, maka salah satunya Max Weber yg berpendapat bahwa kota ialah suatu tempat apabila penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar setempat. Ciri kota menurut Max Weber, terutama adalah adanya pasar sebagai benteng, yg mempunyai sistim & lain-yang lain bersifat kosmopolitan.
Sementara, Cristaller menyatakan kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi tempat dilingkunganya. Sehingga, mampu disimpulkan dr teori ini mengenai kota sebagai pusat pelayanan. Maka, dr itu pemahaman kota mampu diartikan selaku suatu sistim jaringan kehidupan manusia yg ditandai dgn strata sosial ekonomi heterogen dgn coraknya yg materialistis.
Ciri-ciri penduduk kota, berdasarkan korelasi dgn masyarakat lain dapat dilakukan dengan-cara terbuka & saling menghipnotis, kepercayaan akan ilmu wawasan & teknologi, tergolong pada masyarakat yg tergolong ke aneka macam profesi.
Jika berdasarkan dgn tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi: Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yg menjelma kota baru, tingkat Polis, yakni sebuah kota yg masih memiliki sifat agraris, sementara tingkat metropolis, yaitu kota besar dgn perekonomiannya yg telah mengarah pada industri industri.
Baca Juga : Pemikiran Klasik Tentang Perkotaan
Dengan demikian, berbagai tingkat Megalopolis, yakni wilayah perkotaan yg terdiri atas beberapa kota metropolis berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan sangat besar, serta tingkat tryanopolis, yaitu kota yg kehidupannya sudah dipenuhi dgn kerawanan sosial, mirip kemacetan lalu lintas & kriminalitas tinggi, Tingkat Nekropolis, yakni suatu kota meningkat menuju keruntuhan.
Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan selaku berikut: Kota pusat produksi, yaitu kota yg memiliki fungsi sebagai sentra bikinan atau pemasok, baik berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Berbeda dgn kota yg mempunyai pusat kebudayaan, seperti kota yg memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan.