Kelompok dlm relasi industrial dibedakan dr dua kelompok pendekatan. Kelompok pendekatan sebelumnya sudah banyak menekankan pada upaya pemahaman, klarifikasi, serta pengembangan gagasan-ide yg berhubungan dgn pekerjaan & organisasi. Sementara korelasi industrial yg merupakan suatu disiplin kajian tersendiri memfokuskan pada pengelolaan korelasi-korelasi kelembagaan (institusional), pebisnis, manajemen, pekerja & pemerintah (Solomon,1992;Watson, 1997;Millis, 1994).
Hubungan industrial menjadi suatu disiplin kajian tersendiri, karena berada didalam irisan diantara berbegai disiplin ilmu, seperti manajemen, ekonomi, sosiologi, politik, & hukum. Kontribusi & relevansi aliran sosiologis ke dlm kajian relasi industrial sungguh signifikan. Pemikiran dasar ini yg berkembang di dlm analisis-analisis ihwal kekerabatan industrial mempunyai akar atau keterkaitan yg terang dgn pendekatan sosiologis.
Pendekatan unitaris, merupakan pendekatan yg meningkat dlm hubungan industrial. Asumsi dasar dr unitaris menyatakan bahwa organisasi merupakan sekumpulan orang yg tergabung oleh satu wewenang & satu kesetiaan pada organisasi serta memiliki seperangkat nilai, kepentingan & tujuan bareng (Salomon,1992:285). Pendekatan ini telah dijelaskan dgn perkiraan bahawa baik usahawan, administrasi, maupun pekerja memiliki tujuan yg sama, yakni memperoleh produktivitas kerja yg maksimal & laba. Tindakan-langkah-langkah mirip protes massal & pemogokan dipandang sebagai ganguan kepada organisasi ancaman kesetiaan.
Meskipun pendekatan unitaris tak pernah menyinggung dengan-cara eksplisit prespektif sosiologis mana yg mempengaruhinya, tetapi pendekatan ini mempunyai semangat yg nyaris menyerupai pendekatan-pendekatan golongan fatwa Durkheim. Kemudian, pendekatan lain dlm korelasi industrial yakni pendekatan pluralis, ini merupakan pendekatan yg paling popular. Pendekatan ini mempunyai perbedaan yg mendasar dgn unitaris.
Sementara, menurut Fox, bahwa seorang ilmuwan kekerabatan industrial, pendekatan pluralis mengasumsikan bahwa setiap orang yg bergabung dlm suatu organisasi terpilah-pilah ke dlm beragam kalangan sosial yg berlawanan kepentingan, tujuan, & kepemimpinan baik dengan-cara formal maupun informal (Salomon,1992).