Interaksi Sosial. Sebelumnya kita sudah mengerti pemahaman interaksi sosial dr beberapa para tokoh/mahir yg memberikan pandangannya kepada interaksi sosial.
Secara sederhana kita mengartikan interaksi sosial yaitu hubungan sosial yg terjalin oleh dua orang, atau lebih, baik itu antar individu & antar kelompok sosial, & adanya relasi sosial yg menyepakati adanya kerjasama/pertentangan, serta adanya hubungan timbal balik.
Bisa pula kita artikan interaksi sosial merupakan kemampuan seseorang dlm melakukan sosialisasi antar individu, maupun antar kelompok penduduk yg ada, dgn adanya syarat yakni kontak & komunikasi sosial.
Interaksi sosial yg dijalankan niscaya adanya aspek-faktor yg mempengaruhi, lalu apa saja faktor-faktor yg dapat mempengaruhi interaksi sosial, berikut penjelasannya.
Baca Juga : Memahami Tindakan Sosial Max Weber
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Interaksi Sosial. Kita sudah melewati proses interaksi sosial ini, & kita melakukannya. Itulah, interaksi yg kita kerjakan terjadi dengan-cara tak spontan, melainkan adanya faktor yg mempengaruhi kita.
Menurut mahir Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa aspek yg mendasari atau mempengaruhi adanya interaksi sosial yg kita kerjakan, yaitu sebagai berikut :
1. Imitasi. Tindakan ini ialah menirukan orang lain, mirip meniru sikap, tingkah laris, maupun pada tampilan seseorang tersebut dengan-cara fisik. Imitasi ada dua yaitu ada yg positif & negatif.
Contohnya : Imitasi positif misalnya, pelajar yg menirukan sikap & langkah-langkah seorang guru yg senantiasa tiba sempurna waktu, sikap yg sopan, & yang lain.
Sedangkan untuk artifisial negatif, contohnya pelajar yg menirukan gaya rambut, atau penampilan fashion seorang artis yg dandan dengan-cara berlebihan, maka lingkungan yg ada disekitarnya akan merespon negatif.
2. Sugesti. Ini ialah menawarkan efek atau persepsi yg diberikan oleh seseorang pada orang lain.
Disinilah proses sugesti atau saling mempengaruhi & menerima persepsi yg disampaikan tersebut, tanpa berpikir panjang.
Contohnya : Dulu, sosok Soekarno sudah sukses mempengaruhi atau mensugestikan orang banyak terhadap persepsi-pandangannya yg menghidupkan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Baca Juga : Memahami Dua Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Yuk Baca !
3. Identifikasi. Ini yakni kecenderungan dlm diri seseorang untuk menjadi sama dgn orang lain, biasanya pada orang yg diidamankan atau diidolakannya.
Identifikasi ini merupakan bentuk lanjutan dr proses imitasi & sugesti yg memiliki dampak sangat kuat.
Contohnya : Misalnya penggemar K-Pop Grup BTS, Blackpink, & sejenisnya, yg sangat mengidolakan artis K-Pop tersebut maka akan merubah tampilan, gaya fashion, rambut, & hal-hal yang lain.
4. Simpati. Ini merupakan sebuah proses dimana seseorang terpesona dgn orang lain, sehingga ia ingin mengertikan pihak lain untuk mampu kian memahaminya.
Contohnya : Era digital sekarang, mirip di media sosial, kita bisa melihat bagaimana simpati ini muncul dgn hanya menyebarkannya, contohnya ada kasus perampokan atau pembegalan atau pencurian motor, maka saat itu juga kita akan membagikan postingan tersebut di media umum kita selaku bentuk simpati kita.
5. Empati. Simpati & empati bisa dibilang mirip. Tetapi, ada pembedanya, yakni tenggang rasa kita betul-betul merasakan hal yg sama dinikmati oleh orang lain tersebut.
Contohnya : Kejadian tsunami yg pernah terjadi di Indonesia, bahkan tak cuma penduduk Indonesia saja yg mencicipi kehilangan, kesedihan, duka mendalam, & yang lain.
Namun, seluruh dunia merasakan hal yg sama karena bencana alam tsunami terjadi di Indonesia. Bahkan negara lain ikut menolong, seperti sembako, pertolongan obat-obatan, bantuan pemulihan infrastruktur, & yang lain.
6. Motivasi. Ini mirip dgn sugesti yg dapat mempengaruhi, namun lebih pada fikiran yg rasional.
Pada dasarnya, motivasi yg diberikan mempengaruhi orang lain, namun pada pelaksanaannya diterima oleh yg menerima pesan, dgn tetap menyaring dengan-cara kritis, rasional & mampu dipertanggungjawbabkan.
Contohnya : Misalnya ada seorang dosen atau guru yg menawarkan & menyatakan nilai kita manis, maka dengan-cara langsung kita meresponnya dgn motivasi untuk mampu mempertahankan prestasi itu maupun belajar dgn ulet & semangat lagi.
Sementara, menurut Monks, dkk, ada beberapa aspek yg mampu mempengaruhi interaksi sosial yaitu :
1. Jenis kelamin. Memang sih ada kecenderungan untuk pria dlm berinteraksi dgn sahabat sebaya/sejawat yg lebih besar dr pada perempuan.
Namun, pula tak menutup kemungkinan ada pula sebagian perempuan yg lebih condong dlm melakukan interaksi tersebut.
2. Kepribadian seseorang. Ada yg mempunya kepribadian yg ekstrovert. Artinya kepribadian ini periang, sering berbicara, lebih terbuka, & gampang untuk bersosialisasi.
Orang-orang ekstrovert lebih komformitas dr pada introvert. Komformitas yg artinya suatu jenis imbas sosial tatkala seseorang mengubah sikap & tingkah laku mereka agar sesuai dgn norma sosial yg ada. (wikipedia.org)
Sementara, introvert mempunyai sifat kepribadian pemalu, tak banyak bicara & cenderung berpusat pada diri mereka sendiri. (core.ac.uk)
3. Besarnya kalangan. Pengaruh kalangan yg besar menjadi penting dlm melakukan interaksi dgn yg lainnya, dengan-cara psikologis menunjukkan keyakinan & motivasi untuk mengawali adanya interaksi sosial dgn yg lainnya.
4. Keinginan untuk mempunyai status. Nah, ini bisa saja menjadi efek seseorang untuk mengawali interaksi sosial.
Baca Juga : Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial & Contohnya
Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yg menyebabkan seseorang berinteraksi dgn sejawatnya.
Sehingga ia (individu) akan mendapatkan kekuatan dlm mempertahankan dirinya di dlm perebutan kawasan atau status terlebih di dlm sebuah pekerjaan.
Menjadi penting untuk dapat menjaga hubungan baik, kekerabatan, & mampu mempertahankan status ataupun dapat memajukan kedudukan seseorang dlm pekerjaannya.
5. Interaksi dlm keluarga (atau orang bau tanah) di rumah. Bisa menjadi dampak, suasana rumah yg aman, dgn suasana rumah yg tak kondusif, contohnya keluarga yg sering berkelahi, tak ada harmonisnya keluarga, & yang lain.
Nah, hal ini dapat memperlihatkan efek bagaimana seseorang anak akan melakukan interaksi sosial dgn sobat-temannya. Bisa saja ia murung, & merasa khawatir untuk memulai interaksi tersebut.
Berbeda, tatkala kondisi rumah atau keluarga yg harmonis & menggembirakan, serta kondusif, maka seseorang anak akan lebih hening dlm melakukan interaksi sosial tersebut dgn sahabat-temannya.
6. Faktor Pendidikan. Pendidikan yg tinggi yakni salah satu faktor dlm mendorong individu untuk interaksi, alasannya adalah orang yg berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yg luas, yg mendukung dlm pergaulannya.
Sumber tumpuan :
Sumber foto : dok.pribadi