Tokoh teologi pembebasan Amerika Latin, Gustavo Gutierez (1973) dlm menuliskan posisi teologi yang kemudian dikenal dgn paham teologi pembebasan yg memulai mulut teologinya justru dgn menganilisis konsepsi pembangunan, yg diartikannya selaku aspirasi rakyat untuk menerima kondisi kehidupan manusia yg lebih baik.
Dengan dasar itu, maka aneka macam dilema terkait insan yg dipahami dgn banyak sekali asumsi dlm suatu kehidupan bermasyarakat, kerap kali berbeda dgn suatu kondisi yg muncul. Bagi Gutierez, kata development, dlm memaknai aneka macam problem manusia, biar senantiasa dekat dgn alam, yg diumpamakan menjadi manusia yg seutuhnya baik.
Perkembangan pemikiran pun berjalan, dgn berbagai keadaan yg menolong mengkritisi desain pembangunan dlm hal ini, berangkat dr berbagai problem insan itu sendiri. Dengan kondisi seperti itu aneka macam upaya insan dlm fatwa yg baik kepada persepsi suatu Negara maju, & Negara Miskin.
Suatu metode yg mengulang diri sendiri biasanya tak diusik oleh perubahan struktural, sebab dlm hal ini berangkat dr dilema sistem dinamika budaya penduduk yg kadang-kadang menjadi tujuan dr acara ekonomi berlangsung.
Maka, dr itu bukan untuk wealth, namun well being sebuah ungkapan yg diartikan sebagai suatu kepuasasan yg didapat dr sumber satu arah. Dengan mengukur makhluk dgn membuat perbandingan waktu & kawasan.
Perbedaan tersebut kemudian, diasumsikan sebagai dasar dr pembangunan yg mengikuti selaku jalannya menuju industrialisasi, & Negara miskin mengikutinya selaku progress (bukan development).
Dari sebagian dr metode pembentukan masyarakat yg menjadi peran penting hadirnya keanggotaan mereka selaku kepingan dr dunia ketiga. Konsep pembangunan, intinya mengarah pada desain ekonomi murni, dgn disamakan adanya suatu kemajuan ekonomi.