Berdasarkan apa yg dibilang oleh Marx bahwa kerja, hanya manusialah makhluk yg bisa menghasilkan kerja. Melalui kerja, oleh karena itu insan selaku produsen. Dengan demikian, produk dr kegiatan yg produktif (kerja) manusia merupakan hakikat insan yg menjadi pembeda dgn makhluk lain seperti bukan manusia.
Kapitalisme sudah mengakibatkan insan sebagai pekerja, tak lagi mempunyai control atas kesempatanyg terkandung dlm kerja mereka. Potensi ini, berdasarkan Marx sebagai tenaga kerja (labour-power), pada kapitalis yg dipertukarkan dgn benda absurd yg terdapat dlm upah.
Pertukaran tersebut, mengakibatkan tenaga kerja menjadi komoditas, sehingga manfaat keja tak lagi didapatkan pada kemampuan untuk menciptakan objek yg menyanggupi & membuatkan kebutuhan para pekerja, namun selaku abstrak yg mampu dipertukarkan dgn upah.
Dengan demikian, metode upah-kerja pada kapitalisme dgn memisahkan kerja dgn kebutuhan sehingga kerja (bikinan) tak lagi menjadi tindak pemenuhan kebutuhan (konsumsi) namun sekadar fasilitas untuk memenuhi kebutuhan (Lee, 2006 :9-16).
Sementara, dlm hal ini Marx berdasarkan Ritzer, ternyata banyak membahas mengenai konsumsi utamanya dlm karyanyab tentang komoditas. Dalam membicarakan komoditas Marx membedakan antara alat-alat produksi & alat konsumsi. Perbedaannya, tergantung pada aktivitas yg bekerjasama dgn produksi atau tidak. Maka dr itu, komoditas yg memiliki suatu bentuk dimana komoditas memasuki konsumsi produktif.