Ada hal-hal yg mempesona untuk dikaji dlm masalah nama, terutama dlm hal nama-nama Jawa. Berdasarkan observasi Clifford Geertz, mengatakan bahwa seorang anak Jawa tak memiliki nama keluarga, kecuali dr golongan Ningrat. Nama mereka, akan dipengaruhi berdasarkan kelompok-kelompok sosial mereka. Hal ini dapat dikenali, tatkala keberadaannya berada di kelompok sosial & berkumpul.
Tetapi, yg menawan kalau dikenali tatkala anaknya beranjak cukup umur, orang Jawa akan menyertakan namanya yg lebih sesuai dgn status golongan sosial mereka sudah berganti. Dalam teori stratifikasi, dilema kelas sosial merupakan salah satu masalah yg ada di penduduk . Tetapi, hal yg dikenali bahwa tatkala berada pada golongan sosial & dimana mereka berkumpul, maka ada hal yg manarik dlm penamaan itu. Misalnya tatkala menamakan anaknya akan memudahkan mereka sebagai pengingat, tatkala selametan atau peringatan lainnya.
Baca Juga :
Dimensi Hubungan Antar Kelompok
Dimensi Stratifikasi Sosial
Berbeda jikalau dinamainya, dr golongan penduduk Jawa Pesantren atau dr bangsawan, hal ini pastinya berlawanan juga, dimana asalnya keberadaanya, belum lagi sejarah keagamaannya. Hal seperti ini juga, bisa dilihat dr sudut pandang, & beberapa keberagaman kita yg hidup di setiap wilayah provinsi yg ada di Indonesia. Dari sebuah penamaan, sering kali menarik untuk dipahami, tatkala ahli-jago banyaknya menkaji persoalan ini di kurun 60-an & berjudul “The Religion Of Java”