Budaya merupakan serpihan dr ruang kepada aneka macam pengetahuan sosial di masyarakat. Karena, dgn berbagai hal terkait dgn sistem budaya penduduk sosial yg biasa berdasarkan sistem budaya mereka. Dengan demikian, aneka macam hal terkait budaya masyarakat.
Pengetahun yg abstrak akan menggambarkan berbagai hal terkait penduduk dengan-cara biasa , karena setiap etnik memiliki perbedaan budaya yg sebelumnya sudah ada terjadi. Ketika, berbagai pengalaman perihal budaya masyarakat dengan-cara biasa , tak terlampaui mengenai desain agama selaku dasari dr suatu pergeseran.
Maka, dr itu berbagai ragam budaya yg mempunyai tugas terhadap sistem budaya mereka dengan-cara keseluruhan. Karena, dgn berbagai argumentasi terkait dgn metode budaya penduduk yg berlainan. Dengan demikian, berbagai hal terkait dgn tata cara sosial mereka, akan terjadi berangsur dgn banyak sekali corak di penduduk .
Secara biasa , dgn berbagai pengetahuan yg berlawanan akan terlihat dgn pandangan terhadap dinamika budaya masyarakat yg berbeda tanpa terkecuali. Karena, dgn demikian aneka macam hal terkait dgn tata cara budaya masyarakat mempunyai perbedaaan dgn masing-masing istilah.
Istilah yg tak terlihat, akan sukar dimengerti dgn berbagai dinamika masyarakat mereka berdasarkan upaya manusia yg konkret. Karena, dlm hal ini pandangan ontologis menjadi sungguh penting, dgn efek alam raya & penduduk dlm wadah ilmu wawasan Van Peurseun (1976).
Melalui konsep budaya maka muncul sebuah sosial budaya diantaranya seni, arsitektur, bentuk bangunan, puisi, manajemen modern, pengelolaan Negara, Parlemen, kaidah sosial, serta norma moral & masih banyak hal lagi, untuk penjabarannya perihal budaya dlm konsep agama & nilai-nilai kepercayaan.
Pada awalnya, agama & iman yg awalnya sangat absurd, mempunyai tugas terhadap aneka macam tindakan suatu yg dilihat pada kasat mata. Karena, dgn aneka macam ungkapan yg dibentuk berdasarkan masyarakatnya, yg belum tersentuh dgn iman pada Tuhan.
Agama dlm hal ini, akana bersifat vertikal namun pula merabah pada dunia horizontal. Karena, masing-masing persepsi perihal hal ini akan sangat berlawanan. Dengan menyaksikan lingkungan sosial, yg masih pada sistem tatanan etnik, yg masih belum percaya akan keberadaannya. Begitu demikian, berbagai mahir mengenai agama akan menimbulkan peran serta yg berlawanan kepada pandangan ini