Tindakan Sosial Rasionalitas Intrumental Max Weber. Salah satu teori besar yg dikemukakan oleh Max Weber. Tindakan Sosial Weber mengarah pada suatu langkah-langkah pada tujuan & motivasi individu dlm struktur sosial. Weber menatap dunia akan terbentuk dgn adanya suatu langkah-langkah sosial dimana struktur sosial adalah sesuatu yg dihasilkan dr tindakan itu sendiri.
Konsep dasar dr Tindakan Sosial ialah suatu Rasionalitas. Dalam kehidupan sehari-hari kata rasional sudah sangat familiar di indera pendengaran kita, sebagai makhluk sosial yg hidup di lingkungan masyarakat, kita kadang kala berfikir bahwa apa yg kita lakukan dlm menghadapi persoalan atau dilema kita membutuhkan solusi, maka penyelesaian yg kita ambil seharusnya tepat & masuk nalar (rasional).
Baca Juga : Omnibus Law Ditolak Mayarakat, Bukti Pertentangan Kelas
Dalam analoginya Rasionalitas yaitu sebagai langkah-langkah yg selalu di kaitkan dgn kesesuaian atau kemasukakalan suatu langkah-langkah. Sebaliknya ketidakrasionalan dikaitkan dgn ketidakmasukakalan & ketidaktepatan, disini kita beranggapan bahwa rasionalitas merupakan suatu keharusan dlm kehidupan bermasyarakat.
Pentingnya rasionalitas dlm suatu tindakan sosial sama pentingnya dgn seorang pelaku sosial ataupun individu sebagai unsur terkecil dlm sosiologi yg bersifat internal yakni membuat realita sosial.
Terlebih dlm hal suatu pengamatan kehidupan bermasyarakat sekarang ini, kita selaku individu dlm penduduk yg sedang mencicipi suatu masa pandemi dimana suatu opsi gaya hidup merupakan fenomena sosial yg menjadi bagian dr prioritas kehidupan sehari-hari.
Pandemi Covid-19 selaku Contoh Tindakan Rasionalitas Max Weber
Ketika Pandemi tak pula mereda, sudah menganggu beberapa sektor kehidupan sehingga mau tak ingin yg sebelumnya aktivitas penduduk diberhentikan, sementara waktu dgn alasan demi keselamatan bareng , kini mulai berlangsung perlahan dgn semestinya. Aturan-hukum gres diberlakukan demi mengurai pandemi.
Dari hukum-hukum gres tersebut pola hidup penduduk mau tidak mau pula mesti menyesuaikan. Gaya hidup penduduk sekarang ini berpusat pada kepentingan protokol kesehatan, kalau dahulu kesehatan cuma sebatas dgn bugarnya kesehatan jasmani & rohani lain, dgn masa pandemi kini ini Kesehatan bukan lagi pasal fisik jasmani & rohani melainkan suatu bentuk langkah-langkah & kesadaran.
Namun apa yg menjadi suatu tindakan & kesadaran itu menurut rasionalitas atau kemasuk akalan dr para individu-invidu itu sendiri. Di Indonesia sendiri masalah melonjakya Pasien Covid-19 terus saja naik, ini terjadi alasannya banyaknya suatu langkah-langkah sosial yg muncul menurut dua sudut pandang yg menjadi parameter gaya hidup di masa pandemi seperti kini.
Baca Juga : Melalui Pembelajaran Sosiologi : Kita Jeli & Sadar Melihat Penindasan pada Masyarakat Minoritas
Bagi satu segi dimasa pandemi, menghindari virus sangat menjadi prioritas, aneka macam cara & upaya dilakukan semoga dapat terhindar dr paparan virus tersebut untuk itu individu dlm sudut pandang mirip ini menerapkan atau mengganti beberapa pola hidup mereka seperti menimbang-nimbang kesehatan.
Untuk itu merubah cara mereka bagaimana menatap betapa pentingnya kesehatan fisik baik jasmani maupun rohani, tatkala segala hal yg terdahulu sempat dipandang sepele mulai dr merubah kebiasaan mereka seperti sering mencuci tangan disetiap peluang.
Handsatinizer menjadi suatu cuilan kebutuhan primer, masker merupakan kewajiban bagi setiap individu, serta hal-hal yang lain yg menyanggupi kebutuhan gizi seimbang, menjaga contoh makan, memakan vitamin, serta olahraga yg sungguh dianjurkan.
Semua itu berubah menjadi suatu pertimbangan pola hidup baru dlm masa pandemi seperti kini ini segala sesuatu tindakan-langkah-langkah para individu penduduk menurut tingkat kerasionalan atau kemasukakalan mereka sebagai para pelaku penduduk didalam struktur sosial kehidupan.
Baca Juga : Cara Memahami 12 Konsep Dasar Sosiologi Beserta Contoh Fenomena Sosialnya
Dalam satu segi ini mereka pula memikirkan gaya hidup terhadap sebuah perekonomian seperti halnya merubah pola hidup agar tak bersikap konsumtif dimasa pandemi sebab terganggunya sektor perekonomian ini yg berakibat beberapa kebijakan-kebijakan yg mampu merugikan semua kalangan.
Ada pula beberapa gaya hidup gres demi terus berjalannya struktur sosial kehidupan mirip dlm pendidikan, dunia kerja serta menyangkut yang lain dimana kebijakan gres dipraktekkan, dgn segala sesuatunya dibatasi, & diusulkan segala kegiatan dilakukan dr rumah.
Di segi lain yg berlawanan kalau langkah-langkah sosial dimasa pandemi tak menurut rasionalitas dlm menyikapi sebuah kesadaran maka akan terjadinya beberapa pelanggaran-pelanggaran atas sikap dlm menanggapi suatu kebijakan-kebijakan gres.
Bagi yg tak sepenuhnya paham kepada seberapa bahayanya virus yg tengah menjadi pandemi, mereka akan susah dlm mengganti pola hidup bagaimana mesti dilakukan semestinya, ketidakrasionalan yg mereka miliki niscaya mempunyai argumentasi.
Baca Juga : Menurut Bourdieu : Kekerasan Simbolik yg Rakyat Alami ketika Pandemi, Benarkah ?
Beberapa alasan dr mereka cukup bermacam-macam, ada alasan kenapa mereka masih tak mengubah gaya hidup, mirip tak menerapkan protokol kesehatan atau yg lainnya yaitu alasannya adalah ruang lingkup tingalnya merasa aman-kondusif saja sebab belum adanya salah satu individu atau masyarakat yg terjangkiti hal seperti ini lazimnya berada didaerah yg bukan kota-kota besar semisal kecamatan atau perdesaan.
Sedangakan alasan lain mereka memikirkan gaya hidup dimasa pandemi ialah karena kurangnya segala keperluan hidup balasan menjadi korban pengaruh pandemi, serta melonjaknya harga barang pelindung diri mirip masker, handsatinizer ataupun yg lainnya maka mereka akan berpikir ulang dlm menerapkan pola hidup baru.
Terlebih dikala kebijakan untuk segala sesuatu aktivitas dilakukan dirumah. Ini akan menyebabkan kebimbangan yg kian menjadi, terkhusus bagi penduduk dgn rata-rata yg berpendapatan rendah terlebih lagi didaerah perkotaan. Dua opsi yg akan sama-sama berdampaknya bagi kelancaran hidup mereka.
Jika mereka diam & berada dirumah menantikan sumbangsi pemerintah maka setidaknya mereka akan merasakan kelaparan, Sedangkan kalau mereka berada di luar tetap melakukan pekerjaan besar peluang pula kemungkinan untuk terpapar virus. Inilah yg menjadi pertimbangan gaya hidup di masa pandemi apalagi lagi dlm pilihan mereka melakukan suatu langkah-langkah.
Kesimpulannya. Masyarakat kini akan bertindak dengan-cara rasionalitas instrumental, yakni tindakan yg didasarkan pada faktor tujuan. Seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, & menghindari kerumuman atau ungkapan sekarang 4 M, serta cara-cara penceghahan yang lain.
Anjuran ini sebagai cara untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 yg masih belum terkendali hingga saat ini di Indonesia. Oleh alasannya itu, langkah-langkah-tindakan rasionalitas ketika situasi pandemi bisa menghipnotis & menekan angka penyebaran virus.
Penulis : Ema Parwanti Aka Marwasidmi Jurusan Sosiologi Agama UIN Raden Intan Lampung
Follow Instagram : @marwasidmi
Edito : Admin
Sumber Referensi :
1. Buku Doyle Paul Johnson “Teori Sosiologi Klasik & Modern 1”
2. Buku Pip Jones “Pengantar Teori-teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga post-modernisme
Sumber bacaan lainnya yg mampu ananda baca sebagai pelengkap :
https://medium.com/@ariefism/mengenal-pemikiran-max-weber-9e5793dcb619
Sumber Foto Ilustrasi : https://id.pngtree.com/so/masker