Cuplikan Pak Luhut Ketika Marah ?

Kalau diamati suaranya. Memang, mungkin Menko Luhut Panjaitan bisa efektif bukan alasannya jabatannya, tapi karena kepribadiannya. Ia pribadi yg mumpuni. Suaranya keras –alasannya ia orang Batak. Kalau ia membentak menakutkan –terlebih ia seorang jenderal.

Yang Pak Luhut tak mampu kerjakan : memecat atau mengubah menteri di bawahnya. Semarah apa pun Pak Luhut pada menterinya, tetap saja terbatas. Menteri Kelautan waktu itu, Susi Pudjiastuti, tetap saja damai. Pak Luhut hanya bisa sebatas murka. Apalagi suara Susi pula keras. Kalau membentak pula menyeramkan.
Kalau seorang Jenderal telah murka, maka yg dibawa dah nurut. Itu harus dilaksanakan dgn apapun tanpa terkecuali. Dirjen pun, dimengerti menurut pengalaman saya, terlalu sibuk dgn urusan politik atas.

Salah satu catatan yg di ambil, lewat dilema tender, hingga kebijakan yg dibentuk. Semestinya, sudah diketahui bahwa beredar dgn masalah Covid sampai adanya UU disahkan di DPR, tentang hal ini, kemudian aneka macam hal terkait dgn penakutnya orang-orang dlm pelanggaran aturan. Tentunya dlm fenomena ini, mereka lebih takut masuk tahanan ditimbang dimarahin atasan.


Dua hal tersebut dapat diketahuikan, terlebih jikalau mengerahkan massa di tengah pandemik berjalan. Yang ada digebuk sama Polisi. Sementara, mengenai problem tender cuma mampu dimengerti dgn acara yg terlaksana. Yah, banyak orang akan mengerti hal ini bila tak ada yg perlu maka akan dianggap rekayasa. Mereka-mereka itu pinter loh rekayasa, khususnya orang Indonesia.
Apalagi masing-masing kebijakan yg dibuat akan berbeda, dgn kata lain melanggar prosedur, Masih banyak orang-orang yg masuk tahanan alasannya tak bersalah. Wah ini, memang kacau yah dgn berbagai argumentasi dgn kebijakan yg dibentuk.