Karena dengan-cara biasa , kita cuma mengenali imbas negatif dr rokok. Efek negatif itulah yg menutupi banyak pertanyaan di benak kita, bahwa bagaimana sih sejarah rokok itu? Tak salah jikalau kita menambah wawasan kita mengenai sejarah rokok itu bukan? Nah, tatkala beberapa pertanyaan tersebut timbul di benak Anda, bergotong-royong bisa saja langsung dijawab dgn cepat. Karena di jaman yg serba canggih ini, Anda bisa langsung browsing atau googling alias tanya sama ‘Mbah Google’, bagaimana sejarah rokok itu. Nah, kali ini kita akan membahas bagaimana sejarah rokok terjadi. Tapi, sebelum kita kembali ke masa lalu untuk mengenali sejarah rokok, ada baiknya kita tahu & paham dahulu, apa itu rokok.
Definisi Rokok
Berdasarkan Wikipedia, rokok merupakan kertas yg berupa silinder atau tabung dgn mempunyai ukuran panjang 70 hingga 120 mm. ukuran panjang ini tergantung dr kombinasi brand, & pula tempat produksinya. Namun, pada lazimnya rokok memiliki ukuran diameter sekitar 10 mm. Tabung atau silinder yg terbuat dr kertas itu berisi beberapa potongan daun yg sudah dicacah & dimasukkan ke dlm silinder tersebut. Nah, kertas selaku pembungkusnya disebut selaku viper.
Baca juga: Sejarah Burung Garuda
Rokok tersebut akan dibakar pada salah satu ujung yaitu serpihan ujung depan rokok & dibiarkan hingga bara api ini membakar sisa kertas yg membungkus potongan-potongan kecil tembakau. Dengan membakar kertas & tembakau tersebut, rokok tersebut akan menciptakan asap yg mana akan dihirup oleh lisan lewat ujung potongan belakang rokok. Kemudian, asap tersebut akan dikeluarkan dr mulut atau bahkan lewat hidung.
Pada umumnya, penjualan rokok ini dikemas dlm bentuk kotak yg berbungkus. Selain berupa kotak yg berbungkus, rokok ada pula yg dibungkus dgn menggunakan kertas yg mana fungsinya supaya lebih gampang dimasukkan ke dlm kantong baju. Biasanya rokok yg dibungkus dgn kertas ini merupakan rokok kretek tanpa filter. Rokok kretek tanpa filter inilah yg bantu-membantu merupakan rokok orisinil buatan Indonesia sebagai ciri khas dr Indonesia. Dan kebanyakan rokok yg terbungkus dr kertas ini adalah rokok lama atau rokok jaman dahulu. Rokok dgn filter yg terbuat dr spon atau busa inilah yg merupakan rokok dr tradisi luar negeri.
Nah, berbeda dgn tahun-tahun kemarin, bahwa bertahun-tahun terakhir ini, bungkusan rokok mulai diisi dgn pesan-pesan kesehatan & bahaya dr menghisap rokok mirip kanker, paru-paru, atau serangan jantung. Hal ini diajukan alasannya adalah adanya undang-undang wacana peraturan merokok, di fasilitas lazim & pula pribadi. Ya, walaupun sudah banyak pesan yg tertera pada bungkus rokok, tetap saja para perokok masih menjadi perokok aktif. Itu berarti bahwa pesan-pesan tersebut hanya sebagai hiasan bungkus semata.
Sejarah Rokok
Menurut sejarah dunia tentang rokok, bahwa pertama kali yg menggunakan rokok yakni orang-orang dr suku-suku orisinil di Amerika. Suku-suku tersebut diantaranya suku Indian, Maya & pula Aztec. Sampai pada simpulan kala ke-15, belum ada sama sekali yg mengetahui tanaman tembakau ini. Hanya penduduk pribumi Amerika lah yg mengetahui tanaman tembakau ini.
Menurut para spesialis Arkeologi, bahwa 4000 tahun yg lalu bahkan ribuan tahun sebelumnya suku Indian Amerika Utara sudah memakai tembakau. Penggunaan tembakau tersebut digunakan masih sebatas media alternatif pengobatan saja. Rokok permulaan mulanya cuma berupa tembakau yg ditaruh ke suatu pipa kemudian dibakar & dihisap dgn ekspresi lewat pipa tersebut. Dan fungsi dr rokok ini ialah selaku sobat ngobrol. Sehingga mampu dibilang bahwa ketika itu, mereka memakai atau menghisap rokok cuma tatkala mereka sedang berkumpul & bercengkerama dgn penduduk sekitar atau dgn suku lainnya untuk mempererat persaudaraan. Maka dr itu, tak heran kalau ada yg menyampaikan bahwa rokok mempunyai filosofi sebagai pererat tali silaturahmi.
Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera
Bukan hanya sebagai pererat tali silaturahmi. Tembakau yg digunakan pada rokok tersebut pula dapat digunakan sebagai obat alternatif pada masa itu. Dengan menumbuk tembakau lalu diolesi ke cuilan luka pada kulit manusia, tembakau itu dapat menyembuhkan luka alias mengeringkan luka yg berair. Bahkan pada masa itu, suku Indian menggunakan rokok selaku media perantara pada dewa-yang kuasa mereka. Sehingga, tatkala mereka sedang ritual, mereka akan senantiasa membakar rokok mereka & menjajal memberikan cita-cita-impian mereka lewat asap rokok yg telah dihirupkan ke langit-langit.
Abad Ke-16
Rokok memang berawal dr suku Indian yg menjajal memperkenalkan pada orang-orang sekitar, atau orang-orang yg berkunjung ke wilayah mereka. Seperti halnya pada Christoper Colombus beserta rombongannya pada kurun ke-16. Ia yg melanglang buana mengelilingi dunia, mampir ke suku Indian untuk bersinggah sejenak. Nah, di sanalah ia mulai diperkenalkan adanya rokok oleh suku Indian. Ia & rombongan mulai mencicipi untuk menghisap tembakau atau menghisap rokok yg diberikan dr kepala suku Indian.
Ada yg berpendapat utamanya para pelaut Spanyol kalau kata ‘tembakau’ berasal dr nama pulau Tobago. Dulunya para pelaut Spanyol ini diketahui dgn sebutan ‘Pelaut Ekspedisi Colombus’. Kata ‘Tobaco’ berasal dr warga sekitar yg sedang melinting daun dgn ukuran besar. Mereka sedang melaksanakan ritual merokok. Saat itu, Colombus bertemu dgn salah seorang renta yg sedang merokok, atau ketika itu disebut dgn sebutan ‘injun’. Karena penasaran, & warga setempat melihat Colombus penasaran dgn acara ‘injun, maka warga lokal pun mulai memperlihatkan pada Colombus.
Baca juga: Sejarah Catur
Clombus pada masa itu sebagai kapten kapal, tak bisa menolak anjuran dr warga setempat, hingga ia mulai menjajal untuk ‘merokok’ pertama kali. Pertamanya mereka cuma sekadar menjajal saja, tetapi, lama kelamaan mereka ketagihan & tertarik untuk mencobanya lagi. Akhirnya mereka berniat untuk menjinjing budaya tersebut yakni budaya hisap tembakau ke benua mereka yaitu Benua Eropa.
Mereka menjinjing sebagian daun tembakau itu untuk ditanam di tanah mereka. Saat itu mereka ialah orang-orang Eropa & Portugis. Budaya hisap tembakau pun mulai merambah ke Benua Eropa yg dibawa oleh Christoper Colombus beserta rombongannya. Hingga kemudian, terdapat seorang diplomat asal Prancis. Ia kesengsem dgn budaya hisap tembakau ini. Akhirnya ia memutuskan untuk mempopulerkan budaya tersebut ke seluruh Eropa.
Jean Nicot
Diplomat asal Prancis tersebut berjulukan Jean Nicot. Karena Nicot yg telah mempopulerkan budaya hisap tersebut, maka kemudian muncullah istilah ‘Nikotin’ yg merupakan kandungan dr tembakau pada rokok. Saat itu, Jean Nicot merupakan Duta Besar Perancis di Pengadilan Portugis pada tahun 1560. Ia sudah mencoba menerbitkan budaya hisap tembakau itu pertama kali ke Ratu Catherine de Medici. Bahkan ia pula merekomendasikan ke sang Ratu bahwa tembakau tersebut mampu dijadikan selaku obat alternatif untuk migrant atau sakit kepala sebelah. Hingga pada jadinya, tembakau tersebut mulai tersebar ke seluruh Perancis & Eropa.
Untuk menghormati jasa Jean Nicot yg sudah menyebarluaskan tumbuhan tersebut, maka tanaman tersebut diberi nama dr nama panjangnya yakni ‘Nico’ yg kemudian digubah ke nama latin yaitu ‘Nicotiana’. Istilah latin tersebut dipisahkan pada permulaan periode ke-19 alkaloid, & menjadi ‘nicotin’. Nah, sudah tahukan, kenapa ada perumpamaan ‘Nikotin’ yg merupakan kandungan dr tembakau rokok? Asal mulanya ya karena orang yg bernama Nicot inilah yg mempopulerkan hisap tembakau ini.
Karena adanya perkenalan budaya hisap tembakau yg diperkenalkan oleh Nicot ini, akibatnya para ningrat Eropa pun mulai mencoba melakukan budaya hisap rokok. Pada kesudahannya, kebiasaan merokok pun mulai ada yg dikala itu cuma sebatas kalangan ningrat Eropa saja, alasannya adalah pada kalangan menengah ke bawah belum sanggup untuk membeli tembakau yang digunakan pada rokok.
Pada masa itu, tembakau yg kian populer ini bukan dikenal selaku bahan baku rokok, melainkan sebagai obat alternatif yg sungguh mujarab. Hingga pada hasilnya, banyak orang yg mulai menggunakan tembakau ini dgn cara mendengus, yakni merokok dgn pipa atau cerutu. Bahkan pada masa itu pun, tembakau dipakai dgn cara dikunyah, atau dicampur dgn bahan lainnya untuk penyembuh penyakit.
Kalangan Bangsawan Eropa
Tidak seperti suku Indian, para aristokrat Eropa menghisap rokok ini hanya sebatas untuk kesenangan, kepuasan, & versi trendy saja pada masa itu. Berbeda dgn suku Indian yg memiliki budaya hisap rokok selaku media ritual untuk berdoa pada para tuhan. Dan pula selaku silaturahmi antar suku. Seiring berjalannya waktu, rokok mulai populer hingga ke pelosok-pelosok Eropa. Hal ini membuat seseorang memunculkan penemuan & ide dlm menggapai rezeki melalui kesempatan.
Baca juga: Sejarah Gitar
John Rolfe yg merupakan bangsawan sekaligus pebisnis di Eropa, mulai tertarik dgn peluang dr rokok ini. Hingga pada jadinya, ia menetapkan untuk membudidayakan tembakau, biar ia dapat menjadi produsen tembakau yg mana kini menjadi konsumsi mereka para bangsawan Eropa. Pada awal kala ke-17, wilayah Amerika Modern, khususnya tempat colonial Inggris, tepatnya pada tahun 1611 terdapat perkebunan tembakau yg sangat besar di Virginia, Inggris. Kebun tersebut adalah milik John Rolf.
Ia memperoleh benih tembakau yg ia impor dr Trinidad & Venezuela. Ia pula meminjam alat teknologi untuk berkebun milik Walter Raleigh. Hingga 8 tahun kemudian ia berkebun, ia mulai mengekspor hasil panennya dr Virginia ke Inggris. Dari waktu ke waktu, John Rolfe terus meningkatkan perkembangan budidaya tembakaunya dgn cara memperluas lahan ladang tembakau miliknya dgn panen yg berjumlah skala besar. Sehingga, membuat John Rolfe ini menjadi orang pertama di dunia yg memiliki ladang tembakau terluas.
Tak cuma sebatas Eropa saja. John Rolfe yg ingin meraup untung lebih banyak lagi, ia menjajal memperluas jaringannya. Hingga ia mencoba untuk mengawali jalur perdagangan tembakaunya ini hingga ke Amerika. Secara pengetahun ilmiah, mengenai perdagangan & pengiriman tembakau dr Amerika Serikat ke Eropa terdapat buku petunjuk bertanam tembakau yg pertama kali diterbitkan pada tahun 1855 di Inggris.
Dari waktu ke waktu, dr zaman ke zaman, perdagangan rokok pun mulai tersebar ke mana hingga ke belahan dunia manapun. Pada kesudahannya terdapat pedagang dr Spanyol yg masuk ke Negara Turki & memasarkan rokok yg ia dagangkan. Karena Turki merupakan Negara Islam, maka kesannya budaya merokok pun pula mulai dipakai oleh orang-orang Islam. Di final hayatnya, ia bareng istrinya yg merupakan putri kepala India merupakan dunia yg baru bagi dirinya.
Sejarah Rokok Kretek di Indonesia
Tadi, kita sudah memaparkan bagaimana sejarah rokok itu terjadi, & bagaimana asal mulanya hingga rokok dapat tersebar ke seluruh dunia. Makara, sehabis rokok mulai tersebar yg diawali oleh bangsa Eropa, Indonesia pun pula mulai merasakan penyebaran budaya merokok ini. Budaya ini bermula dr kota Kudus. Tak heran bukan, kalau kita sering melihat pada bungkus rokok yg mana kota yg banyak memproduksi rokok adalah kota Kudus. Memang masih simpang siur sejarahnya, bagaimana rokok ini bisa tersebar hingga ke kota Kudus ini. Bahkan masih belum terperinci juga, bagaimana terjadinya kok rokok di Indonesia alias kota Kudus ini mulai menggunakan rokok kretek.
Terjadinya Rokok Kretek
Namun, jika ditanyakan pada para pekerja pabrik rokok, mereka akan menjawab bahwa rokok kretek ini berawal dr Haji Djamari pada simpulan era ke-19. Haji Djamari melaksanakan penemuan & percobaan tentang materi rokok ini. Perbedaan rokok kretek dgn rokok dr Eropa yg tersebar itu terletak dr bahan yg dipakai padsa rokok. Rokok dr Eropa cuma sebatas tembakau saja, sedangkan rokok yg dimiliki Indonesia ini merupakan rokok yg bahannya terdapat adonan cengkeh & tembakau yg dijadikan satu dlm silinder rokok. Inilah asal mula nama ‘Rokok Kretek’
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Majapahit
Haji Djamari melakukan percobaan ini sebab adanya penduduk orisinil Kudus yg mulai merasakan sesak dada tatkala menghisap rokok dr Eropa. Tatkala Haji Djamari diundang untuk mengobati penduduk terdebut, Haji djamari mengolesi minyak cengkeh tersebut ke dada orang tadi. Alhasil, dada orang tersebut sudah tak merasa sesak lagi. Ia mampu bernafas dgn normal kembali. Haji Djamari pula kagetbukan main khasiat dr cengkeh itu.
Hingga akibatnya, Djamari mencoba bereksperimen dgn mencampurkan tembakau dgn cengkeh yg dicacah halus & dilinting dgn kertas kretek. Alhasil, rokok buatannya lebih harum & tak menciptakan tenggorokan sakit. Perlu dimengerti bahwa pada masa itu, melinting bukanlah acara seorang pria.
Dari waktu ke waktu, Djamari pun mulai terbiasa dgn menghisap rokok hasil temuannya sendiri. Dan ia pula merasakan kalau sakitanya pula mulai hilang. Ia pun mulai memberitahukan ihwal penemuannya tersebut ke salah satu temannya. Berita mengenai rokok ciptaan Djamari yg bisa menyembuhkan penyakit pun mulai tersebar ke mana-mana. Hingga rokok ciptaan Djamari pada masa itu diketahui dgn perumpamaan ‘Rokok Obat’.
Nama dr ‘Rokok Kretek’ ini dikarenakan adanya bunyi pada rokok yg terbakar. Jadi, dr tahun ke tahun Djamari mulai banyak pesanan ‘rokok obat’nya. Banyak yg meminta untuk dibuatkan & banyak yg membeli ‘rokok obat’ tersebut ke Djamari. Nah, rokok buatan Djamari yg terbuat dr adonan tembakau & cengkeh ini ternyata memiliki keunikan yakni senantiasa mengeluarkan suara ‘keretek’ saat cengkeh dibakar. Hingga pada balasannya, rokok ini pun dinamakan dgn ‘Rokok Kretek’.
Dulu, mulanya rokok kretek ini dibungkus dgn menggunakan klobot atau daun jagung yg sudah kering. Dan klobot tersebut sudah dijualnya per ikat. Dengan jumlah per ikat yakni 10 linting. Klobot tersebut dijual tanpa menggunakan kemasan apapun. Hanya kosongan atau polosan lalu diberikan pada para konsumen yg meminta untuk dibuatkan rokok kretek. Hingga rokok kretek pun karenanya mulai terkenal ke seluruh pelosok Indonesia.
Djamari dipercayai meninggal pada tahun 1890. Untuk identitas & bagaimana asal-permintaan Djamari, masih belum terang sejarahnya. Namun demikian, hasil karyanya masih mampu dicicipi hingga kini. Itulah kekuatan suatu karya yg mengabadikan orang yg berkarya.
Nitisemito
10 tahun setelah kematian Djamari, hasil karya Djamari pun dilanjutkan oleh Nitisemito yg merupakan salah seorang perintis industri rokok di Kudus. Usaha rokok yg dimiliki Nitisemito berdiri sejak tahun 1906 & mulai sah dengan-cara resmi pada tahun 1908. Bisnisnya terdaftar dgn brand ‘Tjap Bal Tiga’. Banyak yg menduga bahwa tonggak atau pondasi dr industri rokok retek di Indonesia ini ialah Nitisemito.
Sebenarnya rokok yg dibungkus dgn menggunakan daun jagung kering, banyak pula yg mempercayai bahwa ada pula yg menggunakan rokok dgn bungkus daun jagung kering atau rokok ‘klobot’ jauh sebelum Haji Djamari hidup. Menurut keyakinan masyarakat Jawa, sejarah ‘rokok klobot’ ini sudah tercatat dlm kisah Roro Mendut. Roro Mendut merupakan seorang putri dr Pati yg dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno yg merupakan salah seorang panglima perang keyakinan Sultan Agung. Pada masa itu, Roro Mendut menjual rokok klobot ini. Dan pada dikala itu, pada umumnya para lelaki yg membelinya, sebab saat bungkus rokok direkatkan, Roro Mendut merekatkan dgn menggunakan ludahnya.
Filosofi Rokok
Rokok tak cuma dihisap, dihirupkan & diperdagangkan, melainkan rokok pula memiliki filosofi yg bermakna dlm setiap proses rokok. Berikut filosofi dr rokok di antaranya:
-
Mempererat Tali Silturahmi
Seperti asal mula dr rokok pada awalnya, bahwa rokok ini dipakai atau dihirup tatkala terjadi konferensi antar suku. Hal ini dikarenakan sebagai sobat ngobrol & untuk mempererat tali silaturahmi sesama insan selaku makhluk sosial.
-
Mengajarkan Ikhlas
Pernahkah Anda berpikir & menatap orang merokok? Di situ terlihat, bahwa tatkala ia melepaskan asapnya dr mulut atau hidung, asap-asap itu tersebar ke udara & lama kelamaan akan lenyap. Hal ini dapat diibaratkan dgn harta benda. Harta benda yg mulanya kita miliki ini suatu ketika akan hilang & bukan kita pemiliknya. Maka kita mesti nrimo mendapatkan, bahwa barang itu sudah bukan milik kita lagi.
-
Solidaritas
Merokok ini mengajarkan seseorang dlm sikap solidaritas yg tinggi. Banyak yg mengatakan bahwa dgn saling mengembangkan rokok, ialah bentuk dr kesolidaritasan sesama manusa dlm bentuk persaudaraan. Bahkan ada yg menyebutkan seperti ini, “Bagi-bagi penyakit aja pelit, apalagi bagi kesehatan.” Istilah tersebut dapat diartikan, bahwa tatkala ada orang yg pelit dgn rokoknya, itu menandakan bahwa ia tak solid alias pelit.
-
Kewajaran Hidup
Jika Anda pernah berkunjung ke salah satu pabrik rokok, maka Anda akan menyaksikan kewajaran hidup ada di sana dengan-cara sistematis. Karena apa? Di sana Anda akan melihat para pekerja rokok yg tengah melinting rokok & mengisi tembakau layaknya sebuah mesin pembuat rokok. Hal ini menyodorkan makna sistematis bahwa, “Harus ada yg dilakukan, supaya hidup mampu berlangsung wajar.”
Itulah sejarah rokok & pula suplemen dr filosofi & makna dr rokok. Walaupun rokok mempunyai sejarah yg anggun & filosofi yg bermakna positif, tetapi ada baiknya kita dapat menanggapi adanya rokok ini dgn baik. Dengan cara jikalau kita perokok, maka kita mesti menghargai orang yg tak merokok. Begitu pun sebaliknya. Agar kehidupan dapat berjalan damai & tentram.