Kemajuan masyarakat yg akan berkembang dikala ini, tak dapat dibantah tatkala pandangan perihal suatu kelas begitu sangat menonjol. Pandangan & kritik sering kali menjadi perdebatan dlm memutuskan stratifikasi sosial. Banyak ilmuwan yg berasumsi bahwa selain dimensi ekonomi ada pula dimensi lain yg membeda-bedakan anggota penduduk . Kritik lain dlm hal ini ialah bahwa dlm kenyataannya masyarakat industry maju itu tak saja berada di Eropa Barat & Amerika melainkan justru pada masyarakat sedang berkembang.
Banyak ilmuwan yg mengkritik dlm hal ini, utamanya mengenai anutan marx perihal masyarakat tanpa kelas. Salah satunya Weber yg merupakan ilmuwan sosial yg tak sepakat dgn penggunaan dimensi ekonomi untuk memilih stratifikasi sosial. Menurutnya, dimensi ekonomi akan ditemui pula stratifikasi berdasarkan dimensi lain. Dalam hal ini, perihal distribusi kekuasaan dlm penduduk , Weber memperkenalkan pembedaan antara desain kelas, kelompok status, & partai, yg merupakan dasar bagi pembedaan anatara tiga jenis stratifikasi sosial.
Dalam hal ini, persepsi Weber yg merupakan sejumlah orang yg memiliki persamaan dlm hal peluang untuk hidup. Kemudian, kelompok aneka macam hak istimewah & monopoli atas barang & peluang ideal maupun materil, dlm hal ini yg dimaksud status penunjang akhlak, yg membuat & melestarikan semua budbahasa-istiadat yg berlaku dlm penduduk . Dapat dilihat tatkala berbusana dlm gaya masa lalu, corak tenun ikat tertentu.
Pembedaan & perdebatan kristis ini yg membedakan Weber di sejumlah kalangan ahli sosiologi, walaupun dgn adaptasi tertentu imbas Weber antara lain Nampak dlm pandangan Peter Berger,yang mendefinisikan stratifikasi sosial. Begitu pula dgn fikiran Moore & Davis, mengenati stratifikasi, dimana ia memgemukakan bahwa stratifikasi diharapkan demi kelangsungan hidup masyarakat, alasannya adalah di dlm masyarakat terdapat status yg mesti ditempati biar kehidupan sosial mampu berlangsung.