Ada yg menawan tatkala mengerti ekonomi, yg sebelumnya sudah dibuat mirip Islamic Development Bank atau Bank Pembangunan Islam yg berpusat di Jeddah pada tahun 1970an, terperinci sekali menerangkan bahwa yg dimaksud dgn Ekonomi dlm desain Islam. Para hebat seperti Sjafruddin beropini bahwa dasar metode ekonomi yg berlaku di Negara-Negara atau masyarakat yg bukan Islam.
Kedua tata cara ekonomi tersebut maksudnya, pastinya mencari kepuasaan dr aneka macam keperluan hidup masyarakat, individu maupun penduduk dengan-cara keseluruhan. Kemudian, prinsip disebut pula motif ekonomi yakni tiap individu atau penduduk tak akan bekerja lebih berat & lebih usang daripada seharusnya untuk memenuhi keperluan hidup.
Yang berbeda dr kedua sistem ekonomi itu yakni kebutuhan-keperluan yg harus dipenuhi kedua sistem itu, dimana perbedaan itu dipengaruhi aneka macam factor yaitu factor geografis, budbahasa & agama. Selanjutnya, yg menjadi duduk perkara ekonomi yakni bagaimana insan mengalokasikan & mengurus factor bikinan, perdagangan & konsumsi untuk meraih tujuan ekonominya.
Dalam analisisnya tak memiliki kecenderungan pada masalah pengelolaan, namun lebih pada perdagangan, produksi & distribusi. Jika dlm kegiatan ekonomi factor nilai & budaya sungguh menghipnotis penduduk dlm memilih pilihan konsumsi & produksi.
Misalnya, keyakinan penduduk hindu di India menyatakan bahwa sapi yaitu hewan suci yg tak boleh diusik, terlebih mengkonsumsinya & sapi telah menimbulkan kerusakan pada tumbuhan-tanaman. Faktor budaya sungguh mensugesti, dr situ akan mensugesti duduk perkara sosial & budaya yg dianalisis menurut prinsip-prinsip ekonomi umum.