close

Habitus Politisi Muda dalam Mendulang Suara Pemilu


Dalam membangun basis suara, kebiasaan-kebiasaan yg bisa dikerjakan oleh caleh muda yaitu dgn mendesain gerakan-gerakan sosial dlm masyarakat. Misalnya dlm hal pemerdayaan masyarakat, menjadi fasilitator dlm usaha-usaha kecil yg dikembangkan di kawasan tersebut, seperti perjuangan pemerdayaan ikan lele, caleg muda mampu menjadi fasilitator dlm pengembangan produk-produk dr hasil produk lele tersebut.

Inilah salah satu kebiasaan atau habitus yg mampu kita laksanakan dlm lingkungan masyarakat, sehingga kita mendapat perhatian & basis bunyi kita akan bertambah. Masyarakat pun akan dgn gampang mengenal kita, tanpa mereka mesti menyaksikan spanduk, baleho, ataupun sovenir kita, karena mereka sudah yakin dgn pergerakan yg kita buat.

Dengan cara menjadi bintang film sosial, maka langkah-langkah & sikap serta penanaman nilai-nilai sosial dlm penduduk dgn sendirinya akan terbentuk. Inilah yg akan mempengaruhi penduduk untuk mampu menentukan pilihan mereka. Ingat yah guys, jadilah aktor sosial dgn membangun gerakan-gerakan sosial, & membangun pemerdayaan dlm penduduk . Dengan demikian, habitus inilah yg akan menolong kita mendulang suara saat pesta demokrasi atau pemilu legislatif berjalan.

Kedua, Mendirikan Komunitas Sosial. Politisi muda memiliki banyak inspirasi & pemikiran yg bisa dituangkan dlm lingkungan penduduk . Ide & gagasan itu mampu dipraktekkan dgn menciptakan komunitas sosial. Silahkan diseleksi, ingin bergerak dlm bidang apa, bisa saja dlm bidang pendidikan, bidang sosial, atau dlm bidang pertanian & perkebunan, mirip membuat komunitas dlm dunia pendidikan, dgn turun langsung ke masyarakat melaksanakan sosialisasi tentang dunia pendidikan, misal sosialisasi perihal beasiswa, mengenalkan kampus-kampus terbaik, atau memperlihatkan motivasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak pada masyarakat atau orang tuanya, & pola lainnya.

Bisa pula mendirikan komunitas yg bergerak dlm bidang sosial, yaitu komunitas yg bergerak dlm menolong kepentingan masyarakat, seperti menawarkan sokongan hukum, atau menciptakan komunitas yg peduli terhadap fenomena sosial dlm penduduk , seperti komunitas peduli lingkungan, dgn bergerak memperlihatkan sosialisasi pentingnya ekosistem alam, & kebersihan lingkungan pada masyarakat, belum dewasa, cukup umur, & unsur dlm masyarakat itu sendiri.

Dengan cara itulah, caleg muda mampu membangun basis bunyi, & proses sosial dlm menerapkan kebiasaan-kebiasaan atau habitus untuk menerima basis suara, yah dgn impian pada ketika pemilihan legislatif, nama kita sudah familiar & diseleksi oleh masyarakat.

Mari kita mulai dgn turun langsung mendirikan komunitas sosial untuk kepentingan masyarakat & komunitas yg bergerak untuk perkembangan penduduk banyak.

Ketiga, Bersilahturahim dgn Masyarakat. Selain menjadi aktor sosial & menjadi founder suatu komunitas sosial, sebagai caleg muda, rajin-rajinlah untuk membangun kebiasaan bersilahturahim dgn penduduk , mampu dgn tokoh cowok, tokoh agama, tokoh penduduk yg di tuakan, & tokoh yg bergerak dlm bidang wanita.

Silahturahim ini tak kita kerjakan pada saat menjelang kampanya saja, tetapi telah jauh hari kita lakukan silahturahim tersebut.

Keempat, Mulailah dr Sekarang untuk nge-Branding Diri di Media Sosial. Media sosial adalah ladang suara. Berjuta pengguna ponsel pintar aktif di jejaring media umum, baik itu pengguna facebook, instagram, twitter, & media sosial yang lain. Hanya dgn genggaman semua orang dapat mengakses medsos dlm hitungan detik saja. Oleh karena itu, penting bagi kita caleg muda untuk membangun branding di media sosial.
Data yg dikutip dr halaman inet.detik.com, Berdasarkan observasi yg dilaksanakan oleh We Are Social yg berafiliasi dgn Hootsuite, menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yg terbilang aktif di media sosial (medsos).

Laporan We Are Social mengungkapkan bahwa total populasi Indonesia meraih 265,4 juta jiwa, sedangkan pengguna internetnya setengah dr populasi, yakni sebesar 132,7 juta.

Bila dilihat dr jumlah pengguna internetnya, maka mampu dikatakan seluruh pengguna internet di Indonesia telah mengakses medsos. We Are Social mengatakan 132,7 juta pengguna internet, 130 juta diantaranya pengguna aktif di medsos dgn penetrasi 49%.

Sedangkan dr jumlah perangkat, We Are Social menyampaikan unique mobile users menjamah angka 177,9 juta dgn penetrasi 67%. (Sumber : [Preview ##eye##])
130 juta orang Indonesia. Kebayang ya guys ! Pentingnya membangun branding di media sosial (dunia internet), dgn impian kita mampu mensugesti basis suara di dunia maya, & kita pula bisa memperkenalkan diri kita pada masyarakat dengan-cara efektif.

Dengan adanya tunjangan media sosial kita dapat menerapkan habit atau kebiasaan kita dlm menjalankan kegiatan-kegiatan sosial kita selaku aktor sosial. Secara tak langsung kita mampu mempengaruhi dukungan bunyi kita, & pula dapat meminimalkan biaya kampanye kita.

Oleh sebab itu, sebagai kandidat caleg muda, telah sewajarnya kita melakukan kegiatan-kegiatan politik atau aktivitas politik yg mencerdaskan & dgn cara-cara yg kreatif. Mulailah untuk membangun kebiasaan-kebiasaan di lingkungan masyarakat.

Secara singkat, postingan ini cuma membahas habitus sebagai salah satu cara yg bisa kita terapkan dlm mendulang suara untuk caleg muda yg berpartisipasi dlm arena politik. Nah, lanjutan dr artikel ini kita akan membahas wacana Arena, & Modal teori dr Bourdieu.

Sumber bacaan/refrensi : Buku Postmodernisme Teori & Metode oleh Dr Akhyar Yusuf Lubis