close

Sejarah Danau Singkarak Padang Permulaan Terbentuk

Sumatera Barat memang menyimpan banyak daya tarik alam yg mempesona untuk disinggahi para wisatawan, salah satunya adalah Danau Singkarak. Danau tektonik yg dikelilingi oleh bukit ini terletak di desa Singkarak, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Danau ini mempunyai luas kurang lebih 107,8 kmĀ² & membentang di dua kabupaten sekaligus,yaitu kabupaten Solok & kabupaten Tanah Datar. Kedalaman Danau Singkarak meraih 268 meter & ketinggiannya 36,5 meter di atas permukaan maritim. Danau ini pula disebut-sebut selaku danau terluas kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba.

Letak geografis Danau Singkarak berada pada titik koordinat 100,30 Bujur Timur (BT) & 0,360 Lintang Selatan (LS). Luas permukaan air danau ini mencapai 11.200 hektar dgn lebar kira-kira 6,5 kilometer, panjang 20 kilometer & kedalaman 268 meter. Danau ini mempunyai tempat ajaran air sepanjang 1.076 km dgn curah hujan 82 hingga 252 milimeter per bulan.

Pada isu terkini liburan, keindahan panaroma alam danau Singkarak senantiasa menguras para wisatawan, khususnya menjelang ramadhan & libur hari raya. Selain sebagai objek rekreasi, danau yg menyimpan kisah mistis ini setiap tahunnya pula dijadikan selaku tempat mengadakan event internasional yakni balap sepeda. Event ini diselenggarakan oleh Amaury Sport Organization, forum Event Organizer (EO) balap sepeda tingkat internasional di Prancis, & didukung oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Artikel lain:

Awal Terbentuk

Dalam menerangkan bagaimana Danau Singkarak itu terbentuk, para hebat mengungkapkannya dgn model yg berlawanan-beda. Beberapa versi tersebut adalah:

  1. Geolog Belanda yg berjulukan Van Bammelen pernah menyebut bahwa Danau Singkarak yaitu sisa gunung api raksasa yg meletus & kalderanya membentuk danau seiring dgn kemajuan lempeng yg memotongnya. Oleh karena itu, ia menyebut danau ini selaku danau tekto-vulkanik.
  2. Berbeda dgn Van Bammelen, Geolog senior dr ITB yaitu Mudaham Taufick Zen menyampaikan bahwa Danau Singkarak terbentuk akibat proses tektonik, yakni pergeseran sesar-sesar (patahan) bumi yg ada di sekitarnya. Pergesaran tersebut membentuk cekungan yg kemudian terisi air & menjadi Danau Singkarak.
  3. Danny Hilman & Kerry Sieh beropini hampir sama dgn Zen. Mereka menyertakan bahwa evolusi Danau Singkarak berawal dr pergeseran sesar sepanjang 3 km, kemudian meningkat 8 km, berkembang lagi 13 km & dikala ini sudah meraih 23 km. Jika terjadi gempa bumi, Danau Singkarak bisa bertambah lebar seiring perubahan dua sesar yg mengapitnya.

Air yg berada di Danau Singkarak berasal dr dua sungai besar yakni sungai Batang Sumani & sungai Batang Sumpu, & mengalir ke sungai Batang Ombilin. Sebagian air lainnya dr Danau Singkarak ini dialirkan lewat terowongan yg menembus Bukit Barisan ke sungai Batang Anai untuk menggerakkan generator Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Singkarak yg letaknya di kawasan akrab Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.

Di tepi Danau Singkarak, ada suatu prasasti peninggalan sejarah yg disangka berhubungan dgn sejarah Minangkabau. Prasasti yg sudah terbenam beberapa meter ke dlm danau tersebut adalah Batu Besurek (kerikil bertulis). Di bawah kerikil basurek terdapat batu bajanjang (tangga watu) yg turun ke dlm danau. Di tengah danau, tangga kerikil tersebut mencolokke atas & turun lagi sedalam 1 km & naik lagi hingga ke pantai seberang Jorong Sudut Sumpur. Bagian tangga yg meninggi itu hanya beberapa meter di bawah air permukaan danau, & di kanan-kiri batu bertulis itu terdapat gua-gua.

Informasi ini telah beredar sejak lama, yaitu pada bulan Agustus tahun 1970 lewat pelatihan Sejarah & Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar yg diadakan oleh Tim Research Pengumpulan Data-data Sejarah Minangkabau. Namun sejak informasi ini beredar hingga saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut yg dilakukan untuk mengungkap keterangan dengan-cara utuh mengenai prasasti tersebut.

Artikel yang lain:

Ekologi

Menurut penuturan para ahli ekologi, di Danau Singkarak terdapat 19 spesies ikan air tawar. 19 spesies ikan itu yakni:

  1. Ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus Padangensis),
  2. Ikan Asang/Nilem (Osteochilus Brachmoides),
  3. Ikan Rinuak (Psilopsis Sp)
  4. Ikan Sasau/Barau (Hampala Mocrolepidota),
  5. Ikan Turiak/Turiq (Cyclocheilichthys de Zwani),
  6. Ikan Lelan/Nillem (Osteochilis Vittatus),
  7. Ikan Gariang/Tor (Tor Tambroides),
  8. Ikan Kapiek (Puntius Shwanefeldi),
  9. Ikan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka),
  10. Ikan Baung (Macrones Planiceps),
  11. Ikan Kalang (Clarias Batrachus),
  12. Ikan Jabuih/Buntal (Tetradon Mappa),
  13. Ikan Kalai/Gurami (Osphronemus Gurami Lac),
  14. Ikan Puyu/Betok (Anabas Testudeneus),
  15. Ikan Sapek/Sepat (Trichogaster Trichopterus),
  16. Ikan Tilan (Mastacembelus Unicolor),
  17. Ikan Jumpo/Gabus (Chana Striatus),
  18. Ikan Kiuang/Gabus (Chana Pleurothalmus),
  19. Ikan Mujaie/Mujair (Tilapia Pleurothalmus).

Dari 19 spesies ikan yg hidup di Danau Singkarak, tiga spesies yakni ikan Bilih/Biko, ikan Asam/Nileng & ikan Ranuak memiliki populasi terbanyak. Bahkan berdasarkan para hebat, ikan Bilih/Biko diperkirakan cuma mampu hidup & meningkat di dlm Danau Singkarak.

[AdSense-C[

Cerita Mistis

Di balik keindahan alamnya, ternyata Danau Singkarak pula menyimpan cerita mistis. Cerita ini dikenali dr penuturan masyarakat lokal yg tinggal di sekeliling Danau Singkarak. Menurut mereka, ada sekumpulan mahluk mistik yg tinggal di Danau Singkarak yg selalu meminta tumbal insan setiap tahunnya. Akan tetapi, tumbal yg diminta bukan berasal dr warga Singkarak, melainkan orang dr luar Singkarak.

Belum diketahui dengan-cara terang alasannya, tetapi berdasarkan kisah yg banyak beredar, mahluk gaib di danau itu memang tak bisa mendapatkan warga Singkarak selaku tumbal. Biasanya, sebelum berenang atau menaiki kapal, para wisatawan dr luar Singkarak diusulkan untuk minum air putih dr Singkarak atau air Danau Singkarak. Dengan cara seperti itu, dengan-cara otomatis para pelancong sudah menjadi warga Singkarak.

Selain itu, kalau hari raya idhul fitri atau idhul adha jatuh pada hari Jumat, mahluk gaib pula diyakini sedang melaksanakan pesta besar di dlm Danau tersebut. Jadi, pada hari itu biasanya warga setempat atau wisatawan menyingkir dari aktifitasnya di Danau (mirip berenang, berlayar & lain-lain) untuk menyingkir dari hal-hal yg tak diinginkan.

Baca juga:

Cerita lain yg pula sudah beredar di masyarakat adalah adanya terowongan penghubung antara Danau Singkarak dgn Danau Maninjau. Namun kisah perihal keberadaan terowongan ini masih menjadi misteri, alasannya hingga saat ini belum ada observasi yg bisa membuktikannya dengan-cara ilmiah.

  Sejarah Museum Jendral Sudirman Magelang Terlengkap