Soto betawi merupakan salah satu warisan masakan nusantara yg layak dijaga keberadaannya. Soto ini merupkan soto yg berasal dr Kota Jakarta. Soto betawi merupakan soto santan dgn isian daging sapi beserta jeroan & organ binatang yang lain. Banyak orang yg menggemari jenis soto ini. Penggemarnya tak hanya orang di Jakarta, namun pula penduduk lain di aneka macam wilayah di Indonesia. Soto Betawi memiliki sensasi rasa gurih unik yg pastinya berlawanan dgn soto lainnya. Meski sudah terkenal, tetapi tak banyak yg mengenali sejarah dr kuliner orang Betawi ini. Artikel ini akan menjelaskan soto betawi, bagaimana sejarahnya serta sejarah masakan betawi yang lain.
Baca Juga :
Sejarah Soto Betawi
Sebelum mengatakan ihwal soto betawi & masakan betawi yang lain, ada baiknya kita mengenal perihal betawi apalagi dulu. Betawi ialah cikal bakal dr Ibukota DKI Jakarta. Betawi pula menjadi ungkapan bagi penduduk orisinil Kota Jakarta. Sejarah betawi mempunyai keterkaitan dgn budaya Cina & Belanda yg berkembang di Batavia pada masa lalu. Di tahun 1740, banyak orang Cina yg merantau ke Batavia menentukan untuk berontak dr Belanda yg dikala itu menjajah Indonesia. Pemberontakan ini menghasilkan pertumpahan darah antara orang keturunan Cina dgn prajurit Belanda. Di ketika inilah, percampuran budaya membaur antara warga asli Betawi dgn pendatang. Belanda pun terus membangun Batavia menjadi sentra pemerintahan Belanda pada ketika itu. Belanda pula membangun pelabuhan gres sesudah Sunda Kelapa bernama Tanjung Priok. (Baca Juga : Sejarah Freeport)
Di kala ke 20, kota Batavia terus berubah menjadi kota metropolitan dgn penduduk lebih dr 116 ribu jiwa. Selanjutnya, sesudah perang dunia kedua meletus, Jepang menduduki Indonesia & menguasai Batavia. Dari sinilah Batavia diganti namanya menjadi Jakarta. Kemudian Kota Jakarta menjadi kota besar & pusat pemerintahan Republik Indonesia sampai dikala ini. Mayoritas penduduk orisinil Betawi yg menetap di tengah kota mulai memasarkan tanahnya lalu pindah ke pinggiran Jakarta mirip Kebayoran, Condet & Jagakarsa. DI tahun 1970an, pemerintah menetapkan Condet selaku tempat cagar budaya Betawi yg bermaksud untuk melestarikan kebudayaan Betawi agar tak punah. (Baca Juga : Sejarah Makanan Khas Palembang)
Nama soto betawi dikenal oleh masyarakat lazim di tahun 1977 / 1978. Meski begitu, soto betawi sudah dijual & dikenal beberapa kalangan penduduk sebelumnya. Nama soto betawi pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po. Beliau yaitu penjual soto pertama yg menggunakan istilah Soto Betawi untuk memasarkan sotonya. Soto betawi ini dijual di THR Lokasari atau Prinsen Park. Soto betawi ini hadir dgn rasa yang sangat khas. Pada tahun tahun itu, nama soto biasanya disebut sebagai soto Pak ‘X’ & sebutannya lainnya, tergolong untuk soto betawi. Nama soto betawi mulai populer & banyak dipakai oleh penduduk setelah pedagang soto itu tutup di tahun 1991. Sejak dikala itulah soto betawi menjadi populer di seantero Jakarta & banyak kota lain di Indonesia.
Baca Juga :
- Peninggalan Kerajaan Cirebon
- Peninggalan Kerajaan Demak
- Peninggalan Kerajaan Majapahit
- Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Perkembangan Soto Betawi
Sebagaimana yg disebutkan diatas, soto betawi adalah masakan khas Kota Jakarta. Soto betawi pada dasarnya adalah soto dgn kuah santan yg isinya sangat beragam & tergolong unik. Isian soto betawi bisa berupa dagin sapi, jeroan, organ sapi seperti mata sapi, torpedo & hati. Bahan utama dlm soto betawi ialah daging, jeroan & beberapa organ hewan yang lain. Dalam menciptakan soto betawi, daging & jeroan ini direbus dlm wadah yg terpisah. Kaldu yg digunakan dlm kuah soto betawi yakni kuah kaldu dr rebusan daging sapi. Setelah direbus, materi bahan tersebut kemudian diiris kecil kecil. Untuk membuat kuah soto betawi, bumbu yg mesti disediakan antara lain bawang merah, bawang putih, jahe, cabe, cengkeh, jinten, merica & garam. Bumbu ini dihaluskan & di tumis dgn daun salam & batang serai. Setelah matang, bumbu ini dicamput dgn air kaldu daging beserta isian dr soto betawi tergolong jeroan & organ lainnya. Kemudian tambahkan santan & susu untuk melengkapi sajian soto betawi. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kediri)
Dalam penyajiannya, soto betawi biasanya disertakan dgn tomat, daun bawang, seledri & bawang goreng. Bagian yg pula tak boleh ketinggalan dr soto betawi ialah emping. Soto betawi sangat nikmat dimakan bersama nasi hangat, emping yg krenyes, sambal, jeruk nipis & acar yg segar. Soto betawi mempunyai rasa yg gurih khas yg berbeda dgn soto yang lain. Campuran santan & susu menawarkan perpaduan rasa gurih santan dgn sensasi creamy dr susu. Bila Anda tak menggemari jeroan, Anda bisa memesan soto betawi dengan isian daging sapi saja. Soto betawi merupakan pilihan masakan yg mantap di makan siang Anda.
Baca Juga :
Sejarah Kuliner Betawi
1. Nasi Uduk
Nasi uduk rasanya sudah menjadi menu sarapan favorit banyak keluarga di Indonesia. Anda bisa menjumpai nasi uduk di banyak sudut kota jakarta. Nasi uduk yaitu nasi yg dimasuk dgn santan & bumbu seperti garam, daun serai, daun jeruk & daun salam. Nasi uduk biasanya disantap dgn ayam goreng, telur dadar, tempe kering, abon & pelegkap lainnya. Tidak lupa sobat nasi uduk yang lain mirip emping, kerupuk, timun, bawang goreng & sambal kacang yg nikmat. (Baca Juga : Candi Peninggalan Agama Hindu)
2. Nasi Ulam
Selain nasi uduk, Betawi pula memiliki kuliner nasi ulam. Berbeda dgn nasi uduk, nasi ulam tak dimasak dgn santan, melainkan cuma nasi biasa. Nasi ulam ditaburi dgn serundeng kelapa yg gurih. Teman makan nasi ulam adalah tempe goreng, telur dadar, tauge, timun & daun semanggi. Pelengkap yang lain mirip emping & bawang goreng tak boleh ketinggalan.
Baca Juga :
3. Pindang Bandeng
Pindang bandeng yaitu hidangan sarapan khas betawi. Pindang bandeng merupakan masakan seeprti semur dgn tambahan materi belimbing wuluh. Sejarahnya, orang betawi sudah merencanakan pindang bandeng dr sore di hari sebelumnya untuk disantap keesokan paginya. Biasanya mereka memakan pindang bandeng yg hangat dgn nasi sisa semalam. Rasa dr pindang bandeng ini enak & segar dr belimbing wuluh. Sangat lezat dgn nasi putih selaku sajian sarapan khas Betawi. (Baca Juga : Sejarah Candi Ratu Boko)
4. Gurame Pecak & Gabus Pucung
Dua kuliner ini merupakan kuliner betawi lainnya yg pula menarik untuk dibahas. Gurame pecak yaitu ikan yg dimasak dgn kuah yg lezat. Kuah pecak tampilannya mirip bumbu rujak dgn warna kuning & santan pekat. Sementara gabus pucung adalah ikan berkuah dgn warna kuah yg kehitaman, Kuah gabus pucung ini dibentuk dr pucung atau kluwak. Sekilas gabus pucung mempunyai kuah yg menyerupai dgn kuah rawon, makanan khas dr Jawa Timur. Kedua panganan berbahan ikan ini mempunyai rasa yg gurih & nikmat.
Baca Juga :
5. Ketupat Babanci & Ketupat Sayur
Ketupak babanci merupakan masakan khas Betawi yang sudah sungguh langka & sudah tak ada lagi yg menjual.Ketupat ini dikonsumsi dgn kuah santan berisi daging sapi & diberi aneka bumbu rempah mirip kemiri, bawang merah, bawang putih, cabe, & buah jali-jali. Sayangnya buah jali jali ini sudah tak tumbu lagi di Jakarta. Sementara Ketupat sayur ialah ketupat yg disajikan dgn sayur labuh atau pepaya muda yg diris halus dgn santan yg dimasak dgn bumbu kemiri, kunyit, bawang merah, bawang putih serta serpihan ebi. Biasanya pula dinikmati dgn kepingan ayam sayur & pula ditambahi dgn kerupuk. (Baca Juga : Sejarah Chichen Itza (Mexico))
6. Soto Tangkar, Sop Buntut & Sop Kaki Sapi
Soto Tangkar adalah soto berkuah santan yg berisi tangkar (pecahan daging tulang iga), sedangkan Sop Buntut ialah masakan sop dr tulang buntut sapi & Sop Kaki Sapi pula masakan sop dr tulang kaki sapi. Sejarah lahirnya soto & sop ini berawal pada dikala penjajahan Belanda. Pada masa itu, penduduk Betawi cuma mampu berbelanja tangkar, buntut & kaki sapi yg hanya berdaging sedikit untuk kemudian dimasak menjadi sajian yg enak. Tapi kini Soto Tangkar dapat disertakan dgn daging & beragam jeroan sapi sesuai selera. Walaupun kuahnya menggunakan santan, Soto Tangkar tidaklah termasuk klasifikasi “berat”. Lain halnya Sop Buntut & Sop Kaki Sapi yg dimasak tanpa santan sehingga lebih bening tetapi lebih berkaldu sapi. Ketiga sajian ini sangat dipengaruhi dgn budaya Belanda.
Baca Juga :
7. Bubur Ase
Makanan khas Betawi ini pula sudah sangat jarang ditemui penjualnya. Istilah “Ase” sendiri artinya adalah kuah semur yg encer. Bubur Ase adalah bubur nasi yg dikonsumsi dgn kuah semur, tetelan, serpihan tahu & kentang. Kemudian ada tambahan serpihan ketimun, lobak, lokio, sawi asin, taoge & sedikit cuka. Sebagai pelengkap ditaburi kacang tanah goreng, emping & kerupuk, serta sambal cabe rawit merah diulek. (Baca Juga : Sejarah Benua Amerika)
8. Gado-Gado & Ketoprak
Jadi begitulah sejarah soto betawi yg sungguh terkenal & sering dicari ketika berkunjung ke jakarta. Namun selain soto betawi, anda pula bisa menikmati beberapa sajian khas betawi yang lain yg tak kalah nikmat & lezat.