Karakteristik Perilaku Agresif
Secara lazim, yg dimaksud dgn gangguan emosi & sikap adalah ketidakmampuan yg ditunjukan dengan respons emosional atau sikap yg berbeda dr usia sebayanya, budaya atau norma sosial.
Ketidakmampuan tersebut akan mensugesti prestasi sekolah yaitu prestasi akademik, interaksi sosial & ketrampilan pribadinya. Ketidakmampuan ini sifatnya menetap & akan lebih terlihat jikalau sang anak berada dlm suasana yg dinikmati menegangkan olehnya.
Gangguan emosi & sikap dapat saja timbul bersama gangguan psikologis lain, contohnya ADD ( Attention Deficit Disorder) yaitu gangguan pemusatan asumsi (GPP) atau ADHD ( Attention Dificit and Hyperactive Disorder)yakni gangguan pemusatan perhatian & hiperaktivitas ( GPPH) ataupun retardasi mental.
Karakteristik dr persoalan perilaku & emosional ini sangat bermacam-macam. Berikut ini akan digambarkan karakteristik perilaku berangasan berdasarkan Masykouri (2005) :
Macam-macam Karakteristik Perilaku Agresif
1. Perilaku berangasan mampu bersifat verbal maupun nonverbal.
Bersifat ekspresi lazimnya lebih tergantung pada situasional bersifat nonverbal yakni perilaku agresif yg merupakan respons dr kondisi frustasi, takut atau murka dgn cara menjajal menyakiti orang lain.
Bentuk-bentuk perilaku bernafsu ini yg paling tampak yaitu menghantam, langgar, mengejek, berteriak, tidak ingin mengikuti perintah atau seruan, menangis atau menghancurkan. Anak yg pertanda sikap ini lazimnya kita anggap selaku pengganggu atau pembuat onar. Sebenarnya, anak yg tak mengalami duduk perkara emosi atu sikap pula menampilkan perilaku mirip yg disebutkan diatas, tetapi tak sesering atau seimpulsif anak yg mempunyai persoalan emosi atau sikap. Anak dgn perilaku berangasan lazimnya menerima masalah perhiasan mirip tak terima oleh sahabat-temannya (dimusuhi, dijauhi, tak diajak bermain) & dianggap selaku pembuat duduk perkara oleh guru. Perilaku kasar semacam itu biasanya diperkuat dgn ditemukan penguatan dr lingkungan berupa status, dianggap luar biasa oleh sahabat sebaya, atau didapatkannya sesuatu yg dikehendaki, termasuk menyaksikan temannya menangis saat dipukul olehnya.
2. Perilaku berangasan merupakan bagian dr sikap antisosial.
Perilaku anti sosial sendiri meliputi berbagai tindakan seperti langkah-langkah bernafsu, ancaman dengan-cara ekspresi terhadap orang lain, pertengkaran, perusakan hak milik, pencurian, suka menghancurkan (vandalis), kebohongan, pembakaran, kabur dr rumah, pembunuhan & lain-lain. Menurut buku panduan diagnostik (dalam Masykouri, 2005: 12.4) untuk gangguan mental, seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku antisosial (termasuk bernafsu) bila tiga di antara daftar perilaku khusus berikut terdapat dlm seseorang dengan-cara tolong-menolong paling tak selama enam bulan. Perilaku tersebut sebagi berikut.
- Mencuri tanpa menyerang korban lebih dr satu kali.
- Kabur dr rumah semalam paling tak dua kali selama tinggal di rumah orang renta.
- Sering berbohong.
- Dengan sengaja melaksanakan pembakaran.
- Sering mangkir sekolah.
- Memasuki rumah, kantor, mobil, orang lain tanpa izin.
- Mengonarkan milik oranglain dgn sengaja.
- Menyiksa binatang.
- Menggunakan senjata lebih dr satu kali dlm pertengkaran.
- Sering memulai langgar.
- Mencuri dgn menyerang korban.
- Menyiksa orang lain.
Meskipun dr ciri-ciri tersebut tampaknya sungguh jarang dilaksanakan anak usia sekolah, tetapi sebagai orang tua khususnya pendidik, perlu mencurigai agar perilaku-perilaku tersebut jangan hingga muncul tatkala anak beranjak akil balig cukup akal atau masa perkembangan cukup umur.
Makara seorang pendidik perlu jeli untuk mengenali tanda-tanda perilaku yg tak lazim pada anak didiknya sedini mungkin, sehingga perkara tersebut dapat dikerjakan lebih permulaan.