Mengenai kebudayaan perkotaan berdasarkan karakteristis masyarakat yg berbeda dgn bermacam-macam budaya yg dimiliki, maka untuk memahami perkotaan dengan-cara dasar dapat dipahami tatkala sebuah budaya dapat ditaruh dlm konteks pertumbuhan kebudayaan terbaru, utamanya pergulatan antara budaya objektif & budaya subjektif.
Dalam hal ini, Simmel mengindentifikasikan sejumlah komponen kebudayaan objektif, dlm hal ini contohnya perkakas, sarana transportasi, produk ilmu wawasan, teknologi, seni bahasa, ranah intelektual, kebijakan konvensional, pemikiran ideal.
Hal ini, dapat diarahkan banyak sekali keperluan kepada metode yg ditarik pada penjabaran pertumbuhan adanya kebudayaan objektif namun dlm hal ini, terganggu oleh tidakn adanya kebudayaan objektif namun yg terusik yg tak adanya menentukan jumlah & keanekaragaman produk manusia yg di dunia kekinian dgn adanya dalamnya individu.
Pembahasan mengenai Simmel ihwal kebudayaan objektif mampu dikaitkan dgn analisisnya mengenai bentuk interaksi. Yang pas dr hal ini, seperti kota metropolis selaku “arena orisinil” dr sebuah pertumbuhan kebudayaan objektif & merosotnya kebudayaan individu. Maka, aka nada efek dr hal ini contohnya korelasi antarmanusia, hubungan orisinil antarmanusia, serta kemerosotan kekerabatan sosial.
Pemahaman mengenai perkotaan menjadi pusat pembagian kerja yg mempunyai keutamaan dgn memfungsikan tugas kebudayaan sebagai kota untuk penyeimbangan kepada aneka macam kepentingan yg ada di masyarakat. Dalam hal ini, pembahasan mengenai imbas pembebasan terhadap pertumbuhan modern.