Pola sebuah kebudayaan penduduk Desa tak pernah berubah & senantiasa berorientasi pada masa lalu (the past) sehingga popular dgn sebuatan masyarakat tradisional. Pola kebudayaan tradisional masyarakat Desa, acap kali tak lepas dr proses pergantian.
Dalam hal ini, seringkali diamati dgn banyak sekali istilah yg dapat dimengerti dgn mudah pada masyarakat Desa. Proses perubahan masyarakat pedesaan, mampu dimengerti dgn banyak sekali ungkapan yg berafiliasi sosial & alam pada masyarakat pedesaan, khususnya yg tinggal pada masyarakat pedesaan.
Ketika, banyak sekali pandangan mengenai tata cara sosial penduduk mampu dipahami dgn aneka macam kebutuhan yg tampak pada masyarakat Desa, maka berbagai hal terkait dgn berbagai korelasi sosial penduduk pedesaan mampu dipakai dlm berbagai proses pergantian.
Berbagai cara terhadap pandangan suatu penduduk yg dimengerti dgn banyak sekali relasi sosial penduduk , yg terkadang dgn aneka macam problem teladan kebudayaan tradisional masyarakat Desa. Hal ini tentunya diputuskan dgn tiga standar, yakni ketergantungan yg tinggi terhadap alam, tingkat teknologi yg rendah tak mempunyai kemampuan untuk menguasai alam, & tata cara produksi pertanian yg hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Yang bearti bahwa dlm hal ini, dgn aneka macam tolok ukur untuk tak dipenuhi, maka keberadaan acuan kebudayaan tradisional penduduk Desa pula akan memudar atau bahkan lenyap. Maka, suatu masyarakat Desa telah tak tergantung lagi pada alam sebab terdapat sejumlah opsi okupasi, nonpertanian, tingkat teknologi yg sudah maju.
Dalam hal ini, dgn berbagai tata cara sosial masyarakat pedesaan, yg bisa berorientasi pada pencarian keuntungan (profit oriented), maka contoh kebudayaan masyarakat tersebu tak lagi bersifat tradisional.