Pada tahun 1511, bangsa Portugis sukses merebut & menduduki Malaka. Kemudian pada tahun 1512 Portugis tiba di Maluku.
Tanpa disangka pada tahun 1521 Spanyol muncul dari arah Filipina dgn kapal Trinidad dan Victoria yg dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan dgn Tidore, saingan berat Ternate. Portugis merasa tak bahagia ada saingan dr Spanyol di Tidore. Persaingan antara Portugis & Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 sukses teratasi melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa yakni Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku
Saat Portugis bersitegang dgn Spanyol, kekerabatan Ternate & Tidore kian memanas. Ternate meminta jaminan pemberian terhadap Portugis untuk menghadapi Tidore. Portugis dgn senang hati menyanggupi, dgn syarat mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Akibatnya rakyat Ternate sungguh dirugikan, mereka tidak lagi leluasa menjual rempah-rempah. Harga cengkih & pala ditetapkan oleh Portugis dgn sangat minim.
Di Maluku, selain monopoli perdagangan Portugis pula bertindak sewenang-wenang & kejam terhadap rakyat. Bahkan cenderung untuk menguasai wilayah. Keadaan ini menjadikan relasi yg semula terjalin dgn baik berkembang menjadi hubungan permusuhan. Puncak kontradiksi terjadi sehabis Portugis dgn licik membunuh Sultan Hairun, Raja Ternate.
Kebijakan Pemerintah Kolonial Portugis
Kekuasaan Portugis di Maluku berjalan cukup usang, sekitar tahun 1512 hingga 1641. Kebijakan-kebijakan yg dipraktikkan selama itu sangat kuat terhadap kehidupan penduduk Indonesia.
Berbagai kebijakan pemerintah kolonial Portugis.
a. Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku.
b. Menyebarkan agama Nasrani di daerah-daerah yg dikuasai.
c. Mengembangkan bahasa & seni musik keroncong Portugis.
d. Sistem monopoli jual beli cengkih & pala di Ternate.
Dengan kebijakan ini, petani Ternate tidak lagi mempunyai keleluasaan untuk menjual atau menentukan harga hasil panennya. Mereka mesti memasarkan hasil panennya hanya pada Portugis dgn harga yg diputuskan oleh Portugis. Akibatnya, petani sangat dirugikan, dan Portugis memperoleh keuntungan yg sangat besar.
Pengaruh dr kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia utamanya rakyat Maluku. Ada yg bersifat negatif & ada yg positif. Berikut ini aneka macam dampak yg ditimbulkan dr kebijakan-kebijakan Portugis.
a. Terganggu & kacaunya jaringan perdagangan.
b. Banyaknya orang-orang beragama Kristen di kawasan pendudukan Portugis.
c. Rakyat menjadi miskin & menderita.
d. Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis.
e. Munculnya rasa persatuan & kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.
f. Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/ kosakata & nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva, & lain-lain.
g. Seni musik keroncong yg populer di Indonesia sebagai peninggalan Portugis yaitu keroncong Morisco.
h. Banyak peninggalan arsitektur yang bercorak Portugis & senjata api/meriam di tempat pendudukan.
Kekuasaan Spanyol yg sempat menjalin korelasi dgn Tidore tak memiliki dampak yg berarti. Mengingat Spanyol secepatnya meninggalkan Tidore alasannya terbentur Perjanjian Saragosa.
Sumber : Buku IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII
Penulis : Sanusi Fattah Amin Hidayat Juli Waskito, Moh. Taukit Setyawan