Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori dan Pemikirannya

Teori Kontrol Sosial Travis Hirchi : Faktor Penyebab Kejahatan, Contohnya

Tetapi Marx adalah penggagas yg baik dlm gosip-isu perjuangan kelas. Salah satu sumbangsih yg ia berikan.

Terhadap pertumbuhan ilmu sosial khusus-nya sosiologi yaitu teori kelas sosial atau teori struktur sosial. 

Teori ini tergolong “grand theory” & masuk dlm teori klasik. Bagaimanakah bahwasanya sejarah & teori kelas bekerjsama?

Sejarah Kehadiran Kelas Sosial 

Marx sang sosialis menjelaskan keberpihakannya pada kelas bawah dlm karya-karyanya. 

Isi kajiannya yg bernas mirip The Communist Manifesto & Das Kapital acapkali berusaha menguraikan pemenuhan keperluan.

Yang lalu mengantarkan insan menjadi terbagi dlm kelas-kelas sosial. 

Pada pertengahan 1800-an, Marx mengamati gelagat kapitalisme yg berpakaian industrialisasi Monopoli industrialisasi menuntut bikinan yg lebih tinggi. 

Hubungan dlm proses produksi mengakibatkan adanya pembagian kerja. 

Pembagian kerja itu mendikotomi perbedaan antara pemilik alat produksi, & buruh selaku pemain drama yg tak mempunyai alat buatan.

Umanailo (2019), menjelaskan isi das capital yg membagi kelas menjadi tiga, yakni buruh upahan, kapitalis, & pemilik tanah. 

Dasar dr pembagian kelas ini berdasarkan upah, keuntungan, & sewa tanah. 

Teori Kelas Sosial

Marx mengemukakan (Umanailo, 2019), dlm The Communist Manifesto, penduduk terbagi dalam.

Dua kalangan utama yg saling berselisih ke dlm dua kelas yg saling berhadapan dengan-cara eksklusif, Borjuis & Proletar.

Apa itu Borjuis & Proletar?

Borjuis (Bourgeoisie)

Borjuis merupakan nama dr kelas penguasa/atas, lebih tepatnya mereka yg memiliki perlengkapan produksi. 

Kepemilikan tersebut mengakibatkan mereka menguasai arena industri, mengendalikan kelas di bawah mereka yg lazimnya diisi para buruh. 

Marx (Umanailo, 2019) membagi kelas borjuis menjadi dua, yakni selaku berikut. 

  Karya Michael Foucault : Profil dan Pemikirannya

Kelas Borjuis kecil, yakni sekumpulan borjuis yg berprofesi selaku pengusaha toko, pengrajin kecil.

Dan semacamnya yg kegiatannya lebih minim & jumlah tenaga kerjanya tak banyak. 

Kelas Borjuis mayoritas, yakni kelas yg diisi kapitalis & perusahan besar, dgn modal yg besar.

Penyerapan buruh tenaga kerja (juga pengeksploitasian) dengan-cara besar-besaran, kegiatan produksinya jauh lebih banyak. 

Kaum borjuis ini pula banyak jenisnya, mereka ini yaitu orang-orang yg menggunakan aneka macam propaganda supaya mengelabui kaum proletar. 

Misalnya penggunaan persetujuan atau perjanjian kerja. Kontrak ini tampakmerupakan kejelasan akan hak & kewajiban si pekerja/buruh. 

Nyatanya, persetujuan tersebut yaitu jebakan yg menertibkan kinerja pekerja, baik teknis, sikap, & target buatan. 

Pengaturan dlm banyak sekali segi di pekerjaan, mengakibatkan makin beratnya beban & penderitaan kaum proletar.   

Proletar (Proletariat)

Proletar merupakan kelas yg diisi oleh orang-orang yg tak memiliki alat produksi terlebih modal, sehingga bekerja mengabdi pada industrialisasi. 

Tekanan atas tuntutan kerja yg sama mengakibatkan kelas ini merasa senasib sepenanggungan.

Para kelas bawah ini hidup dlm kesulitan akhir sistem kapitalis yg ada. Buruh-buruh yg bekerja di sektor industri pabrikan menjadi terkotak-kotak dlm pekerjaan mereka. 

Dari sini pula keterampilan mereka kemudian disadap oleh label perusahaan, desain tersebut lalu disebut alienasi. 

Alienasi ialah kondisi keterasingan individu atau kelompok kepada tindakan yg mereka kerjakan yg tak mampu mendobrak kekuatan diatasnya. 

Misalnya, setiap barang produksi yg dibentuk oleh para buruh bergotong-royong mempunyai nilai lebih, akan namun buruh tersebut mendapat honor yg tak sepadan. 

Dia terjebak pada hak cipta yg dimilikinya, dgn label nama industri atau perusahaannya, padahal ia yaitu pembuat barang tersebut. 

  Teori Hegemoni Antonio Gramsci dan Contoh Kasusnya

Dimana terlihat bahwa ia tak bisa mengemasi barang sebagaimana yg dijalankan oleh perusahaan sebab tak mempunyai modal. 

Sesuai dgn materialisme historis yg dijelaskan diawal goresan pena ini, Marx mengatakan adanya pembagian kerja.

Hal ini pula menimbulkan para pekerja hanya melaksanakan satu aktivitas saja sehari penuh, misal bagian pengecek barang, serpihan pewarna barang, potongan pengemas barang, dll. 

Kondisi ini memotong kemampuan orang-orang & menerjunkan orang-orang dlm kebosanan. Inilah eksploitasi kapitalisme yg terjadi di dunia industri. 

Para pencuri, penjualkecil yg tak jelas, gelandangan, tunawisma, & sebagainya pula merupakan hasil dr ketidakberdayaan.

Kelas bawah atas hegemoni pemilik modal & pemilik alat buatan. 

Mereka ini disebut “Lumpen Proletariat”, orang-orang yg lebih kecil upahnya dr kaum proletar. 

Pertentangan antara kelas Borjuis & Proletar tak terlepas dr isi materialisme historis, mirip yg penulis jelaskan diatas. 

Atas ketidakberdayaan Proletar maka Marx memotivasi penduduk kelas bawah tersebut untuk melakukan revolusi sosialis supaya tak ada lagi kapitalisme. 

Revolusi ini lebih bermaksud untuk membongkar metode atau aturan klasik dlm aneka macam pekerjaan di sektor manapun, khususnya industrialisasi. 

Perubahan paradigma itu digesa oleh marx, ia menyampaikan bahwa keberadaan insan bukan atas fakta kelahirannya.

Apalagi ide kreatif & daya cipta yg dimilikinya, namun dihitung menurut aspek ekonomi yg bisa membuatnya bertahan hidup. 

Maka, ia pun mengusulkan pergeseran ekonomi liberalis menjadi ekonomi marxis yg kini kita kenal. 

Cita-cita Marx tak hanya mengganti sistem ekonomi, jauh dr itu ia hendak membuat suatu masyarakat yg tak perlu bertentangan lagi.

Karena ketidakadaan modal atau ketidak milikan akan alat buatan.

Penghargaan terhadap kerja para buruh mesti sama dgn apa yg mereka hasilkan, persetujuan tak lagi kaku, & lain sebagainya. 

  Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non-Marxist Beserta Tiga Tokoh Utamanya

Ketika semua itu telah terwujud, masyarakat tak mengakui lagi struktur kelas, maka sosialisme pun ada muncul dlm tata cara ekonomi tersebut. 

Sehingga kepemilikan kolektif atas sebuah alat produksi & modal, tersebut memperlihatkan laba yg lebih pada kaum proletar. 

Tidak ada lagi eksploitasi alasannya adalah mereka bisa memanajemen dengan-cara berdikari kerja industri. 

Inilah yg kita kenal dgn penduduk tanpa kelas. Meski utopis, nyatanya banyak serapa dr karya Marx yg membuat metode sosialis gres.

Semisal dlm politik, dimana kebijakan politik tersebut menyebabkan kepemilikan modal & alat produksi sarat atas nama negara & didedikasikan pada rakyat.  

Demikianlah teori kelas sosial ala Marx. Semoga menolong!

Nah itulah sekilas klarifikasi mengenai Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori & Pemikirannya. 

Sumber Referensi :

Umanailo, M. C. B. (2019). Pemikiran-fatwa Karl Marx.

Bahari, Y. (2010). Karl marx: sekelumit tentang hidup & pemikirannya. Jurnal Pendidikan Sosiologi & Humaniora, 1(1). Hlm. 1-9.