Ketika Wayang Berbicara Soal Budaya

Tak mampu dikata tatkala wayang tak seindah music yg disukai oleh setiap kalangan, khususnya anak muda. Tetapi, beruntungnya wayang begitu digemari oleh para pendatang. Hal ini pastinya, diperlukan usaha keras dlm memperkenalkan wayang untuk dicintai oleh bangsa, utamanya dlm hal eksistensinya di dunia Internasional.


Wayang dikenal sejak periode ke 10, pada masa kemudian wayang dinela sebagai hiburan rakyat yg mampu merasuk ke seluruh bagian penduduk , ningrat, rakyat jelata, pemangku pemerintah, golongan tua, &  golongan muda. Begitu popular tatkala itu, namun bagaimana dgn kini? Perubahan pewayangan sudah terlibas dlm budaya pop barat.

Sebagai warisan yg indah & bernilai tinggi, wayang sudah seharusnya untuk dipertahankan & dilestarikan, serta diperkenalkan kembali. Hal yg menawan untuk dikenali dlm penghidangan, mirip wayang dua dimensi, biasanya jenis ini terbuat dr kulit yg ditatah & disungging. Kala dipentaskan dalang, wayng dimainkan kedepan layar & diterangi lampu. Kemudian, wayang tiga dimensi dimana wayang jenis ini yang dibuat dr kayu seperti wayang golek sunda.
Baca Juga :
Mengetahui Keberadaan Museum Penerangan

Sementara untuk mengenal wayang utama mampu dilihat dr koleksi utama, diberbagai perangkat gamelan yg mendukung pagelaran wayang, yakni kendang, gambang, saron, kenong, bonang, peking, gender, & gong. Yang mempesona dr koreksi wayang museum ini, wayang-wayang dr banyak sekali daerah di Indonesia menjadi benda bernilai historis tinggi & dipamerkan dilantai dua museum wayang. Nah, asal wayang ada dibeberapa wilayah mirip Jawa, Bali, Lombok, & Sumatera. Ada juga, wayang-wayang di luar negeri adalah, dr Indoa, Pakistan, Malaysia, Polandia, Inggris, Suriname, Kolombia, Tiongkok, Prancis, Thailand, & Amerika. Wayang jenis tersebut, berasal dr Wayang Golek,Wayang kulit, Wayang Mainan, & Wayang Boneka.

  Sunan Kalijaga - Raden Said