Perubahan memang penting, hal ini tak mampu dielakan tatkala aneka macam relasi masyarakat yg dapat diketahui dgn relasi awalnya pada bidang agraris menuju penduduk industri, bila orientasi penduduk itu mulanya pada bidang agraris.
Maka, perubahan itu memang penting & tak dapat dihindarkan sebab anggota serta pada suku bangsa yg pula ikut berperan dlm desain pergantian yg dimaksud. Kemudian, bila dikenali dgn sistem yg dijelaskan diatas maka, aneka macam perkembangan yg dilihat masuknya budaya ajaib, mirip budaya India, budaya Islam dgn budayanya serta agama yang lain yg tak lepas dr perkembangan budaya & agama di Indonesia.
Ketika, persepsi perihal kemajemukan maka apa yg diajukan oleh Furnivall mampu dilihat bahwa kemajemukan atau pluralitas masyarakat Indonesia yg dibuat sejak masa Hindia Belanda, untuk mampu diketahui menurut sistem pemerintahan, ekonomi, sosial serta politik dgn banyak sekali ragam budaya serta suku yg dimengerti dgn aneka macam kekerabatan pluralisme yg tak lagi bersifat vertikal.
Tetapi, sebab adanya pergeseran situasi politik yg pula sudah berubah, dlm pandangannya kekuatan politik kolonial masih akan menempel & begitu concern dlm mempertahankan status-qou pluralitas masyarakat Indonesia atas dasar perbedaan, aksesibilitas & control atas kekuatan politik kolonial yg bersama-sama pada masa Perang Dunia II.
Sejak masa kemerdekaan itulah, berbagai sistem politik mengalami pergantian berdasarkan Negara & bangsa Indonesia yg pada ketika itu dihadapkan perihal pluaralisme Horizontal. Karena, pada masa itulah maka diketahui dgn korelasi seperti ikatan kekerabatan, ras, bahasa, & agama, serta suku bangsa.