Eksistensi pada pola kebudayaan tradisonal tak cuma seperti yg dikenali dr Paul H. Landis diatas, yg memiliki kekuataan luar desa (supradesa), seperti imbas pada struktur kekuasaan tertentu yg mendominasikan desain tentunya tak dipertimbangkan oleh Landis.
Hal yg mampu di memahami perihal pedesaan pastinya memiliki tolok ukur terhadap banyak sekali konsep pembangunan. Berdasarkan pembangunan disana, banyak sekali kebutuhan serta ekonomi yg bersifat liberal yg menempatkan pemerintahan dlm tata cara sosial & ekonomi serta menempatkan pemerintah dlm peran yg pasif, serta tak ikut campur tangan terhadap kehidupan masyarakatnya.
Berbeda Negara akan mempunyai peran serta yg tak mempunyai kehidupan masyarakat desa yg lebih bebas dlm menentukan arah, bentuk & dinamikanya. Karena, dlm hal ini mempunyai peran serta kepada aneka macam kebutuhan masyarakatnya.
Setiap evolusi yg di pahami pada penduduk disana, merupakan salah satu contoh kepada dinamika mereka pada penduduk Barat, berbeda dgn migrasi masyarakat yg berasal dr Eropa, dimana penduduknya memiliki peran serta kepada bentuk, arah & dinamikanya.
Berbeda, sekali dgn penduduk desa di sini, faktor yg disebutkan berdasarkan faktor alam, tingkat teknologi yg rendah, khususnya pada sistem bikinan yg subsisten. Maka, dikenal dgn tata cara supradesa, dgn diketahui dgn tata cara korelasi, metode riligi serta kelompok etnis.
Gambaran, perihal penduduk pedesaan, merupakan bagian dr sistem dinamika yg berjalan seiring dinamis pada penduduk desa.