Para jago ilmu sosial pernah meyakini bahwa semua jenis teknologi meningkat dgn sendirinya atau meningkat dgn independent. Menurut pandangan mereka dlm hal ini, pergeseran teknologi terjadi selaku hasil kumulatif kekuatan intensif insan. Kapan pun bentuk teknologi itu timbul, orang dengan-cara otomatis akan mempergunakannya. Hal ini dikarenakan faedah yg diberikan dr teknologi tersebut.
Seorang hebat ilmu sosial yg berjulukan Ester Boserup pernah menyatakan bahwa orang tak mempunyai keinginan untuk hidup dgn cara yg sederhana & semudah mungkin. Tetapi cenderung memunuhi kebutuhan subsistensinya dgn beraktivitas & bekerja. Oleh sebab dgn menggunakan teknologi baru dengan-cara actual mengakibatkan manusia beralih pada metode baru tanpa kondisi khusus. Pendapatnya perihal hal ini, bahwa akidah adanya meningkatkan teknologi aka nada tekanan penduduk. Tekanan penduduk timbul tatkala pertumbuhan penduduk menekan sumber konsumsinya.
Dari hal tersebut pula, maka pada titik inilah manusia mulai mengintensifkan produksi. Mereka memakai bentuk teknologi baru & memproduksi lebih banyak keperluan pangan. Jika pada penduduk holtikultura sederhana contohnya, mulai memakai teknik-teknik masyarakat holtikultura intensif, begitu pula penduduk holtikultura intensif mungkin berpindah ke pertanian yg memakai bajak.
Perubahan tersebut, mampu dikenali tatkala adanya pergeseran teknologi pertanian dr cangkul, bajak menjadi traktor. Dalam hal ini, maka mampu dibilang bahwa perubahan teknologi akan mendorong pergantian pada sistem sosial di dlm masyarakat pertanian & mengembangkan kesejahteraan keluarga petani. Tips untuk mengetahui itu, lakukan perjalanan kecil ke pinggiran kota untuk mendapatkan pedesaan & pelajari dampak dr pergantian teknologi pertanian.