Pembangunan Manusia Berdasarkan Kapasitas ?

Pembangunan insan yg baik, merupakan suatu sistem birokrasi yg dibangun dr tata cara skema yg dibentuk berdasarkan aturan yg seharusnya dikenali lewat perangkat terkecil dr tata cara tatanan politik yakni Walikota, Bupati, Gubernur. Sementara, dilalui oleh Kebijakan melalui legislatif, eksekutif, & berbagai organisasi non pemerintah.


Masing-masing peran mempunyai perilaku terhadap pembangunan insan yg benar. Hal ini, dapat diperoleh dgn sistem sosial budaya mereka masing-masing. Sehingga, pembangunan manusia tak hanya menurut keinginan atau ambisi yg ingin dicapai.


Tetapi, dlm hal ini mereka berperan terhadap perbaikan sumber daya manusia. Seringkali, hal ini, disalah gunakan sehingga kewenangan serta ambisi untuk lebih unggul, mala akan menimbulkan metode sosial budaya di masyarakat berganti.


Dengan hal ini, ditepatkan dgn aneka macam pola problem kesehatan di masyarakat, serta berbagai tata cara pendidikan, & aneka macam hal terkait dgn pembangunan yg menurut sistem sosial penduduk .


Hal ini, kadang kala keliru dlm merespon berbagai problem yg seharusnya, bukan menjadi bagiannya. Akibatnya, akan mempunyai dampak pada pembangunan Nasional, penghambat bagi metode ekonomi, sosial, budaya serta politik.


Dengan begitu, akan diketahui dgn berbagai persoalan layaknya manusia sehingga, pendekatan cuma berdasarkan budaya, tanpa terkecuali. Pembangunan saat ini, menjadi buah pedoman bagi ilmuwan terutama sosiolog dlm mengerti fenomena ini, diberbagai daerah.


Baca Juga : Hello Surabaya ?


Akan berbeda, dgn Negara maju yg memiliki mutu sumber daya manusia yg baik, serta Negara maju yg sudah siap dlm menghadapi persaingan Global. Persoalan seperti ini, sudah disalah gunakan bagi setiap pimpinan wilayah.


Tanpa disadari dgn berbagai peran yg dikenali jelek dlm pencapaian pembangunan yg baik. Selayaknya dgn metode budaya masih berlawanan. Dampak jelek akan mengarah pada pola pikir yg tak baik, bagi insan itu sendiri,. Sehingga, kehilangan kesadaran sebagai individu atau manusia.

  Teori Etnometodologi Harold Garfinkel : Profil, 5 Fokus Kajian, Keunikan