Dimana-mana, tempat hujan turun terus menerus & berlimpah sepanjang tahun, & ada suhu tinggi, tanah akan diselimuti hutan tropis yg lebat. Hutan seperti itu yaitu, salah satu musuh paling besar bagi kegiatan insan. Tepat, pada penduduk pedesaan yg hidup sekitar hutan harus memahami bagaimana dinamika masyarakat sosial yg hidup sepanjang pertumbuhan penduduk selaku insan.
Ketika, aneka macam hubungan sosial masyarakat memiliki tugas terhadap dinamika sosial & budaya penduduk , maka aneka macam keterhubungan budaya menempel pada metode sosial & budaya berdasarkan tumbuhan tropis, bab kepulauan yg paling pantas dihuni manusia menurut curah hujan tak terlau banyak tetapi memadai untuk menghalangi kekeringan.
Budaya tersebut, biasanya dapat ditemukan pada masyarakat pedesaan yg lazimnya tinggal menurut budaya mereka terhadap alam ciptaannya. Ketika, banyak sekali korelasi penduduk yg menyerupai berbagai kekurangan sosial penduduk dgn demikian dapat diketahui menurut dinamika budaya. Biasanya tempat mirip itu tak cuma ada di Kalimantan, namun Jawa juga.
Pulau yg mempunyai berbagai peradaban Hindu yg diciptakan monument yg paling indah, disinilah kawasan raja-raja Jawa berada tatkala itu. Berbagai pengetahuan terhadap hutan lazimnya lekat pada tradisi mereka. Karena, hal ini menurut dgn dinamika budaya mereka terhadap alam.
Berbeda, pada masa Belanda yg menetapkan untuk menempatkan pusat pemerintahan, dimana kepadatan penduduk, serta mata pencaharian yg mereka miliki. Berbagai kekerabatan budaya yg mereka pahami berdasarkan susukan yg punyai berdasarkan tata cara budaya mereka.
Akan berbeda, jikalau di Sumatera dimana kontrak1949, diklaim Indonesia sebagai daerah yg diklaim ihwal Belanda berdasarkan argumentasi legal & politis.